Ana səhifə

Prof. Nursalam bidang keilmuan keperawatan Gerontik kasus


Yüklə 77.5 Kb.
tarix24.06.2016
ölçüsü77.5 Kb.
Prof. Nursalam

  1. BIDANG KEILMUAN

Keperawatan Gerontik

  1. KASUS

Gangguan Kognitif pada Lansia

  1. KAJIAN MASALAH

  2. SPIDER WEB


Mengingat

kembali


Perhatian

& Kalkulasi

Bahasa

Post Power Syndrome



Orientasi

Registrasi

Gangguan Interaksi Sosial

Insomnia

Ansietas


Lolinnes



Konflik Antar Lansia

Jatuh



Osteoartritis



Immobilisasi

Ketergantungan



Dementia

Inkontinensia


F1:

  1. Fungsi kognitif pada lansia berubah akibat proses menua antara lain jumlah sel otak menurun dan berat otak berkurang 5-10% dan mengalami defisit fungsi kognitif (Nugroho, 2008). Fungsi kognitif terdiri dari 5 komponen: bahasa, memori, orientasi, emosi, dan kognisi (Kusumoputro, 1989; Sya’diyah, 2010).

  2. Kemampuan kognitif berubah secara bermakna bersamaan dengan lajunya proses penuaan, tetapi perubahan tersebut tidak seragam. Sekitar 50% dari seluruh populasi lansia menunjukkan penurunan kognitif sedangkan sisanya tetap memiliki kemampuan kognitif sama seperti usia muda (Pramanta, dkk, 2002).

  3. Gangguan kognitif adalah suatu gangguan fungsi luhur otak berupa gangguan orientasi, perhatian, konsentrasi, daya ingat dan bahasa, serta fungsi intelektual (Setiopranoto, dkk, 2000; dalam Sya’diyah, 2010).

  4. Menurut penelitian di Inggris, dari 10.255 orang lansia, 45% mengalami gangguan fungsi kognitif pada susunan saraf pusat (Nugroho, 2008).

  5. Menurut data Rekam Medis di salah satu Puskesmas di Surabaya (Puskesmas Sidosermo) terdapat 218 lansia dengan umur bervariasi dan rata-rata (60%) mengalami penurunan fungsi kognitif seperti penurunan orientasi (lupa tanggal berapa sekarang, penurunan kemampuan berhitung atau mengeja kata dari belakang, dan penurunan kemampuan recall atau menyebutkan kembali nama benda (Sya’diyah, 2010).

  6. Kemunduran kognitif pada lansia apabila dibiarkan dan dengan bertambahnya usia maka dampak lanjut yang dapat terjadi umumnya akan mengalami demensia dimana merupakan penyakit degeneratif akibat kematian sel-sel yang meliputi kemunduran daya ingat dan keterlambatan proses berfikir, kehilangan kapasitas intelektual tidak hanya ingatan, namun juga kognitif bahasa dan kepribadian (Gallo, JJ, dkk, 1998).

F2:

  1. Musik dapat meningkatkan performa kognitif. Musik klasik dapat meningkatkan daya ingat secara signifikan bila dibandingkan dengan kondisi tanpa musik pada dewasa lanjut yang sehat (Mammarella, et al, 2007).

  2. If someone listens to their favorite song or a song they like, the song can improve their cognitive performance (Knight, 2003).

  3. Terapi musik adalah sebuah terapi kesehatan yang menggunakan musik dimana tujuannnya adalah untuk meningkatkan / memperbaiki kondisi fisik, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia (Suwandari, 2010).

  4. Musik karya Mozart menggambarkan kejernihan, transparansi, dan mampu membangkitkan kemampuan ingatan serta kemampuan persepsi spasial (Setiadarma, 2002).

  5. Mendengarkan musik, khususnya musik klasik, akan merangsang otak kanan. Otak kanan berfungsi dalam hal persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk/ruang, emosi, musik, dan warna. Daya ingat otak kanan bersifat jangka panjang, bila terjadi kerusakan otak kanan karena berbagai sebab, maka fungsi yang terganggu adalah kemampuan visual dan emosi (Musbaqin, 2009).

  1. RUMUSAN MASALAH

Apakah ada pengaruh dari terapi musik terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia?

  1. TUJUAN

UMUM

Menjelaskan pengaruh terapi musik terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia.



KHUSUS

  1. Menilai fungsi kognitif lansia sebelum diberikan terapi musik.

  2. Menilai fungsi kognitif lansia setelah diberikan terapi musik.

  3. Menjelaskan dan menganalisis pengaruh terapi musik terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia.



  1. MANFAAT

TEORITIS

Sebagai dasar pengembangan teori adaptasi Roy dalam penerapannya untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia.



PRAKTIS

  1. Dapat menjadi dasar pemilihan metode sebagai upaya untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia sehingga kualitas hidupnya akan semakin meningkat.

  2. Bagi perawat di panti werdha, dapat menggunakan terapi musik sebagai salah satu alternatif intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi kognitif lansia.



  1. JUDUL PENELITIAN

“Pengaruh Terapi Musik Terhadap Peningkatan Fungsi Kognitif Lansia”

  1. KEASLIAN PENULISAN

No.

Judul Karya Ilmiah dan Penulis

Variabel

Jenis Penelitian

Hasil

1.

Does Music Enhance Cognitive Performance in Healthy Older Adults The Vivaldi effect.

(Mammarela, et al, 2007)



Classical music, and

Working memory performance

Kuantitatif

Classical music significantly

increased working memory performance compared

with the no-music condition

2.

Does Positive Affect Increase Recall Performance?

(Knight, 2003)




Music (most-preferred and least-preferred), and recall performance

Kuantitatif

Results showed that manipulation of affect was significant in both preferred and non-preferred groups indicating music can manipulate a person’s mood.  Recall performance was higher in the preferred group

(M = 6.31) compared to the non-preferred group (M = 5.86) but this difference was not significant.  This shows positive affect can be manipulated, but it does not lead to a decrease or increase in recall performance. 


3.

The Mozzart effect: An artifact of preference (Nantais & Schellenberg, 1999)

Mozart music
Spatial-temporal performance

Kuantitatif

This study found that listening to Mozart does not differ from other pleasing auditory stimuli in its effects on spatial-temporal performance. Nantais and Schellenberg (1999) concluded that positive affect increases cognitive performance, while negative affect may decrease the efficiency of information processing.

4.

The effects of familiar melodies on initial learning and long-term memory for unconnected text

(Larsen, J. D., & Rainey, D. W. (2002)



Familiar melodies
Initial learning and long-term memory for unconnected text


Kuantitatif

There was no significant difference between the participants who were spoken the list and those who were sung it during the initial learning session. However, when the participants relearned the list, those who were sung the list required fewer trials to relearn it. Thus, music can increase learning ability

5.

The effect of musical mood induction procedure on mood state-dependent word retrieval

(De I’Etoile, S. K. (2002)



Musical mood induction procedure
Mood state-dependent word retrieval

Kuantitatif

Participants who received mood induction before both word encoding and recall could retrieve significantly more words than participants in the control group that listened to no music. The results of this study indicate that mood affects memory performance



  1. K
    Output

    Efektor
    ERANGKA KONSEPTUAL



Proses

Stimulus

Input

1.Tingkat pendidikan

2.Latar belakang pekerjaan

Adaptasi Primer (Mekanisme koping)

Model adaptif

-Energi lingkungan (terapi musik)



STIMULUS

-Informasi

-Kejadian

KOGNATOR (intelektual, dsb)

Perception

Learning

Judgement

Emotion

REGULATOR

Vestibulokoklear


Korteks serebri
Korteks auditorius
Merangsang otak kanan
Menstimulasi persepsi
Pengetahuan & pengalaman

-Frekuensi

-Durasi


Integritas sosiologi (fungsi peran)

Integritas psikologi (konsep diri)

Integritas fisiologi (intelektual)

Zona adaptif

Peningkatan kognitif lansia



Interdependen

1.Orientasi

2.Registrasi

3.Perhatian & kalkulasi

4.Bahasa


5.Memori




  1. METODOLOGI

D : Pra-eksperimental (pre-post test design dalam 1 grup)

S : Lansia dengan gangguan kognitif dan lansia yang dicurigai mengalami gangguan kognitif

V : Fungsi kognitif lansia (dependen) dan terapi musik (independen)

I : MMSE (Mini Mental State Examination), yang terdiri dari aspek orientasi, registrasi,

perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali, dan bahasa.

Normal : 27-30

Curiga : 22-26

Gangguan : <22

A : Paired t Test

DAFTAR PUSTAKA

DeLaune., Ladner. (2006). Fundamentals of Nursing: Standards and Practice. Jilid 2. USA: Delmas Publishers.

Djohan. (2003). Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik.

Gallo, JJ, dkk. (1998). Buku Saku Gerontologi. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Knight, B. (2003). Does Positive Affect Increase Recall Performance?. Personality Theory, Hanover College, USA.

Mammarella, N, Faurfield, B, Cornoldi, C. (2007). “Does Music Enhance Cognitive Performance in Healthy Older Adults The Vivaldi effect”. Journal of aging Clin Exp Res. Vol. 19, No. 5.

Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Setiadarma. (2002). Terapi Musik. www.spiritia.or.id. Tanggal 11 Agustus 2013. Jam 14.00 WIB.

Suwandari, A. (2010). Efektivitas Terapi Musik dan Bermain Terhadap Peningkatan Asupan Nutrisi pada Anak Usia Sekolah yang Mengalami Efek Kemoterapi Mual Muntah di Ruang Bona I Irna Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Tesis untuk Gelar Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Surabaya.

Sya’diyah, H. (2010). Efektivitas Brain Gym dan Terapi Keperawatan Memori Games Terhadap Kemampuan Kognitif Lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Sidosermo Surabaya. Tesis untuk Gelar Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Surabaya.





Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət