Ana səhifə

Untuk perguruan tinggi


Yüklə 1.49 Mb.
səhifə28/30
tarix26.06.2016
ölçüsü1.49 Mb.
1   ...   22   23   24   25   26   27   28   29   30

a. Tugas Individual


  1. Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi di bidang ekonomi bagi Indonesia?

  2. Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi di bidang politik bagi Indonesia?

  3. Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi di bidang sosial budaya bagi Indonesia?

  4. Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi di bidang hankam bagi Indonesia?

  5. Jelaskan menurutmu, apa saja yang harus dilakukan Indonesia untuk menghadapi globalisasi tersebut!

  6. Apa saja sisi positif dan sisi negatif dari globalisasi bagi bangsa Indonesia?

  7. Jelaskan bahwa globalisasi itu merupakan tantangan tetapi sesungguhnya juga merupakan peluang bagi bangsa Indonesia!

  8. Jelaskan mengapa kemampuan untuk berkompetisi di segala bidang bagi suatu bangsa sangat penting pada era globalisasi sekarang ini!


b. Tugas Kelompok

Diskusikan dengan teman dan gurumu tentang bagaimana sebaiknya posisi yang harus diambil bangsa Indonesia agar dapat mengambil keuntungan serta menghindari kerugian yang diakibatkan oleh globalisasi!




D. Menyikapi Dampak Globalisasi


1. Menyikapi Derasnya Arus Informasi dari negara Maju

Kini dunia ini seolah tanpa memiliki lagi batas-batas wilayah. Di belahan dunia yang satu seseorang dapat dengan mudah dan jelasnya berbicara lewat telepon atau satelit dengan seseorang yang tengah berada di belahan dunia yang lain. Kita bisa menyaksikan Olimpiade Atlanta di kota Atlanta Amerika Serikat dari Indonesia lewat satelit, seperti siaran langsung TV, tanpa ada perbedaan waktu dan wilayah, persis seperti yang bisa disaksikan oleh orang-orang di tempat kejadian. Kita juga bisa berbicara lewat tulisan melalui internet, yang berarti tanpa ada sensor dari tangan siapapun. Dengan alat canggih tersebut, keglamouran dan kebebasan berlebihan yang terjadi di Hollywood Amerika Serikat detik itu juga bisa kita saksikan di Indonesia dalam waktu yang bersamaan. Begitu juga penderitaan yang terjadi di Etiopia detik itu juga bisa kita saksikan di sini, jika kejadian itu disiarkan secara langsung melalui satelit.

Dalam era globalisasi terjadi pertemuan dan gesekan nilai-nilai budaya dan agama di seluruh dunia yang memanfaatkan jasa komunikasi, transportasi dan informasi hasil modernisasi teknologi tersebut. Pertemuan dan gesekan ini akan menghasilkan kompetisi liar yang berarti saling dipengaruhi (dicaplok) dan mempengaruhi (mencaplok).

Sebagai contoh, dengan antena parabola dan berlangganan Indovision (TV berlangganan), maka kita bisa menghadirkan dunia ke kamar kita melalui TV. Kita akan menerima suguhan berita, adegan, peristiwa, dan semacamnya yang tidak mungkin bisa kita saksikan secara langsung. Dari sekian banyak jenis dan dari sekian banyak negara dan budaya yang bermacam-macam, kita dipaksa menyaksikan hal-hal tersebut. Sudah barang tentu akan terjadi gesekan, tabrakan, dan kompetisi nilai budaya dan semacamnya.

Contoh tersebut bisa dipersempit. Bagaimana dan apa yang terjadi jika kita menyaksikan semua acara yang ada di TV (jika perlu seluruh saluran), sejak kita bangun tidur hingga tidur kembali. Itulah contoh kecil globalisasi. Jika kita pergi ke mall atau pusat perbelanjaan, mode pakaian serta makanan, adalah contoh lain dari dampak globalisasi. Kita akan sulit sekali untuk menyaksikan orang Jawa memakai blangkon, dan ibu-ibu memakai kebaya, kecuali mereka sedang menjadi penerima tamu dalam acara perkawinan. Dari sekian contoh tersebut, yang paling menonjol adalah nilai dan peran materialisme. Hampir semuanya akan diukur dengan seberapa tebal kantong kita, ketika kita berada di situasi seperti itu.

Masa depan kita ditandai oleh banjir informasi dan perubahan yang amat cepat dikarenakan masyarakat dunia terekpos oleh revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus globalisasi, sehingga menuntut kesiapan kita untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Kita harus mampu menghadapi masyarakat yang dilandasi oleh banjir informasi.



2. Menyikapi Derasnya Informasi Masuk Indonesia

Pada saat Indonesia memutuskan untuk memiliki sistem komunkasi satelit domestik Palapa di tahun 1974, sebenarnya Indonesia telah siap memasuki era globalisasi. Apalagi dengan hadirnya satelit Palapa, Indonesia segera mengadopsi kebijakan angkasa terbuka. Tidaklah mengherankan, apabila kemudian, siaran TV negara Malaysia, Singapura dan Filipina dapat diterima oleh masyarakat di tempat-tempat tertentu di Indonesia. Pada saat itu orang mulai membandingkan antara siaran TVRI dengan TV asing. Apalagi setelah pemilikan parabola diizinkan kesempatan untuk menikmati TV asing menjadi sangat terbuka. Dengan diizinkannya TV swasta nasional beroperasi, maka kemudahan untuk menikmati tayangan asing lewat TV domestik juga menjadi terbuka.

Proses globalisasi melalui siaran TV membuka peluang bagi masyarakat Indonesia untuk menyaksikan, mengetahui dan menikmati apa yang disajikan bagi masyarakat dunia oleh pemasok tayangan TV yang terbesar yakni Amerika Serikat. Intensitas dan frekuensi penyaksian tayangan asing yang tinggi memungkinkan terjadinya proses sosialisasi nilai-nilai melalui internalisasi, pemilihan, dan adopsi nilai-nilai tersebut.


  1. Menyikapi Globalisasi sebagai Tantangan bagi Indonesia

Dengan alat komunikasi seperti TV, parabola, telepon, VCD, DVD dan internet kita dapat berhubungan dengan dunia luar. Dengan parabola dan internet, kita dapat menyaksikan hiburan porno dari kamar tidur kita. Kita dapat terpengaruh oleh segala macam bentuk iklan yang sangat konsumtif. Anak-anak kita dapat terpengaruh oleh segala macam film karton dan film-film yang tidak seharusnya dilihat. Kita dapat dengan mudah terpengaruh oleh gaya hidup seperti yang terjadi di sinetron. Kita juga harus mengakui bahwa di TV juga ditayangkan program-program mimbar agama, ceramah, diskusi dan berita yang mengandung nilai-nilai positif, bahkan juga agamis. Namun biasanya hal-hal yang seronok, porno, aneh dan lucu, bandel, justru lebih berkesan dibandingkan dengan hal-hal yang datar, serius, dan penuh nilai etika atau agama. Adegan kekerasan akan lebih berkesan di benak anak-anak dibandingkan dengan petuah agama.

Di kalangan tertentu ada anggota masyarakat yang merasa naik gengsinya jika mengikuti gaya hidup global. Untuk kalangan seperti ini, globalisasi merupakan gaya hidup, yang berarti mentalitasnya sudah terasuki oleh gaya hidup global. Sebagai contoh, ada gaya pergaulan kelompok menengah, kelompok ABG gedongan, kelompok eksekutif, kelompok anak muda sukses, kelompok anak orang kaya, dan masih banyak lagi kelompok yang dibangun atas dasar gengsi. Biasanya kelompok ini mempunyai gaya tersendiri dalam mendefinisikan keperluan sehari-hari. Kemana harus menonton, kemana harus jalan-jalan, kemana harus makan dan sebagainya.

Dalam kondisi seperti ini , banyak ancaman budaya berupa kebebasan yang datang dari dunia Barat. Ketika kebebasan itu berlebihan, maka nilai-nilai dan norma budaya lokal serta nasional, terlebih lagi nilai agama, akan terancam olehnya. Tentu kebebasan di sini bukan dalam pengertian positif, seperti kebebasan berpikir, kebebasan menyampaikan pendapat demi kontrol sosial, dan sejenisnya. Namun, kebebasan yang menjurus pada kepuasan lahiriah, egoisme, dan hedonisme. Akibat negatif dari kebebasan seperti inilah yang kemudian berupa kebebasan penyalahgunaan narkoba, kebebasan seks, kebebasan makan minum barang haram, dan sejenisnya.


  1. Menyikapi Globalisasi sebagai Peluang bagi Indonesia

Di pihak lain, globalisasi memberi pengaruh yang positif terhadap hal-hal, nilai-nilai, dan praktik kehidupan sehingga menjadi peluang bagi bangsa Indonesia untuk menyerapnya. Hal-hal yang diserap hendaknya yang tidak mengalami benturan dengan budaya lokal atau nasional, terutama sekali nilai-nilai agama. Dengan demikian, bagaimana agar nilai-nilai positif yang ada di Barat atau bahkan di belahan negara lain, dapat masuk ke Indonesia dan dapat dipraktikkan di tengah-tengah masyarakat kita.

Adapun budaya positif tersebut misalnya, budaya disiplin, kebersihan, tanggung jawab, egalitarianisme, kompetisi, kerja keras, menghargai waktu, menghargai orang lain, terpanggil untuk membantu orang lain yang membutuhkan bantuan, demokrasi, dan sebagainya. Di sinilah seharusnya agama dan Pancasila mampu memberi bimbingan ke arah yang terang. Katakankah meniru Barat dalam hal-hal yang positif, dan membuang budaya Barat maupun budaya sendiri yang negatif.


5. Menyikapi Kerasnya Kompetisi di Era Globalisasi

Kompetisi adalah kata kunci dalam globalisasi. Ketika kompetisi berkaitan dengan nilai budaya, maka persiapan mentalitas bangsa menjadi sangat penting. Kompetisi juga akan melanda pada kemampuan dan prestasi sumber daya manusia (SDM). Jika selama ini sebelum globalisasi, tuntutan kompetisi kurang mengemuka, maka kini akan sangat menonjol. Bahkan kompetisi bukan hanya tahap lokal atau negara, akan tetapi akan mengglobal, mendunia. Jika selama ini sebuah negara akan dengan mudah membuat aturan main yang dapat dijadikan sebagai perisai untuk mencegah serangan kompetisi dari luar, maka kini sudah tidak dapat lagi. Kalau dulu para ahli dengan SDM yang hebat dapat dibatasi, kini hal tersebut sudah tidak dapat dilakukan lagi. Oleh karena itu dalam menghadapi kompetisi, yang harus dilakukan adalah persiapan diri, meliputi kesiapan mental untuk berkompetisi dalam hal berprestasi. Dalam waktu bersamaan, juga harus ada persiapan untuk kemampuan, yaitu SDM yang mampu dan sanggup berkompetisi, meliputi segala aspek seperti perdagangan, profesional, pelayanan atau jasa. Perdagangan bebas sudah dicanangkan di Asia Tenggara, kita kenal AFTA, yang mulai tahun 2003 telah berlaku. Dalam hal SDM, termasuk penyediaan tenaga profesional, juga terjadi kompetisi bebas. Kalau dulu Indonesia dapat mencegah tenaga dari luar dan memberi prioritas penuh kepada tenaga dari dalam negeri sendiri, kini hal itu sudah tidak mudah lagi dilakukan.


6. Beberapa Sisi Kelemahan globalisasi

Berikut ini dikemukakan beberapa sisi kelemahan globalisasi.



  1. Batas-batas politik antarnegara menjadi semakin kabur.

  2. Batas-batas ekonomi antarnegara menjadi tidak jelas.

  3. Hubungan antarnegara menjadi semakin transparan.

  4. Pasar bebas, hanya menguntungkan negara maju, karena telah siap berkompetisi.

  5. Jati diri suatu bangsa menjadi terancam.


7. Menyikapi Sisi Positif Globalisasi

Berikut ini dikemukakan sisi positif globalisasi.



  1. Hubungan antarnegara menjadi sangat lancar karena kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi.

  2. Pasar bebas menjadi tak terelakkan.

  3. Pertukaran informasi antarnegara sangat lancar.

  4. Harga barang menjadi lebih murah karena persaingan yang ketat.

  5. Produktivitas barang menjadi tinggi.

  6. Efisiensi menjadi tinggi.
1   ...   22   23   24   25   26   27   28   29   30


Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət