Ana səhifə

Permasalahan organisasi kriminal transnasional: analisa perang obat bius meksiko


Yüklə 90.5 Kb.
tarix27.06.2016
ölçüsü90.5 Kb.
PERMASALAHAN ORGANISASI KRIMINAL TRANSNASIONAL:

ANALISA PERANG OBAT BIUS MEKSIKO

SELAMA MERIDA INITIATIVE TAHUN 2008 - 2010
Fauzi Rochmad R - 070810540
Program Studi S1 Ilmu Hubungan Internasional

Universitas Airlangga

ABSTRAK

Jurnal ini mendiskusikan mengenai kondisi pemerintah Meksiko yang mengalami kesulitan dalam menangani para kartel obat bius meskipun telah memberlakukan strategi perang obat bius dan mendapat sokongan Merida Initiative dari pemerintah Amerika Serikat. Untuk menjelaskan permasalahan tersebut secara komprehesif, pertama, penulis akan menjelaskan mengenai fakta perkembangan situasi perang obat bius di Meksiko dan kemunculan Merida Initiative sebagai bentuk kerjasama bilateral diantara pemerintah Meksiko – Amerika Serikat. Kemudian akan diperjelaskan kondisi lanjutan yang tercapai disaat kolaborasi strategi perang obat dengan Merida Initiative. Selanjutnya Melalui analisis mendalam terhadap pelaksanaan perang obat bius dalam lingkup waktu perjanjian Merida Initiative. Tersimpulkan untuk jurnal ini, jika kesulitan yang dialami pemerintah Meksiko dalam menangani permasalahan kartel obat bius disebabkan oleh kesalahan strategi dari dalam perang obat bius di Meksiko. Pertama strategi perang obat bius pemerintah Meksiko tidak memiliki target perlawanannya akibat kompleksnya struktur para kartel obat bius tersebut. Kedua, dalam pelaksanaan strategi perang obat bius, pemerintah Meksiko telah mengabaikan proses konsolidasi demokrasi yang tengah terbentuk di negaranya, dan terakhir adanya ketidakjelasan dalam tahapan implementasi Merida Initiative.



Kata kunci : Perang obat bius, Merida Initiative, Organisasi kriminal transnasional, Kartel obat bius

Aksi kriminal transnasional terorganisir bukanlah merupakan hal yang baru dalam ranah global. Kehadirannya berjalan beriringan dengan arah perkembangan pemerintahan sebuah negara dan adanya perdagangan internasional (Woodiwiss dalam Adam & Gill 2003,13). Transformasi ekonomi global dan keberadaan aliansi politik antar negara telah berpengaruh besar dalam perkembangan dunia kriminal transnasional. Melalui peningkatan arus barang, uang , dan manusia lintas batas negara, organisasi kriminal transnasional memperluas jangkauan wilayah dan menambah kekayaan beserta power yang hampir sepadan dengan pemerintahan sebuah negara.

Representasi nyata dari organisasi kriminal transnasional terwakilkan melalui beberapa organisasi kartel obat bius yang berada di Meksiko. Kemunculan beberapa kartel obat bius di Meksiko telah terdapat sejak sebelum masa Revolusi Meksiko, meski hanya sebatas dalam lingkup kecil di Meksiko. Lambat laun, usaha ilegal para kartel obat bius terus berkembang, sehingga tercatat penyeludupan ilegal obat bius skala besar telah mulai dilakukan oleh para kartel obat bius Meksiko di tahun 1950-an (Astorga 2005 dalam Schaefer et al. 2009,34).

Meningkatnya kemampuan penjualan para kartel obat bius juga berdampak pada meluasnya jangkauan pasar komoditi mereka hingga mencapai pasar obat bius gelap di Amerika Serikat (AS).Hingga tahun 2008, para kartel obat bius Meksiko telah berkembang dengan sangat pesat. Hal ini diperkuat dengan paparan dari Department of Justice AS yang menyebutkan jika keberadaan kartel obat bius Meksiko telah menjelma menjadi organisasi yang dapat mengancam keamanan AS (US Departmen of Justice 2007, 35).



Para kartel obat bius Meksiko kini memiliki omzet penghasilan yang dapat mencapai angka $13- $38 milyar pertahunnya (Steve t.t.). Besarnya nilai omzet pendapatan yang diperoleh oleh para kartel obat bius, pada akhirnya juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka. Sehingga berdampak pada meningkatnya kemampuan pertahanan diri para kartel obat bius (Violence Policy Center 2009, 2). Konsekuensi dari peningkatan self-defense dari para kartel obat bius juga berdampak pada peningkatan persaingan diantara mereka. Kondisi tersebut juga berpengaruh pada peningkatan serangkaian aksi kekerasan di Meksiko.

Untuk mengatasi permasalahan kekerasan yang diakibatkan oleh para kartel obat bius tersebut. Tanggal 1 Desember 2006, Presiden Felipe Calderon memutuskan untuk memerangi para kartel obat bius interpretasi langkah agresif dan antisipatif terhadap ancaman kerusakan lebih lanjut yang diakibatkan oleh para kartel obat bius (Colleen 2008). Inisiatif perang obat bius yang digalakkan oleh presiden Calderon langsung mendapatkan perlawanan dari para kartel obat bius. Upaya perlawanan para kartel obat bius seringkali diwujudkan dengan praktek ancaman dan serangkaian upaya pembunuhan terhadap pegawai pemerintahan Meksiko, seperti para politisi, polisi, anggota yudisial, hingga masyarakat luas di Meksiko (Wayne dan Shirk 2007).

Deklarasi perang terhadap obat bius di Meksiko pada akhirnya juga turut menarik perhatian dari Presiden George W. Bush dan beberapa anggota Kongres AS. Ancaman persebaran kekerasan dari Meksiko hingga mendekati wilayah perbatasan dengan AS merupakan permasalahan yang pertama kali disadari oleh pemerintahan AS. Tidak hanya ancaman kekerasan tersebut saja,beberapa pertimbangan terkait akibat kompleksnya permasalahan yang ditimbulkan oleh para kartel obat bius juga dapat menjadikan alasan mengapa muncul interest dari pihak AS terhadap permasalahan internal Meksiko tersebut.

Kompleksitas permasalahan yang dihadapi pemerintah Meksiko,pada akhirnya mendorong pemerintah AS untuk segera berkoordinasi dengan pemerintahan Calderon yang dilakukan melalui pertemuan kedua belah pihak pada bulan Maret 2007 di Merida, Negara bagian Yucatan, Meksiko (U.S. State Department Office of the Spokesman 2007). Pertemuan tersebut membicarakan perihal wacana kerjasama pemerintah AS dengan pemerintah Meksiko yang pada akhirnya dikenal dengan sebutan Merida Initiative. Proyeksi kerjasama Merida Initiative selanjutnya akan dilangsungkan dalam waktu 3 tahun, yakni dimulai pada tahun 2008 dan berakhir di tahun 2010 (Mark P. Sullivan et al. 2008) .

Badan Legislatif Amerika secara resmi menyetujui H.R. 6028, The Merida Initiative to Combat Illicit Narcotics and Reduce Organized Crime Authorization Act Pada tanggal 11 Juni 2008,sebagai bentuk legalisasi terhadap Merida Initiative. Disebutkan juga jika tujuan dari pelaksanaan Merida Initiative adalah untuk memaksimalkan efektivitas usaha dalam mengahadapi permasalahan obat bius secara ilegal secara bersama - sama oleh kedua belah pihak (Seelke et al. 2010, 15).

Untuk proses implementasi di lapangan, berdasarkan pernyataan Department of State AS, tahapan pertama Merida Initiative akan mencakup beberapa bentuk bantuan, diantaranya; (1) Helikopter (mencapai lima helikopter Bell 412) dan pesawat terbang pengintai (berupa dua pesawat pengawas pantai CASA), (2) Perlengkapan inspeksi non intrusif, ion scanner, unit anjing pelacak untuk kepolisian federal atau militer di Meksiko, (3) Peralatan teknologi dan komunikasi yang aman untuk digunakan dalam mengembangkan koleksi data dan penyimpanannya, (4) Beberapa staf ahli berserta pelatihan untuk memperkuat institusi penegakan hukum, menyediakan pelatihan bagi anjing pelacak kepolisian Meksiko, menyediakan software manajemen kasus yang dapat dipergunakan sebagai penelusuran investigasi dengan cara yang legal, memberikan dukungan terhadap upaya penerimaan komplain masyarakat dan upaya responsi yang profesional, serta untuk mempromosikan cara untuk membangun program perlindungan saksi mata (U.S Department of State 2008, 5-6).

Pada tanggal 3 Desember 2008, Pemerintah AS dan Meksiko menandatangani Letter Of Agreement, yang mengizinkan pengeluaran dana sejumlah $197 juta untuk fase pertama Merida Initiative (Garza 2008). Pertemuan diantara kedua belah pihak tersebut juga terjadi pada tanggal 3 Februari 2009 di Mexico City yang menghasilkan keputusan bersama untuk mempercepat implementasi 48 proyek, dan keseluruhan masih dalam cakupan Merida Initiative. Sebagai langkah lanjutan, kedua belah pihak juga melakukan pertemuan untuk membahas hal yang sama pada tanggal 2 Maret 2009 (Johnson 2009).

Selama proses distribusi Merida Initiative dari pemerintah AS kepada pemerintah Meksiko, pelaksanaan perang obat bius terus mengalami peningkatan baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Salah satu yang dapat membuktikan hal tersebut adalah melalui adanya beberapa fenomena penangkapan para pemimpin dari beberapa kartel obat bius oleh Pemerintah Meksiko. Contohnya, beberapa pemimpin kartel Beltran Leyva seperti Eduardo Ramon Arellano-Felix dan Francisco Rafael Arellano-Felix telah berhasil ditangkap oleh pemerintah Meksiko di tahun 2008 (Fox News 2012). Bulan Januari 2010, pemerintah Meksiko juga berhasil menangkap Carlos Beltran Leyva yang merupakan adik dari Arturo, yang tengah menggantikan posisi Arturo dalam Organisasi Beltran Leyva (The Guardian 2010). Terakhir, pada tanggal 30 Agustus 2010, pemimpin Organisasi Beltran Leyva lainnya, Edgar "La Barbie" Valdez, juga berhasil ditangkap oleh satuan Angkatan Laut Meksiko (BBC News 2010).

Kesuksesan dari perang obat bius di Meksiko juga dapat dilihat melalui tingkat intensitas ekstradisi pelaku kriminal level tinggi dari Meksiko ke AS. Upaya ekstradisi merupakan salah satu elemen utama dari langkah perang obat bius di Meksiko. Tercatat di tahun 2010 proses ekstradisi para pemimpin kartel obat bius Meksiko meningkat secara dramastis pada kisaran angka 94 orang, meningkat hingga 31 orang jika dibandingkan tahun 2006 yang hanya berhasil mengekstradisi 63 orang (Department of Justice 2009,5).

Serangkaian hasil penangkapan dan penyitaan beberapa barang beserta peningkatan proses ektradisi para pemimpin dari kartel obat bius, dapat menjadi salah satu indikator jika perang obat bius telah berjalan dengan semestinya. Namun, disisi lain muncul dua problem utama dari pelaksanaan dari perang obat bius pemerintah Meksiko. Kedua problem tersebut adalah,

Pertama, Peningkatan eskalasi kekerasan di Meksiko. Kekerasan terus meningkat secara dramatis di Meksiko. Data dari pemerintah Meksiko telah memperhitungkan jika keberadaan total kejadian kematian yang terjadi disepanjang tahun 2007 hingga 2010 mencapai angka 34.550 korban jiwa. Sedangkan surat kabar Reforma melaporkan jika terdapat angka kematian yang mencapai 37.531 dengan rentang waktu yang kurang lebih sama (Shirk et al. 2012, 6-10). Terdapat pula variasi substansial dari sisi geografi dengan perbedaan level kekerasan yang terjadi di Meksiko. Terhitung sejak tahun 2007, sepuluh negara bagian di Meksiko telah mengalami adanya kematian akibat dari keberadaan aktivitas ilegal kartel obat bius dengan rata – rata kejadian diantara 250 hingga 2600 ditiap tahunnya. Total kumulatif kematian yang terdapat di masing masing wilayah dapat mencapai angka 1000 korban jiwa dengan 84% mayoritas peristiwa kekerasan terjadi di empat negara bagian,Chihuahua, Sinaloa, Guerrero dan Baja California (Shirk et al. 2012, 6-10).

Kedua, ketersediaan obat bius dalam pasar gelap AS. Tidak hanya angka kekerasan yang dapat merepresentasikan proses pelaksanaan strategi perang obat bius di Meksiko. Permasalahan mengenai ketersediaan obat bius dalam pasar gelap AS juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Fakta yang ada di lapangan terus menunjukkan jika ketersediaan obat bius di AS terus mengalami peningkatan. Keberadaan obat bius seperti heroin, ganja, MDMA, dan methamphetamine masih dapat ditemukan dalam beberapa pasar atau jalanan di AS.

Seperti contoh, keberadaan heroin dalam pasar gelap AS yang terus mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya proses produksi di Meksiko. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi fenomena ini, yakni berkurangnya pasokan heroin dari Kolombia dan meningkatnya kemampuan para kartel obat bius Meksiko memproduksi heroin tersebut. Dibuktikan dengan adanya laporan dari pemerintah AS yang dirangkum oleh Department of Justice, yang menyebutkan adanya jumlah kenaikan produksi heroin para kartel obat bius Meksiko yang mencapai angka 50 metrik ton heroin di tahun 2009 (U.S. Department of Justice 2011, 26).

Jumlah ganja yang terdapat di AS juga terus meningkat di tiap tahunnya. Fakta terhadap peningkatan produksi tersebut dibuktikan melalui adanya peningkatan jumlah ganja yang berhasil disita oleh penegak hukum di AS sepanjang tahun 2009 hingga 2010. Jumlah ganja yang berhasil disita oleh pemerintah AS di tahun 2008 hanya berjumlah 1.473.075 kg. Akan tetapi di tahun 2009 atau, jumlah ganja yang disita oleh pemerintah AS mencapai 1.975.128 kg dan mengalami penurunan di tahun 2010 yang hanya menyita 1.809.496 kg ganja (U.S. Department of Justice 2011, 28).

Meski mengalami penurunan jumlah ganja yang disita oleh pemerintah AS di tahun 2010, namun jumlah di tahun 2010 masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2008. Peningkatan jumlah ganja yang berhasil disita oleh pemerintah AS secara tidak langsung mengindikasikan adanya peningkatan kapasitas produksi ganja di Meksiko.Peningkatan jumlah produksi ini tidak terlepas dari adanya perang obat bius di Meksiko. Pengalihan fokus Pemerintah Meksiko ini pada akhirnya berdampak pada pengurangan jumlah ganja yang disita yang berujung pada peningkatan produksi ganja di Meksiko .

Secara keseluruhan keberadaan obat bius di pasar AS terus mengalami peningkatan. Hal ini tidak tentu tidak sesuai dengan harapan pemerintah AS maupun Meksiko. Bagi pemerintah Meksiko sendiri, ketersediaan obat bius dalam pasar gelap AS semakin menunjukkan jika keberadaan strategi perang obat bius yang tengah digalakkan belum mampu berjalan dengan baik. Justru sebaliknya, beberapa obat bius di AS semakin banyak dan terus memberikan efek lanjutan dengan meningkatnya pengguna obat bius dalam masyarakat AS. Ditambah keberadaan peningkatan kekerasan di Meksiko juga semakin membuat kompleks situasi di Meksiko jika dibandingkan dengan masa sebelum diberlakukannya strategi perang obat dan Merida Initiative .

Keberadaan fenomena terkait dengan adanya peningkatan angka kematian warga sipil, hingga data angka kematian para anggota kartel yang terus meningkat dari tahun 2008 hingga saat ini dan beberapa bukti yang menunjukkan ketersediaan obat bius dalam pasar gelap AS. Mengindikasikan keberadaan kartel obat bius yang terus menunjukkan usaha perlawanan terhadap pemerintah Meksiko walaupun telah terdapat adanya Merida Initiative dari pemerintah AS. Dengan kata lain, aplikasi kebijakan perang obat bius besertsa dukungan dari pemerintah AS yang telah berjalan dari tahun 2008 hingga 2010 masih belum mendapatkan progres yang diharapkan. Justru sebaliknya, langkah kebijakan perang obat bius pemerintah Meksiko kini mulai mengalami kemunduran, karena proses fragmentasi kartel obat bius masih belum berlangsung efektif karena masih banyaknya kartel obat bius yang beroperasi di Meksiko dan AS.

Penulis mengamati posisi belum mampunya pemerintah dalam menangani para kartel obat bius disebabkan oleh tiga problem mendasar. Pertama, ialah adanya kompleksitas target perlawanan dalam strategi perang obat bius tersebut. Kedua, adalah adanya usaha pengabaian aspek proses konsolidasi demokrasi di Meksiko. Terakhir adalah adanya ketidakjelasan dalam Merida Initiative. Ketiga problem tersebut menjadi permasalahan mendasar yang menciptakan kesulitan bagi pemerintah Meksiko untuk mengatasi para kartel obat bius.

Kompleksitas Target Perlawanan Perang Obat Bius

Identifikasi terkait dengan permasalahan kompleksitas dari target perlawanan perang obat bius secara otomatis mengarah pada perihal kondisi pemerintah Meksiko yang sulit untuk menentukan target perlawanan mereka. Hal ini tentu tidak sesuai dengan ide dari Sun Tzu dan Clausewitz yang sangat menekankan pada sisi identifikasi yang baik pada siapa target dari sebuah peperangan.

Perihal strategi dari perang obat bius yang direncanakan oleh pemerintah Meksiko dengan menggunakan militer, sebenarnya telah sesuai dengan pernyataan Clausewitz, yang menyebutkan, jika keberadaan penggunaan militer harus ditujukan sebagai upaya pencapaian tujuan politik (Clausewitz dalam Howard dan Paret 1976,229). Dengan kata lain, Clausewitz berusaha menjelaskan jika kampanye militer bukan ditujukan sebagai akhir dari pelaksaannya. Karena secara harfiah, objek politik tetap merupakan tujuan akhir, dan perang dipergunakan sebagai instrumen untuk mencapainya. Kedua hal ini tidak dapat untuk dipisahkan satu sama lain. Hal ini ditegaskan kembali oleh Clausewitz melalui pernyataannya, “War, Should never be thought of as something autonomous but always as instrument of policy”(Clausewitz dalam Howard dan Paret 1976,20).

Objek politik, seperti yang dijelaskan oleh Clausewitz, telah terepresentasikan melalui strategi pihak pemerintah Meksiko untuk dapat menekan angka peredaran dan penggunaan obat bius beserta upaya untuk mengurangi tingkat kriminalitas di Meksiko. Secara umum, upaya perang obat bius pemerintah Meksiko berusaha untuk menggambarkan jika permasalahan obat bius dapat diatasi secara baik dan akan menurun dengan drastis apabila dilakukannya usaha pelarangan dalam aspek produksinya beserta distribusinya yang secara otomatis menyeret nama beberapa kartel obat bius. Dengan kata lain, pemerintah Meksiko berharap dengan perang obat bius, kedepannya akan menekan aspek suplai dari proses perdagangan obat bius ilegal dalam wilayah regional Amerika Utara.

Hasil dari evaluasi yang ditelusuri, implementasi strategi perang obat bius di Meksiko, telah melupakan objek politiknya. Keberadaaan perang obat bius di Meksiko, telah menjadi sesuatu yang otonomi tersendiri daripada menjadi sebuah instrumen kebijakan pemerintah Meksiko. Meskipun secara nyata terdapat pencapaian kesuksesan perang obat bius yang dibuktikan dengan banyaknya obat bius yang disita, tanaman yang dihanguskan, beserta beberapa hasil penangkapan beberapa aktor utama yang berperan dalam beberapa kartel obat bius di Meksiko.

Problem yang tengah dihadapi oleh pemerintah Meksiko adalah terdapat ketidakjelasan dalam pelaksanaan misi perang obat bius mereka. Hal ini tidak terlepas dari inti permasalahan terkait dengan ketidakjelasan pemerintah Meksiko untuk menentukan target utama dari sekian kartel obat bius, karena kompleksnya struktur kartel obat bius Meksiko. Di Meksiko, pelaku pengedar obat bius, tidak hanya di dominasi oleh satu kartel. Banyak literatur yang mencatat, jika keberadaan kartel di Meksiko terus mengalami proses evolusi yang cepat.

Beberapa dekade yang lalu, hanya terdapat empat kartel obat bius yang memegang keseluruhan proses perdagangan obat bius ilegal yang ada di Meksiko, mereka adalah : 1. Kartel Sinaloa / Federation, 2.Kartel Tijuana/Organisasi Arellano – Felix, 3.Kartel Juarez/Organisasi Carillo Fuentes, dan 4. Gulf Cartel. Namun kini, telah terdapat tujuh organisasi yang mayoritas berperan dalam perdagangan obat bius di Meksiko. Tiga organisasi tambahan tersebut adalah : Organisasi La Familia Michoacan; Los Zetas; dan Organisasi Beltran Levya (Beittel 2011, 6 – 12).



Perkembangan para Kartel Obat Bius di Meksiko memang sudah banyak diprediksi oleh beberapa pengamat. Salah satunya oleh Michael Lawrence, dia mengadaptasi hipotesis dari Tainter yang menjelaskan konsep sebuah sistem high – gain (Tainter 1988 dalam Lawrence 2012, 34 - 35 ). Pemikiran dasar akan mengenai sistem high – gain Tainter, oleh Lawrence, digunakan juga untuk menggambarkan kondisi dari para kartel obat bius di Meksiko. Lawrence, menyebutkan jika keberadaan pasar obat bius ilegal yang memiliki potensi high – gain yang mampu untuk mendorong terwujudnya sebuah organisasi sebagai complex adaptive system (CAS).

Identifikasi Lawrence untuk kemudian menyebutkan keberadaan kartel obat bius di Meksiko sebagai CAS, didasarkan pada banyaknya individu yang saling berperan dalam rantai produksi obat bius ilegal, baik mulai dari proses produksi, penyeludupan, dan konsumsi mulai dari kawasan Meksiko hingga AS. CAS sendiri memiliki kemampuan adaptasi yang dapat meningkat disaat masing masing komponen pembentuknya telah memiliki “skema”, yang pada lanjutannya dapat dipergunakan sebagai pegangan untuk memahami posisi diri sendiri dan sekitarnya serta mampu untuk memprediksi kejadian yang akan terjadi kedepannya (Lawrence 2012, 37).



Dengan sifat alamiah dasar dari perdagangan obat bius ilegal yang high – gain juga akan berdampak pada adanya peningkatan kemampuan adaptasi dari para kartel obat bius di Meksiko. Sebagai contoh, beberapa individu dalam kartel obat bius Meksiko pada akhirnya memiliki serangkaian skema yang berbeda untuk dapat menyelundupkan obat bius kedalam wilayah AS. Meski harus dihadapkan dengan peningkatan teknologi perbatasan dan lembaga penegak hukum, beberapa penyelundup obat bius mulai merencanakan membangun terowongan bawah tanah sebagai salah satu skema strategi terbaru dalam meningkatkan usaha penyeludupan mereka.

Melihat kenyataan di lapangan yang menjelaskan banyaknya jumlah kartel obat bius, beserta bagaimana bentuk sebenarnya dari kartel obat bius yang merupakan implementasi dari CAS. Mulai memperjelas jika terdapat indikasi kompleksitas dari struktur kartel obat bius di Meksiko. Dari permasalahan kompleksitas tersebut pada akhirnya menyebabkan ketidakjelasan dalam menentukan target perlawanan oleh pemerintah Meksiko. Ditambah Pemerintah Meksiko juga tidak dapat menjelaskan dengan gamblang bagaimana dengan adanya penggunaan kekuatan militer untuk dapat mencapai target misi yang telah direncanakan sebelumnya. Akibatnya, Pemerintah Meksiko tidak dapat menentukan skala prioritas target mereka dalam perang obat bius, yang berujung pada adanya peningkatan kekerasan yang tidak dapat dikendalikan oleh pemerintah

Pengabaian Aspek Proses Konsolidasi Demokrasi di Meksiko

Proses konsolidasi demokrasi dalam kawasan Amerika Latin selalu membentuk pola interaksi diantara sistem politik dengan militer (Scott Mainwaring1989, 3-4). Permasalahan yang sama juga tengah dialami oleh Meksiko, negara yang memiliki keterikatan erat dengan sejarah penggunaan militer untuk mengontrol kekuasaan sipil apabila pemerintahnya menetapkan strategi perang obat bius. Roderic Camp dan Jordi Diez mencatat beberapa faktor yang dapat membuat situasi tersebut di Meksiko, termasuk diantaranya sejarah lalu pemerintahan Meksiko saat dibawah kendali PRI (Roderic Ai Camp 2004 dalam Jordi Diez 2008, 113-145).

Terpilihnya Vicente Fox di tahun 2000 telah memulai proses konsolidasi demokrasi di Meksiko, dan seharusnya telah mengubah kerangka kerja relasi pemerintah dan militer di Meksiko. Namun sebaliknya, tidak ada perubahan dalam struktur yang terbentuk dalam pemerintahan Meksiko dengan militernya. Salah satu contohnya, untuk masa kepemimpinan Calderon, tercatat personel militer yang berpatisipasi dalam perang obat bius pemerintah Meksiko meningkat 133% jika dibandingkan dengan era kepemimpinan Vicente Fox (Astorga dan Shirk 2010, 4).Terlebih, usaha pendanaan dan pelatihan militer juga mengalami peningkatan, karena disaat bersamaan Merida Initiative sudah diberlakukan.

Keikutsertaan militer dalam usaha perang obat bius di Meksiko juga tentunya memberikan potensi ancaman bagi upaya konsolidasi demokrasi yang terdapat di Meksiko. Kerena sebagai konsekuensinya akan berdampak pada memburuknya situasi relasi sektor sipil dan militer di Meksiko. Konsekuensi tersebut akan berlanjut pada dua permasalahan baru, yakni menurunnya kontrol sipil atas militer yang berujung pada ketidakpercayaan masyarakat Meksiko terhadap pemerintahan dan berlanjut pada melemahnya respon militer dalam menjaga kewenangan politik demokrasi di Meksiko.

Kondisi masyarakat sipil yang seakan tidak ingin melanjutkan proses konsolidasi demokrasi dengan tangan mereka sendiri, dan lebih memilih untuk mempercayakannya pada pihak militer, maka akan semakin memperbesar kemungkinan untuk para kartel obat bius menyusup kedalam tubuh militer. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jika para kartel obat bius merupakan salah satu implementasi dari CAS. Sehingga untuk beradaptasi situasi disaat militer mulai menjadi satu satunya strategi pemerintahan, para kartel obat bius tersebut mulai menerapkan skema “plata o plomo” terhadap para anggota militer (Tony Payan 2006).

Korupsi di dalam pasukan militer Meksiko bisa saja menjadi konsekuensi terbaru pasca peningkatan peran militer dalam melaksanakan perang obat bius yang mengabaikan proses konsolidasi demokrasi di Meksiko. Hal ini terbukti melalui adanya pemecatan terhadap Jendral Gutierrez Rebollo, komisioner dalam Institut Kejaksaan Agung Nasional Pemberantasan Obat Bius, terkait kasus penerimaan suap dari para kartel obat bius.

Skema korupsi yang teraplikasikan melalui proses plata o plomo semakin membuat posisi militer lebih mudah untuk dimasuki oleh para kartel obat bius Meksiko. Kondisi ini juga akan membentuk narco – State, yang kemudian memposisikan pihak militer sebagai pelindung para kartel obat bius Meksiko bukan sebagai lawan yang seharusnya diberantas oleh mereka. Perluasan korupsi hingga anggota militer juga akan menjadi persoalan baru bagi upaya penegakan hukum di Meksiko, terlebih dengan kondisi Meksiko sendiri yang tengah memperjuangkan konsolidasi demokrasi mereka. Dengan ketiadaan rasa hormat terhadap penegakan hukum Meksiko, prosedur dan norma demokrasi tentu saja akan sulit terlaksana secara menyeluruh. Karena dengan adanya korupsi dalam tubuh militer akan membentuk situasi perpolitikan yang tidak dapat terkontrol oleh sistem politik yang demokrasi.



Ketidakjelasan dalam Implementasi Merida Initiative

Problem terakhir adalah problem ketidakjelasan dari implementasi Merida Initiative. Merida Initiative hadir disaat momen terpenting bagi pemerintah AS dan Meksiko untuk dapat menyelesaikan problem kartel obat bius. Karena dalam beberapa dekade terakhir para kartel obat bius terus mengacau di wilayah perbatasan antara kedua negara tersebut. Baik pemerintah AS dan Meksiko juga menyadari jika masa depan masyarakat mereka saling berkaitan dan Merida Initiative merupakan satu – satunya media yang dapat menyelesaikan permasalahan endemik tersebut.

Sepanjang waktu pelaksanaannya, Merida Initiative masih belum membantu tercapainya tujuan yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Pelaksanaan Merida Initiative justru diindikasikan telah menimbulkan serangkaian permasalahan dalam pelaksanaan perang obat bius di Meksiko. Keseluruhan permasalahan tersebut pada dasarnya terpusat pada satu inti permasalahan, yakni ketidakjelasan dalam implementasi Merida Initiative. Ketidakjelasan dalam implementasi Merida Initiative sendiri diakibatkan oleh dua hal mendasar yakni,

Pertama, ketidakjelasan terhadap pengiriman perlengkapan dan pelatihan kepada pihak Meksiko akibat belum tercapainya LOA lebih lanjut diantara pemerintah AS dengan Meksiko. Terhitung hingga tanggal 31 Maret 2010, pemerintah AS dan Meksiko belum menindaklanjuti proses penandatanganan LOA tersebut. Sehingga banyak sekali perlengkapan dan pelatihan yang mengalami penundaan pengirimannya, dan tidak mempunyai kejelasan untuk proses implementasi kedepannya.

Ketidakjelasan terhadap pengiriman sejumlah perlengkapan dan pelatihan dalam Merida Initiative sudah cukup untuk menunjukkan jika terdapat persoalan yang pelik di pemerintahan AS, dengan melihat perkembangan perang obat bius yang tengah dilaksanakan oleh pemerintah Meksiko. Penandatangangan LOA yang tertunda diantara kedua belah pihak juga tidak diketahui kelanjutannya. Banyak spekulasi yang berkembang mengenai penyebab terjadinya penundaan tersebut. Namun, jika melihat track record pelaksanaan perang obat bius selama ini, hal yang tersebut dapat terjadi mengingat keberadaan kekerasan dan masih adanya beberapa obat bius yang beredar di AS terus mengalami peningkatan dan tidak dapat dikendalikan oleh pemerintah Meksiko. Sehingga hal tersebut dapat dijadikan pertimbangan oleh pemerintah AS untuk menunda LOA lanjutan Merida Initiative untuk melihat perkembangan situasi lebih lanjut dari usaha penanganan kartel obat bius oleh pemerintah Meksiko.

Kedua, keberadaan strategi Merida Initiative dari pihak AS, tidak memiliki transparansi dan pertanggungjawaban dalam pelaksanaannya. Meskipun pemerintah AS telah berusaha untuk mengimplementasikan strategi terbaik dalam Merida Initiative, namun GAO menemukan beberapa kekurangan utamanya dalam hal yang menunjukkan transparansi dan manajemen dari pelaksanaan Merida Inittiative. Kritik terhadap permasalahan terdapat pada beberapa elemen kunci yang tidak mampu menunjukkan ukuran pelaksanaan implementasi Merida Inititative. Secara keseluruhan pelaksanaan implementasi oleh pemerintah AS tidak berjalan searah dengan tujuannya, tidak memberikan ukuran skala target yang ditentukan, dan tidak adanya perhitungan akhir terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut (United States Government Accountability Office 2010, 23-24 ).

Kesimpulan

Keberadaan strategi perang obat bius pemerintah Meksiko yang dibarengi dengan kerjasama Merida Initiative dengan pemerintah Amerika Serikat pada akhirnya justru memunculkan situasi yang tidak terduga di Meksiko. Belum ada pencapaian yang seperti diharapkan oleh kedua belah pihak, justru sebaliknya kondisi kekerasan terus meningkat di Meksiko dan angka peredaran obat bius yang menuju ke Amerika Serikat terus meningkat. Hal tersebut, pada akhirnya memperlihatkan jika pemerintah Meksiko mengalami kesulitan dalam menangani para kartel obat bius yang beroperasi di wilayahnya.

Kesulitan pemerintah Meksiko dalam menangani para kartel obat bius Meksiko disebabkan oleh adanya kesalahan strategi dalam beberapa aspek. Pertama, strategi perang obat bius pemerintah Meksiko memiliki ketidakjelasan dalam menentukan target perlawanannya akibat kompleksnya struktur para kartel tersebut. Kedua, pelaksanaan strategi perang obat bius Meksiko telah mengabaikan proses konsolidasi demokrasi di Meksiko. Terakhir, terdapat ketidakjelasan dalam implementasi Merida Initiative yang seharusnya menjadi faktor penyokong terpenting dari strategi perang obat bius di Meksiko.

Dengan demikian dapat disimpulkan secara menyeluruh jika permasalahan organisasi kriminal transnasional bukanlah permasalahan yang dapat dituntaskan dengan mudah. Banyak sekali pertimbangan yang harus diambil oleh negara untuk menyelesaikan permasalahan ini. Ketika pemerintah memutuskan untuk lebih koersif dalam melawan organisasi kriminal transnasional, pihak pemerintah juga harus mempertimbangkan efek negatif yang akan terjadi selanjutnya. Dan ketika pelaksanaan proses kerjasama bilateral , harus ada penentuan tujuan yang jelas dalam kerjasama tersebut, baik dalam kesepakatan implementasi dan proses evaluasi kerjasamanya. Sehingga dengan adanya sinergi yang baik dalam kedua proses koersif dan kerjasam bilateral memungkinkan untuk memperkecil ruang gerak dari pelaku kriminal transnasional, meskipun tidak dapat menghilangkan mereka dari tatanan dunia internasional saat ini.



Daftar Pustaka

E-book
Astorga, Luis dan David Shirk.2010. “Drug Trafficking Organizations and Counter-Drug Strategies in the U.S.-Mexican Context”. San Diego : Co-sponsored oleh the Center for U.S.-Mexican Studies, the Mexico Institute of the Woodrow Wilson Center, El Colegio de la Frontera Norte, dan El Colegio de México [online]. Dalam http://www.esc holarship.org /uc/item/8j647429 [diakses tanggal 10 Januari 2012]
Cook ,Colleen dan Clare Ribando Seelke. 2008. Merida Initiative : Proposed U.S. Anticrime and Counterdrug Assistance for Mexico and Central America. Washington D.C:Congressional Research Service,RS22837 [online]. Dalam http://fpc.state.gov/documents/ organization/1036 94.pdf [diakses tanggal 10 Oktober 2011].
Cornelius,Wayne A. dan David A. Shirk,eds .2007. Reforming the Administration of Justice in Mexico. San Diego : University of Notre Dame Press and Center for US – Mexican Studies, University California [online]. Dalam http://undpress.nd .edu/book/P01130 [diakses tanggal 15 Oktober 2011].
Diez, Jordi .2008.Legislative Oversight of the Mexican Military.Mexican Studies [online]. Dalam http://www.Jstor.org/stable/30136779 [diakses tanggal 12 Agustus 2011]
Edwards, Adam dan Peter Gill. 2003.Transnational Organized Crime Perspectives on Global Security. London : Routledge [online]. Dalam http://www.bookfi.org/ [diakses 09 November 2011]
Garza,Antonio O. 2008. Merida Initiative Monies Released; Letter of Agreement Signed. Mexico:Embassy of U.S [online]. Diambil dari http://www.usembassymexico.gov/eng/Ambass ador/eA081203Jointdeclaration.html [diakses tanggal 21 September 2012
Hendrix, Steve. The Merida Initiative for Mexico and Central America: The New Paradigm for Security Cooperation, Attacking Organized Crime, Corruption and Violence. Loyola University Chicago International Law Review, Vol. 5, Issue 2 [online]. Dalam http://www.luc.edu/law/activities /publications/ilrdocs/vol5_no2/vol5_no2/hendrix_mexico.pdf [diakses 09 November 2011]
Seelke,Clare Ribando et al. 2010. Latin America and the Caribbean: Illicit Drug Trafficking and U.S Counter-drug Programs”.Washington : CRS Report for Congress R41215[online]. Dalam http://www.fas.org/sgp/crs/row/R 41215.pdf [diakses pada tanggal 21 April 2011].
Schaefer, A. Gereben et.al . 2009. Security in Mexico : Implications for U.S. Policy Options.California : RAND Corporation [Online]. Dalam http://www.rand.org/pubs /monographs/2009/RAND_MG87 6.pdf [diakses 09 November 2011].

Shirk, David A. et al. 2012.“Drug Violence in Mexico : Data and Analysis Through 2011”.California : University of San Diego[online]. Diambil dari http: //justiceinmexico.files.word press.com/2012/03/2012-tbi-drugviolence.pdf [diakses tanggal 22 April 2012]


Sullivan, Mark P. et al. 2008. Latin America and the Caribbean: Issues for the 110th Congress. Washington : CRS Report for Congress RL33828 [online]. Dalam http://www.policya rchive.org/handle/1 0207/bitstreams 3096.pdf. [diakses tanggal 29 Januari 2011].
Howard, Michael dan Peter Paret. 1976. On War. New Jersey: Princeton University Press [online]. Dalam http://www.bookfi.org/ [diakses tanggal 09 November 2011].
June S. Beittel.2011.Mexico’s Drug Trafficking Organizations: Source and Scope of the Rising Violence. Washington : CRS R41576[online]. Dalam http://cnsnews.com/sites/default/fi les/documents/MEXICO'S%20DRUG%20TRAFFICKING%20ORGANIZATIONS-CRS-2011.pdf [diakses tanggal 12 Agustus 2012]
Lawrence, Michael. 2012. A Complex System Approach to the Drug War in Mexico [online]. Canada ; Waterloo Institute .Dalam http ; // bookfi.org.// [diakses tanggal 12 Agustus 2012]

Payan, Tony . 2006. Three Border US – Mexico Border Wars [online]. London : Greenwood Publihing Group, Inc. Dalam http://bookfi.org// [diakses pada tanggal 10 Januari 2012.]


Publikasi Pemerintah
U.S Department of Justice. 2007. National Drug Threat Assessment 2008 [online]. Dalam http://www.justice.gov/archive/ndic/ pubs25/25921/25921p.pdf [diakses tanggal 09 November 2011]
U.S Department of Justice. 2011. National Drug Threat Assessment 2011 [online]. Dalam http://www.justice.gov/archive/ndic/pubs25/25921/25921p.pdf[diakses tanggal 09 November 2012]
U.S Department of State . 2008 . FY2008 Supplemental Appropriations Spending Plan, Mexico,Central America, Haiti, and the Dominican Republic. Washington .Dalam http://www.narconews.com/docs/Plan%20Mexico20200 8%20Spending%20Planpublic.pdf [diakses tanggal 21 September 2012]
U.S Department of Justice.2009.Statement of Eric H. Holder, Jr Before The Committe on the Judiciary U.S Senate : OVERSIGHT OF THE DEPARTMENT OF JUSTICE [online].Washington. Dalam http://www.justice.gov/ olp/sjc-oversight.pdf [diakses pada tanggal 22 April 2012 ]
U.S Department of State.2009.Testimony of David T. Johnson, Assistant Secretary, U.S Department of State, Bureau of International Narcotics and Law Enforcement Affairs, before the Subcommittee on State, Foreign Operations, related Programs of house Committee on Appropriations [online]. Dalam http://democrats.appropriations.house. gov/images/stories/pdf/sfo/David_Johnson_03_10_09.pdf [diakses pada tanggal 21 September 2012]

United States Government Accountability Office. 2010. Merida Initiative : The U.S has Provided Counter-narcotics and Anti-crime Support but Needs Better Performance Measures [online]. Washington : GAO-10-837. Dalam http://www.gao.gov/new.items/d10837.pdf [diakses pada tanggal 10 April 2012]


Violence Policy Center. 2009. Indicted : Type of Firearms and Method of Gun Trafficking from the U.S to Mexico as Revealed in U.S Court Document [online].Washington DC. Dalam http://www.vpc.org/studies/indicted.pdf [diakses tanggal 09 November 2011]

Media Massa elektronik
Mexican Police Arrest Alleged Drug Lord Carlos Beltran Leyva”.2003.The Guardian. Dalam http://www.guardian.c o.uk/world/2010/jan/03/mexico-arrests-carlos-beltran-leyva [diakses pada tanggal 11 Januari 2012]
Mexico extradites Eduardo Arellano Felix to U.S”.2009. Fox News. Dalam http://latino.foxnews.com/latino/news/2012 /09/01/mexico-extradites-eduardo-arellano-felix-to-us/[diakses tanggal 21 September 2012]
Mexico arrests 'drug lord' Edgar Valdez”.2010.BBC News. Diambil dari http://www.bbc.co.uk/news/world-latin-america-11134727[diakses pada tanggal 11 Januari 2012]




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət