Ana səhifə

Suatu tinjauan tentang sikap remaja dalam penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang dikelurahan sidodadi kecamatan samarinda ulu samarinda1 Ari Anggoro2


Yüklə 101.5 Kb.
tarix24.06.2016
ölçüsü101.5 Kb.



eJournal Ilmu Pemerintahan 2 (4), 2014 : 3341-3350

ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id


© Copyright 2014



SUATU TINJAUAN TENTANG SIKAP REMAJA DALAM PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN OBAT TERLARANG DIKELURAHAN SIDODADI KECAMATAN SAMARINDA ULU SAMARINDA1
Ari Anggoro2
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai sikap remaja dikelurahan sidodadi samarinda dalam Penyalahgunaan Narkotika dan Obat terlarang. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah Pengetahuan meliputi tentang narkotika,cara peredaran narkotika,cara pencegahan narkotika dan resiko penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah Tokoh masyarakat,aparat pemerintahan,dan aparat hukum yang berkaitan langsung dengan seluk beluk narkoba (LPM). Teknik pengumpulan data dengan cara penelitian lapangan (field work research), penelitian kepustakaan (liberary research) meliputi Observasi ,document reserch, wawancara (interview). Sedangkan Teknik Analisis Data Kualitatif
Kata Kunci : Sikap remaja dalam penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.
Pendahuluan

Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan bahwa Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Peredaran dan penyalahgunaan narkoba telah mejadi permasalahan nasional yang dipandang serius oleh pemerintahan, karna dapat menyebabkan rusaknya moral bangsa.karena itu pemerintahan sangat memberikan perhatian terhadap penanganan atas penyalahgunaan narkoba dan narkotika. di Samarinda pun dapat dilihat betapa maraknya penggunaan narkotika dan narkoba. perjalanan narkotika dan narkoba ini dapat kita lihat didalam media massa baik media cetak maupun media elektronik hampir setiap hari memuat berita-berita mengenai masalah penyalahgunaan obat terlarang , kasus tersebut antara lain terjadinya perkelahian dan bahkan sampai ada yang saling bunuh membunuh. Disinisebenarnya masalah penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang bukanlah sesuatu yang baru.

Demikian halnya dengan remaja di kelurahan Sidodadi Samarinda, dimana sifat para remajanya kebanyakan masih labil dan suka iseng-iseng. Serta mudah terpengaruh akan sesuatu yang baru dan bersifat coba-coba. Seolah-olah mereka tidak pedulikan bahayanya narkotika dan obat terlarang tersebut. Data dari Polresta Samarinda memperlihatkan, peredaran dan penggunaannya di kota ini terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Samarinda bahkan tercatat sebagai kota dengan kasus narkoba tertinggi di Kalimantan Timur (Kaltim).ada triwulan pertama 2011 jumlahnya 42 kasus, meningkat menjadi 49 kasus pada triwulan yang sama tahun berikutnya, dan naik lagi menjadi 65 kasus pada triwulan pertama 2013. Dari 65 kasus yang berhasil diungkap kepolisian sampai Maret 2013.

Peningkatan kasus narkoba di Samarinda juga dipertegas oleh perbandingan angka tahunan, antara 2011 dan 2012. Tahun 2011 jumlahnya 183 kasus, meningkat menjadi 201 kasus pada tahun berikutnya. Data tiga tahun terakhir mengungkapkan, narkoba jenis LL (double L) paling banyak digunakan. Namun dalam jumlah kasus, sabu-sabu menjadi juara bertahan tiga tahun berturut-turut. Jumlah LL yang diamankan Polresta Samarinda pada triwulan pertama 2011 jumlahnya 64.063 butir. Menurun menjadi 16.000 butir pada 2012, dan kembali menurun pada 2013 menjadi 288 butir. Sedangkan dalam jangka setahun pada 2011, Polresta Samarinda mengamankan 219.691 butir dan menurun 106.378 butir. Untuk sabu-sabu, pada triwulan pertama tahun 2011 Polresta Samarinda mengamankan 291,99 gram. Menurun pada triwulan pertama 2012, menjadi 137,47 gram. Kembali meningkat pada triwulan 2013 dengan 280,89 gram.

Rumusan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana sikap remaja dalam penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang di Kelurahan Sidodadi Kecamatan Samarinda Ulu

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mengenai sikap remaja dikelurahan sidodadi samarinda dalam penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang. Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:


  1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para remaja agar mereka tahu bahaya yang ditimbulkan oleh obat narkotika dan obat terlarang.

  2. Sebagai sumbangan pemikiran dan refrensi bagi pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang memerlukan informasi tentang berkaitan dengan masalah penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang dikalangan remaja kota samarinda.

  3. Hasil dari penelitian ini selain merupakan informasi juga dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah.


Kerangka Dasar Teori

Sikap

Sikap adalah produk dari proses sosialisasi dimana seorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Jika sikap mengarah pada obyek tertentu berarti bahwa penyesuaian diri terhadap objek tersebut dipengaruhi oleh lingkungan social dan kesedian untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap objek (Mar’at, 2000).

Menurut Newcomb (1999:69 dalam Mar’at, 2000), sikap merupakan suatu kesatuan kongnisi yang mempunyai valensi dan akhirnya berinteraksi kedalam pola yang lebih luas.

Menurut Allport (mar’at 2000:72) ada tiga komponen yaitu:



  1. Komponen kognisi, yaitu hubungannya dengan belief, ide dan konsep

  2. Kompenen afeksi, yang menyatakan kehidupan emosional seseorang

  3. Komponen konasi, yang merupakan kecendrungan bertingkah laku.

Komponen kognisi merupakan representasi apa yang dapat di percayai oleh individu pemilik sikap, komponen afeksi merupakan perasaan yang menyangkut ‘aspek emosional, dan komponen konasi merupakan aspek kecendrungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Konthandapani (1998, dalam Azwar 2002:24) merumuskan ketiga komponen tersebut sebagai komponen kognitif (kepercayaan atau beliefs), komponen emosional (perasaan), dan komponen prilaku (tindakan). Selanjutnya menurut Mann (2001), dalam Azwar, 2002: 24), menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persefsi, kepercayaan, dan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu, sering kali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang menyangkut masalah emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen prilaku berisi tendisi atau kecendrungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

Sikap social terbentuk dari adanya interaksi social yang dialami oleh individu.Interaksi social mengandung arti lebih pada sekedar kontak social. Dalam interaksi social terjadi hubungan yang saling mempengaruhi diantara individu satu dengan individu lainnya., terjadi hubungan timbale balik yang turut mempengaruhi pola prilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut interaksi social itu, meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan fisik manapun lingkungan pisikoligis sekitarnya atau sekelilingnya.

Sikap social terbentuk daru adanya interaksi social yang dialami oleh individu. Interaksi social mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak social dan hubungan antara individu, sebagai anggota kelompok social. Dalam interaksi sosialnya individu beraksi membentuk pola sikap tertentu terhadap objek psikologi yang dihadapinya diantaranya berbagai factor yang mempengaruhi pembentukan. Sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang di anggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga-lembaga agama. Serta factor emosi dalam diri individu.

Sikap terbentuk dari adanya interaksi social yang dialami oleh individu social yang mengandung pengertian lebih dari sekedar adanya kontak social dan hubungan antara individu yang satu dengan yang lainya, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi polaprilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut interaksi social itu meliputi hubungan sesuai dengan fisik maupun lingkungan psikologis sekitarnya. Setiap sikap tentunya mempunyai objek yang dapat terbetuk sesuatu yang berada disekeliling individu yang bersangkutan. Oleh karena itu seseorang individu yang mempunyai sikap terhadap objek-objek yang ada di dalam lingkungan fisiknya. W.A. Gerungan (2003:155) menjelaskan mengenai pembentukan sikap (attitude) sebagai berikut: pembentukan attitude atau sikap itu terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja. Pembentukan senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenan dengan objek tertentu. Interaksi didalam kelompok maupun diluar kelompok dapat merubah attitude ataupun membentuk attitude yang baru.Yang dimaksud dengan interaksi diluar kelompok adalah interaksi dengan hasil buah karya kebudayaan manusia yang sampai kepadanya melalui alat-alat komunikasi.

Sikap yang timbul adanya stimulus. Timbulnya suatu sikap ini banyak di pengaruhi perangsang oleh lingkungan social dan kebudayaan misalnya keluarga, norma, golongan, agama, dan adat istiadat. Dalam hai ini keluarga mempunyai peranan penting yang besar dalam pembentukan sikap.

Sedangkan factor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap :



  1. Factor interen yaitu yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri : factor ini berupa selectivityatau daya pilih seseorang utnuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Misalnya orang yang merasa haus ia lebih memperhatikan perangsang dapat menghilangkan rasa haus.

  2. Factor ekstern yaitu factor yyang terdapat diluar pribadi manusia: misalnya interaksi antara manusia yang dengan hasil kebudayaan yang sampai padanya melalui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio, televise, majalah dan lain sebainya.

Remaja

Remaja secara umum ditinjau dari segi umum belum memiliki alasan yang jelas, karena untuk mencapai fase remaja ditentukan oleh berbagai factor seperti tempat dan lingkungannya, perkembangan jasmani dan rohani yang berhubungan dengan system psikologis dan biologis yang erat hubungannya dengan kemampuan ekonomis dan tingkat masyarakat.

Sarlito (2002: 20) berpendapat bahwa: “perkembangan pada hakikatnya adalah usaha diri (coping) , yaitu untuk secara aktif mengatasi stress dan mencari jalan keluar baru dari berbagai masalah “ dalam proses penyesuian diri menuju kedewasaan

Menurut Petro Blos oleh Sarlito (2002:24) tahap-tahap perkembangan remaja dibagi menjadi 3 tahap perkembangan remaja sebagai berikut :



Remaja awal (early adolescence)

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan.Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru. Cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis dengan dipegang bahunya oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik kepekaan yang berlebihan-lebihan di tambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego” menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan di mengerti oleh orang dewasa.


Remaja madya (middle adolescence)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainnya. Ada kecendrungan “narcitic” yaitu mencitai sendiri, dengan menyukai teman-teman yang punya sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tak tahu harus memilih yang mana, peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri,optimis atau pesimis,idealis atau materialis dan (juvenile delinquency) adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang di sengaja melanggar hukum dan diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatanya itu sempat diketahui oleh petugas hukum ia akan dikenai hukum.


Narkotika

Narkotika adalah kepanjangan dari akronim NAR (dari Narkoba). Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sinteris maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan bagi pemakainya (UU RI NO.22/1997).

Narkotika digolongkan menjadi 3 golongan, yakni :


  1. Narkotika alami

Narkotika alami adalah narkotika yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan.yang termasuk kedalam narkotika alami: pertama, Opium disebut juga opiate, opioda, atau candu. Opium berasal dari tanaman papaver somniferum L, daun bunganya bewarna kuning kemerahan , merah ungu yang disebut lila atau disebut juga ppy. Buah poppy mengandung getah bewarna putih, yang bisa berubah menjadi hitam kecoklatan.

  1. Narkotika sintesis

Narkotika sintesis adalah narkotika yang bukan dihasilkan dari tumbuhan melainkan diolah secara kimia. Yang termasuk kedalam narkotika sitesis: pertama, morfin. Morfin berasal dari bahasa latin ,Morpheus yang berarty dewa impian bangsa romawi kuno. Morfin merupakan zat kimia (alkaoida) yang terdapat dalam candu, bubuk bewarna putih. Morfin dapat menghasilkan heroin yang kekuatannya lebih besar dari morfin. Sedangkan efeknya seperti rasa nyeri, menurunkan tekanan darah, serta menimbulkan saraf (menimbulkan efek tidur ). Bahkan morfin dapat menimbulkan fisik maupun psikologis serta efek toleransi. Dan disini biasanya morfin digunakan untuk keperluan medis. Namun kini penggunaannya sudak mulai dibatasi.

  1. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat alamiah maupun sintesis bukan narkotiks, yang berkhasiat psikoatif melalui pengaruh selektif pada susunan syarap pusat (SSP) yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dari prilaku (UU RI NO.5/1997).
Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional merupakan tahapan dalam memberi batasan mengenai suatu istilah yang diperlukan dalam penelitian ini, pembatasan pengertian tersebut akan mempermudah penulis dalam pemahaman dan juga untuk menghindari adanya sebuah penafsiran dari apa yang diinginkan serta untuk membatasi lingkup penulisan. Adapun yang menjadi definisi konseptional dalam penelitian ini adalah sikap remaja yang meliputi pengetahuan (kognisi), perasaan (afeksi), tindakan (konasi)



Metode Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jenis Penelitian Deskriptif Kualitatif.


Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupajan batasan dalam penelitian untuk memenuhi kriteria suatu informasi dilapangan sehingga dapat mengetahui data yang perlu diambil. Berdasarkan pada teory dan konsep yang telah di paparkan pada bab sebelumnya maka yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap remaja di kelurahan Sidodadi Kecamatan Samarinda Ulu tentang narkotika dan obat terlarang secara empiris, sebagai berikut :



  1. Pengetahuan ( kognisi ) yang meliputi :

    1. Pengetahuan tentang narkotika

Pengetahuan tentang cara pengedaran narkotika dan obat terlarang.

    1. Pengetahuan tentang cara pencegahan narkotika dan obat terlarang

    2. Pengetahuan tentang resiko penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.

  1. Perasaan ( afeksi ) yang meliputi :

  1. Kemauan dalam diri untuk tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika dan obat terlaranag adalah bagaimana perasaan remaja agar mereka tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika.

  2. Perasaan mengenai bahaya narkotika dan obat terlarang adalah bagaimana bila remaja tersebut tidak mencoba-coba dan terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.

  3. Menghadiri kegiatan dalam ceramah mengenai narkotika dan obat terlarang adalah bagaimana perasaan dancara remaja agar menghindari dari bahaya narkotika dan obat terlarang.

  1. Tindakan ( konasi ) yang meliputi :

  1. Usaha untuk menghindari dari bahaya narkotika dan obat terlarang.

  2. Niat untuk melakukan pencegahan

  3. Upaya mengajak teman untuk menghindari bahaya narkotika dan obat terlarang.

Dalam penelitian ini penulis menentukan narasumber dilakukan melalui Tehnik Purposive Sampling.
Tehnik pengumpulan Data

Adapun tehnik atau cara pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:



  1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

  2. Penelitian Lapangan (Field Research)

  1. Pengamatan (Observasi)

  2. Wawancara (Interview)

  3. Mengumpulkan data (Dokumentasi)


Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian tentang gambaran sikap remaja mengenai komponen komponen penelitian meliputi Pengetahuan,perasaan,dan tindakan remaja dalam ruang lingkup sidodadi.


Pengetahuan (Kognisi)

Berdasarkan hasil temuan kepada remaja diruang lingkup sidodadi dapat diketahui pengetahuan remaja dalam ruang lingkup Kelurahan Sidodadi bersikap negatif terhadap Narkotika dan Narkoba. pengetahuan yang artinya belief atau ide menurut Azwar (2002) kecendrungan logika berpikir seseorang terhadap sikap yang dimiliki seseorang kesediaan bereaksi terhadap suatu hal.


Perasaan (Afeksi)

Usaha dalam menghindari dari bahaya narkotika dan obat terlarang menurut remaja diruang lingkup sidodadi sangatlah bagus disini dapat dinilai bahwa remaja di ruang lingkup sidodadi dapat memberikan beberapa faktor dalam menghindari bahaya narkotika seperti menyibukan diri dalam kegiatan – kegiatan positif yang akan terarah secara positif pula.semua ini akan memberikan respon positif dalam memerangi narkotika.adanya penunjang aspek individu dalam bertindak positif agar terlupa dalam berkaitan hal hal negative seperti dekat dengan barang haram narkotika an obat terlarang lainnya.



Tindakan (Konasi)

Usaha dalam menghindari dari bahaya narkotika dan obat terlarang menurut remaja diruang lingkup sidodadi sangatlah bagus disini dapat dinilai bahwa remaja di ruang lingkup sidodadi dapat memberikan beberapa factor dalam menghindari bahaya narkotika seperti menyibukan diri dalam kegiatan kegiatan positif yang akan terarah secara positif pula.semua ini akan memberikan respon positif dalam memerangi narkotika.adanya penunjang aspek individu dalam bertindak positif agar terlupa dalam berkaitan hal hal negative seperti dekat dengan barang haram narkotika an obat terlarang lainnya.



PENUTUP

Kesimpulan

Dari penyajian data fokus penelitian dan hasil pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis tentang Suatu tinjauan Tentang sikap remaja dalam penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang di kelurahan sidodadi kecamatan samarinda ulu Samarinda, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:




  1. Hasil yang didapat selama penelitian bahwa Seluruh remaja didalam penelitian bersikap negatif terhadap narkoba, dengan kriteria mereka menjauhi, tidak mendukung dan tidak menggunakan narkoba

  2. Pengetahuan remaja dalam ruang lingkup sidodadi adalah baik yang dimana rmereka tahu tentang narkotika dari segala kondisi yang terjadi baik pengedaran,pencegahan dan resiko yang didapat dalam penyalahgunaan narkotika

  3. Perasaan remaja pada ruang lingkup sidodadi memberikan respon negative terhadap penyalahgunaan narkotika dan memberikan informasi terkait bahwa narkotika dan narkoba merupakan obat ketergantungan yang berbahaya apabila dikonsumsi.

  4. Tindakan remaja diruang lingkup sidodadi dalam menilai narkoba dan narkotika adalah negative dimana remaja menilai bahwa tindakan dalam memerangi narkotika itu sangat penting seperti menghindari, melakukan pencegahan terhadap narkotika.


Saran

  1. Bagi Badan Narkotika Kota Samarinda agar dapat melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba langsung ke kelompok remaja yang ada di samarinda maupun di kelurahan sidodadi karena mengingat peredaraan narkoba yang semakin tahun semakin marak yang dapat beresiko tinggi terhadap kaum remaja sebagai target narkoba

  2. Bagi pendidikan khususnya sekolah perlu mengembangkan pelatihan dengan mengambil peserta dari setiap kelompok siswa/siswi mengadakan program-program terhadap pengenalan narkoba dan narkotika yang lebih mendalam secara rutin dengan melibatkan pihak (kepolisian, BNN) untuk memberikan intervensi berupa penyuluhan tentang bahaya narkoba agar siswa/siswi “remaja” lebih menjauhi narkoba.

  3. Bagi orang tua sebagai motivator anak ataupun (generasi muda) diharapkan agar lebih mengawasi tingkah laku anak ataupun remaja agar penyalahgunaan narkoba dapat dihindari sejak dini.

  4. Perlunya kerjasama lintas sektoral (antar departemen) untuk mengatasi masalah kenakalan remaja khususnya mengenai narkoba.

  5. Khususnya untuk tempat penelitian saya yaitu kelurahan sidodadi diharapkan dapat membuat program-program penyuluhan tentang bahaya narkotika dan narkoba agar remaja-remaja dapat mengetahui bahaya dari narkoba dan narkotika tersebut secara meluas


Daftar Pustaka

Ahmadi,Abu, 2000,. Psikologi Sosial,Cetakan VI, PT. Bina Ilmu, Surabaya

Azwar Saefuddin, 2002 Sikap Manusia dan Teori Pengukuran, Edisi dua, Pustaka pelajar, Yogyakarta.

Anonym ,1999, “garis-garis besar haluan Negara 1999-2004”. Penerbit penabur ilmu Jakarta

Gerungan ,W , A., 2003, Psikologi Suatu Ringkasan, PT.Eresco, Jakarta.

Hadi Sutrisno.2000 Metodologi Reseacrch. Yogyakarta. Andi Offser.

Hawari D (2002). Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA, Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke II 2004, Balai Pustaka

Kartini Kartono. 1998, Pathologi Sosial Jilid Satu, Rajawali Jakarta

Kartini Kartono 1992. Pathologi social Kenalan 2: Remaja Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kamus Bahasa Indonesia, 1989. Jakarta: Pst Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Indonesia Balai Pustaka

Mar’at, 2000, Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukuran, Ghali Indonesia Jakarta

Mulia, T.S. G.E.T. AL, 2000. Pelacuran Ensiklopedei Indonesia. Penerbit. N. VW. Van House, Bandung

Moelioyo, 2001 Kamus Bahasa Indonesia Remaja , Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Maleong , J . Lexy. 2004, Matode Penelitian Kualitatif ( Edisi refisi ), Bandung : Remaja Rosada Karya.

Miles, Matew B, dan A Michel Huberman, 1992, Analisis data Kualitatif Universitas Indonesia, Jakarta

Ngalim, Purwanto, 2002, Psikologi Pendidikan, PT, Remaja Rosda Karya Bandung

Rakmat jalaludin (1992.13 ) Matode Penelitian Komunikasi

Soedjono, D, 1996, Pelacuran ditinjau dari segi hukum dalam masyarakat, PT. Karya Nusantara, Bandung

Sumber bentang Metode-metode Baru, Penerbit Universitas Indonesia ,Jakarta

Sarlito Wirawan Sarmono, 2002 “ Psikologi Remaja:, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta

Syahrudin Darwis dan Musyaruddin , 2003, “ Mari Bersatu Memberantas Bahaya Penyalahgunaan Narkoba “ Penerbit Bp. Dharma Bhakti, Jakarta



1 Materi ini berasal dari penelitian skripsi yang ditulis Ari Anggoro, mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman.

2 Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. Email: arianggoro589@gmail.com



Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət