Ana səhifə

Untuk perguruan tinggi


Yüklə 1.49 Mb.
səhifə22/30
tarix26.06.2016
ölçüsü1.49 Mb.
1   ...   18   19   20   21   22   23   24   25   ...   30

Pendidikan Agama diharapkan menghasilkan peserta didik yang menjadi garam dan terang ditengah-tengah masyarakat yang ditekankan dalam bentuk pendidikan nilai (budi pekerti atau value education), memeliki kesadaran berani mengambil sikap positif demi masa depan bangsa yang bertujuan untuk mewujudkan warga negara yang baik (Good Citizen) dengan kriteria bersedia memberikan hidupnya untuk kepentingan bangsa dan negara sesuai dengan profesinya masing-masing. Pendidikan nilai agama yang diberikan, harus diintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran dan melekat pada setiap pendidik maupun pengajar seperti nilai kebebasan, persamaan, persaudaraan, kesatuan (liberty, eqality, franternity, unity), demokrasi-demokratisasi, kebangsaan, kebhinekaan, pluralisme.


Seorang pendidik diharapkan pembawa nilai agama tentang kehidupan dalam masyarakat pluralis, meneladani murid-muridnya untuk mengasihi sesama umat, seperti mengasihi dirnya sendiri. Melalui perumpamaan seperti Orang Samaria yang baik hati , seorang guru telah menjelaskan sikapnya bahwa sebagai warga masyrakat pengikutnya harus mengasihi sesama dengan totalitas hidupnya, tidak memandang suku, antar golongan, ras dan agama (lintas SARA). Oleh karena itu pendidikan agama yang terintegratif merupakan tututan yang harus ditindaklanjuti oleh setiap WNI dalam rangka untuk mewujudkan kerukunan antarumat beragama.

Nilai-nilai agama diharapkan dapat mengajarkan kepedulian terhadap manusia, pengikutnya menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dengan mempraktikkan dalam kehidupan nyata, bekerja sama, berdialog, bersinergis antarumat beragama mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran, menyantuni anak terlantar dan orang-orang miskin, membangun Indonesia Baru. Nilai-nili keagamaan secara universal pada dasarnya monolak agama verbalistik, formalisme, tetapi mengutamakan keyakinan dan perbuatan terhadap sesama manusia. Ajaran agama memerintahkan agar setiap pemeluknya; mempu mengekspresikan keyakinannya dalam kepedulian terhadap sesama manusia yang paling membutuhkan Dengan demikian setiap pemeluk agama terpanggil untuk mengahdirkan aktualisasi karya dalam kehidupan masyarakat yang merupakan salah satu hakikat keyakinan


BAB IX

KETAHANAN NASIONAL

SEBAGAI GEOSTRATEGI INDONESIA


A. Pendahuluan

Setiap bangsa mempunyai cita-cita karena cita-cia berfungsi sebagai penentu untuk mencapai tujuan. Tujuan bangsa Indonesia telah dicantumkan dalam Pembukan UUD 1945. Dalam usaha mencapainya banyak mengalami hambatan, tantangan, dan ancaman. Oleh karena itu, perlu kekuatan untuk mewujudkannya. Kekuatan untuk menghadapi masalah tersebut dikenal dengan istilah Ketahanan Nasional. Ketahanan Nasional perlu dibina terus-menerus dan dikembangkan agar kelangsungan hidup bangsa tersebut dapat dijamin.


Dalam sejarah perjuangan bangsa, Ketahanan bangsa Indonesia telah teruji, bangsa Indonesia mampu mengusir penjajahan Jepang, Belanda, menghadapi sparatis RMS, PRRI, Permesta, DI TII, PKI, GAM, Papua Merdeka. NKRI tetap tegak berdiri karena memiliki daya tahan dalam menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG). Bangsa Indonesia mengahadapi permasalahan KKN, Krisis moneter, kemiskinan, pengangguran, konflik SARA, pelanggaran HAM, SDM yang rendah, globalisasi, namun hanya dengan ketahanan bangsa saja kelangsungan hidup bisa terjamin.

B. Pengertian Ketahanan Nasional


Ketahanan berasal dari asal kata “tahan” ; tahan menderita, tabah kuat, dapat menguasai diri, tidak kenal menyerah. Ketahanan berarti berbicara tentang peri hal kuat, keteguhan hati, atau ketabahan. Jadi Ketahanan Nasional adalah peri hal kuat, teguh, dalam rangka kesadaran, sedang pengertian nasional adalah penduduk yang tinggal disuatu wilayah dan berdaulat. Dengan demikian istilah ketahanan nasional adalah peri hal keteguhan hati untuk memperjuangkan kepentingan nasional.Pengertian Ketahanan Nasional dalam bahasa Inggris yang mendekati pengertian aslinya adalah national resilience yang mengandung pengertian dinamis, dibandingkan pengertian resistence dan endurence.

Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar Tujuan Nasionalnya.



Keadaan atau kondisi selalu berkembang dan keadaan berubah-ubah. Oleh karena itu, ketahanan nasional harus dikembangkan dan dibina agar memadai sesuai dengan perkembangan zaman. Jika kita mengkaji ketahanan nasional secara luas kita akan mendapatkan tiga “wajah” ketahanan nasional, walaupun ada persamaan tetapi ada perbedaan satu sama lain:
  1. Ketahanan Nasional sebagai kondisi dinamis mengacu keadaan “nyata riil” yang ada dalam masyarakat, dapat diamati dengan pancaindra manusia. Sebagai kondisi dinamis maka yang menjadi perhatian adalah ATHG di satu pihak dan adanya keuletan, ketangguhan, untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam mengatasi ancaman.

  2. Ketahanan nasional sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan negara diperlukan penataan hubungan antara aspek kesejahteraan (IPOLEKSOSBUD) dan keamanan (Hankam). Dalam konsepsi pengaturan ini dirumuskan ciri-ciri dan sifat-sifat ketahanan nasional, serta tujuan ketahanan nasional.

  3. Ketahanan Nasional sebagai metode berpikir, ini berarti suatu pendekatan khas yang membedakan dengan metode berpikir lainnya. Dalam ilmu pengetahuan dikenal dengan metode induktif dan deduktif, hal ini juga dalam ketahanan nasional, dengan suatu tambahan yaitu bahwa seluruh gatra dipandang sebagai satu kesatuan utuh menyeluruh.

1   ...   18   19   20   21   22   23   24   25   ...   30


Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət