Ana səhifə

Teori evolusi


Yüklə 437.5 Kb.
səhifə11/15
tarix27.06.2016
ölçüsü437.5 Kb.
1   ...   7   8   9   10   11   12   13   14   15

BAB 12

Antara Rancangan dan Kebetulan

Pada bab sebelumnya, kita telah mengkaji kemustahilan kehidupan terbentuk secara kebetulan. Untuk sementara, marilah hal yang mustahil ini kita terima lagi. Anggaplah bahwa jutaan tahun yang lalu sebuah sel terbentuk lengkap dengan segala sesuatu yang diperlukannya untuk hidup dan bahwa sel tersebut “hidup”. Sampai di sini, lagi-lagi evolusi runtuh. Karena sekalipun sel tersebut hidup untuk sementara waktu, ia akan mati dan tidak menyisakan apa pun, segalanya akan kembali seperti semula. Tanpa informasi genetis, sel pertama ini tidak mampu bereproduksi dan memulai generasi baru. Kehidupan akan berakhir dengan kematiannya.

Sistem genetis tidak hanya terdiri dari DNA, tetapi harus ada pula: enzim untuk membaca kode DNA, yaitu mRNA (messenger RNA) yang dibuat setelah kode DNA dibaca, ribosom di mana mRNA akan menempel sesuai kode ini untuk produksi, RNA transfer yang membawa asam amino ke ribosom untuk digunakan dalam produksi, dan enzim-enzim yang sangat kompleks untuk melaksanakan beragam proses antara. Perangkat tersebut hanya terdapat dalam lingkungan yang sepenuhnya terisolasi dan terkendali seperti sel—tempat semua bahan mentah penting dan sumber energi berada.

Karenanya, materi organik dapat bereproduksi hanya jika materi ini berbentuk sel yang telah berkembang penuh, lengkap dengan seluruh organelnya dan dalam lingkungan yang sesuai untuk hidup, bertukar material, dan mendapatkan energi dari sekelilingnya. Ini berarti bahwa sel pertama di bumi terbentuk “secara tiba-tiba” lengkap dengan strukturnya yang sangat kompleks.

Jadi, apa artinya jika sebuah struktur kompleks muncul tiba-tiba?

Pertanyaan ini akan diajukan dengan sebuah contoh. Umpamakan sel tersebut sebuah mobil berteknologi tinggi dengan segala kompleksitasnya. (Sebenarnya sel terdiri dari sistem yang jauh lebih kompleks dan lebih berkembang dibandingkan mobil beserta mesin dan seluruh onderdilnya.) Sekarang ditanyakan: apa yang terlintas dalam pikiran jika Anda menjelajahi pedalaman hutan lebat dan menemukan mobil model terbaru di antara pepohonan? Akankah Anda berpikir bahwa beragam elemen dalam hutan telah menyatu secara kebetulan selama berjuta-juta tahun dan menghasilkan sebuah kendaraan semacam itu? Seluruh bahan mentah untuk membentuk mobil tersebut diperoleh dari besi, plastik, karet, tanah atau produk sampingnya. Tetapi apakah fakta ini akan membuat Anda berpikir bahwa bahan-bahan ini tersintesis “secara kebetulan” lalu menyatu dan menghasilkan mobil tersebut?

Tentu saja, setiap orang yang berakal sehat akan tahu bahwa mobil itu adalah hasil rancangan yang disengaja, yakni pabrik, dan akan heran mengapa mobil tersebut bisa berada di tengah-tengah hutan. Pemunculan tiba-tiba suatu struktur kompleks dalam bentuk lengkap menunjukkan bahwa struktur tersebut diciptakan oleh suatu kekuatan berkesadaran. Tidak diragukan lagi bahwa sistem kompleks seperti sel diciptakan oleh sebuah kehendak dan kebijakan agung. Dengan kata lain, sel terjadi karena diciptakan Allah.

Dengan keyakinan bahwa kebetulan murni dapat membentuk rancangan sempurna, evolusionis telah melanggar batas-batas akal sehat dan ilmu pengetahuan. Pakar terkemuka yang membahas persoalan ini adalah ahli zoologi Perancis, Pierre Grassé, mantan ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis. Meskipun seorang materialis, Grassé mengakui bahwa teori Darwin tidak dapat menjelaskan kehidupan. Dia juga mengemukakan pendapatnya tentang logika konsep “kebetulan” yang merupakan pilar utama Darwinisme:

Kemunculan mutasi-mutasi secara tepat, yang memungkinkan hewan dan tumbuhan memenuhi kebutuhan, merupakan hal yang sukar dipercaya. Namun, teori Darwin menyatakan lebih dari itu: sebatang pohon atau seekor hewan memerlukan beribu-ribu peristiwa kebetulan pada saat yang tepat. Jadi, keajaiban akan berperan di sini: peristiwa-peristiwa dengan peluang mendekati nol tidak boleh gagal untuk terjadi.... Tak ada larangan untuk berkhayal, tapi ilmu pengetahuan tidak boleh terjerumus ke dalamnya.1

Grassé merangkum arti konsep “kebetulan” bagi evolusionis dengan kalimat “… Peluang menjadi semacam tuhan. Meskipun tidak dinamai, di balik kedok ateisme, ia disembah secara sembunyi-sembunyi.”2

Kegagalan logis evolusi adalah akibat pemujaan mereka akan konsep kebetulan. Dalam Al Quran disebutkan bahwa mereka yang menyembah selain Allah sama sekali tidak berakal:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk (mendengar ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A'raf, 7: 179)

Formula Darwin!
Selain bukti teknis yang telah kita bicarakan sejauh ini, mitos evolusionis dapat diuji dengan sebuah contoh yang sangat sederhana dan bahkan dapat dimengerti oleh anak kecil.

Teori evolusi menyatakan bahwa kehidupan terbentuk secara kebetulan. Berdasarkan teori ini, atom-atom tidak hidup, yang tidak memiliki kesadaran, berkumpul dan membentuk sel. Entah bagaimana caranya, sel-sel ini kemudian membentuk makhluk-makhluk hidup lainnya, termasuk manusia. Mari kita pikirkan. Jika kita kumpulkan unsur-unsur penyusun kehidupan seperti karbon, fosfor, nitrogen dan natrium, maka yang terbentuk hanya tumpukan bahan-bahan. Perlakuan apa pun kepadanya tidak akan mengubah tumpukan bahan tersebut menjadi makhluk hidup. Jika Anda berminat, mari kita lakukan sebuah "eksperimen" atas nama evolusionis untuk menguji pernyataan mereka yang disebut "Formula Darwin" :

Misalkan evolusionis memasukkan bahan-bahan penyusun kehidupan seperti fosfor, nitrogen, karbon, oksigen, besi dan magnesium ke dalam sebuah tangki besar. Mereka juga dapat menambahkan bahan lain yang tidak ada pada kondisi normal, tetapi mereka anggap perlu. Mereka dapat menambahkan sebanyak mungkin asam amino — yang tidak mungkin terbentuk pada kondisi normal — dan sebanyak mungkin protein — dengan peluang pembentukan 10-950 per protein. Kemudian mereka dapat memanaskan dan mengatur kelembaban campuran serta mengaduknya dengan alat tercanggih sesuka mereka. Biarkan mereka menyuruh para ilmuwan terkemuka menungguinya secara bergiliran selama miliaran, dan bahkan triliunan tahun. Mereka bebas mengupayakan segala kondisi yang mereka yakini perlu untuk pembentukan manusia. Apa pun yang mereka lakukan, mereka tidak bisa menghasilkan seorang manusia dari campuran ini, misalnya seorang profesor yang memeriksa struktur selnya di bawah mikroskop elektron. Mereka tidak bisa membuat jerapah, singa, lebah, burung kenari, kuda, lumba-lumba, mawar, anggrek, lili, anyelir, pisang, jeruk, apel, kurma, tomat, melon, semangka, ara, zaitun, anggur, persik, merak, ayam, kupu-kupu berwarna-warni atau jutaan makhluk hidup lainnya. Sungguh, bahkan mereka tidak dapat menghasilkan satu sel pun dari organisme-organisme tersebut.

Ringkasnya, atom-atom tidak berkesadaran tidak dapat membentuk sel hanya dengan bergabung. Mereka tidak dapat mengambil keputusan baru dan membelah sel ini menjadi dua, lalu mengambil keputusan-keputusan lain dan menciptakan profesor-profesor yang menemukan mikroskop elektron, dan kemudian memeriksa struktur selnya sendiri di bawah mikroskop tersebut. Materi adalah tumpukan benda mati yang tidak ber-kesadaran, dan menjadi hidup karena penciptaan Allah.

Teori evolusi yang menyatakan sebaliknya sangat keliru dan benar-benar bertentangan dengan akal sehat. Menelaah sedikit saja pernyataan-pernyataan evolusionis, akan mengungkapkan kebenaran, seperti dalam contoh di atas.

Teknologi Pada Mata dan Telinga
Persoalan lain yang belum terjawab oleh teori evolusi adalah kemampuan pengindraan mata dan telinga yang luar biasa.

Sebelum membahas mata, akan dijawab dulu secara singkat pertanyaan “bagaimana kita bisa melihat”. Cahaya yang datang dari sebuah benda jatuh terbalik pada retina mata. Di sini, cahaya diubah menjadi sinyal-sinyal elektris oleh sel-sel dan sinyal ini diteruskan ke bintik kecil di belakang otak yang disebut pusat penglihatan. Dalam pusat penglihatan, sinyal-sinyal elektris ini ditangkap sebagai bayangan benda setelah melalui serangkaian proses. Dengan latar belakang teknis ini, mari kita membahasnya lebih lanjut.

Otak terisolasi dari cahaya. Berarti di dalamnya gelap gulita dan cahaya tidak menjangkaunya. Daerah yang disebut pusat penglihatan adalah tempat yang gelap yang tidak pernah terjangkau cahaya, bahkan mungkin merupakan tempat tergelap yang pernah kita ketahui. Namun dari kegelapan ini, kita dapat melihat dunia yang terang dan berkilauan.

Ketajaman dan kejelasan gambar yang terbentuk pada mata tidak dapat diperoleh bahkan oleh teknologi abad ke-20. Sebagai contoh, lihatlah buku yang Anda baca, tangan Anda yang memegangnya, kemudian angkat kepala Anda dan pandanglah sekeliling Anda. Pernahkah Anda melihat gambar setajam dan sejelas ini di tempat lain? Bahkan layar televisi tercanggih yang dibuat pabrik terbaik pun tidak dapat memberikan gambar setajam ini. Ini adalah gambar tiga dimensi, berwarna dan sangat tajam. Lebih dari 100 tahun para insinyur berusaha mencapai ketajaman ini. Pabrik-pabrik dan instalasi besar dibangun, berbagai riset dilakukan, rencana dan rancangan telah diusahakan untuk tujuan ini. Sekali lagi, lihatlah layar TV dan buku yang Anda pegang. Akan Anda lihat perbedaan besar dalam ketajaman dan kejelasannya. Lebih dari itu, layar TV hanya memberikan gambar dua dimensi, sedangkan mata Anda memberikan perspektif tiga dimensi, yang memiliki kedalaman. Jika Anda lihat dengan cermat, Anda akan mengamati gambar yang kabur pada televisi. Apakah terdapat gambar kabur pada penglihatan Anda? Tentu tidak.

Telah bertahun-tahun puluhan ribu insinyur berusaha membuat TV tiga dimensi untuk mencapai kualitas gambar seperti yang dilihat mata. Memang mereka telah menghasilkan TV tiga dimensi, tetapi untuk menontonnya masih harus dibantu kacamata khusus. Ini pun hanya tiga dimensi buatan. Latar belakangnya kabur, sedangkan bagian depannya seperti pemandangan di atas kertas. Manusia tidak pernah menghasilkan gambar setajam dan sejelas mata. Baik pada kamera maupun televisi, ada penurunan kualitas gambar.

Evolusionis menyatakan bahwa mekanisme yang menghasilkan gambar tajam dan jelas ini terbentuk secara kebetulan. Sekarang, jika seseorang mengatakan kepada Anda bahwa televisi di kamar Anda terbentuk secara kebetulan, bahwa atom-atom penyusunnya kebetulan bersatu dan membentuk TV yang menghasilkan gambar, apa pendapat Anda? Bagaimana atom-atom dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh ribuan orang?

Hampir seabad puluhan ribu insinyur bekerja keras meneliti di berbagai laboratorium dan kompleks industri berteknologi tinggi dengan menggunakan peralatan canggih, namun mereka tidak dapat melakukan lebih dari yang Anda lihat di layar TV Anda.

Jika alat yang menghasilkan gambar lebih primitif daripada mata saja mustahil terbentuk secara kebetulan, maka mata dan gambar yang dilihat mata lebih mustahil terbentuk secara kebetulan. Dibutuhkan rencana dan desain yang lebih terperinci dan lebih bijak daripada rencana dan desain untuk membuat TV. Rencana dan desain yang menghasilkan gambar sangat tajam dan jelas ini milik Allah, Penguasa seluruh alam semesta.

Situasi serupa berlaku pada telinga. Daun telinga menangkap bunyi dan menyalurkannya ke telinga bagian tengah; telinga bagian tengah menyalurkan getaran bunyi sekaligus memperkuatnya; telinga bagian dalam mengubah getaran ini menjadi sinyal-sinyal elektris yang kemudian disampaikan ke otak. Seperti halnya mata, tahap pendengaran berakhir di pusat pendengaran dalam otak.

Otak terisolasi dari suara, seperti juga dari cahaya. Tidak ada bunyi yang dapat langsung masuk ke otak. Bagaimanapun bisingnya di luar, di dalam otak sama sekali sunyi. Walau demikian, otak menangkap bunyi paling tajam. Di dalam otak Anda yang terisolasi dari bunyi, Anda dapat mendengar simfoni orkestra dan mendengar kebisingan di tempat ramai. Namun, jika pada saat itu tingkat bunyi di dalam otak Anda diukur dengan alat paling sensitif, yang terbaca adalah kesunyian total.

Mari kita bandingkan lagi kualitas teknologi telinga dan otak dengan teknologi yang dihasilkan manusia. Sebagaimana masalah penangkapan gambar, usaha selama beberapa dekade telah dilakukan untuk menghasilkan dan meniru suara sesuai dengan aslinya. Hasilnya berupa alat perekam, sistem high fidelity, dan sistem-sistem sensor atau pemindai. Kendatipun dikerahkan teknologi tercanggih dan ribuan insinyur dan ahli dalam kerja keras tersebut, belum diperoleh suara setajam dan sejelas yang ditangkap oleh telinga. Bahkan dalam sistem-sistem hi-fi produksi perusahaan terbesar dalam industri musik, ada penurunan kualitas bunyi yang direkam, atau Anda akan mendengar desis sebelum musik dimulai. Sebaliknya, suara yang dihasilkan teknologi tubuh manusia terdengar sangat tajam dan jelas. Telinga manusia menangkap bunyi tanpa disertai desis atau nuansa bunyi samping lainnya seperti sistem hi-fi. Telinga menangkap bunyi apa adanya, tajam dan jelas. Memang demikian sejak manusia diciptakan.

Ringkasnya, teknologi dalam tubuh kita jauh lebih unggul dibandingkan teknologi buatan manusia yang menggunakan akumulasi informasi, pengalaman dan peluang. Tak seorang pun akan mengatakan bahwa hi-fi atau kamera muncul secara kebetulan. Lalu mengapa teknologi dalam tubuh manusia yang jauh lebih unggul dikatakan muncul sebagai hasil serangkaian peristiwa kebetulan yang disebut evolusi?

Terbukti bahwa mata, telinga, dan seluruh bagian tubuh manusia adalah hasil ciptaan yang sangat unggul. Ini merupakan indikasi sangat jelas dari ciptaan Allah yang unik dan tidak tertandingi, dari ilmu dan kekuasaan-Nya yang kekal.

Sengaja diuraikan pengindraan mata dan telinga ini secara spesifik untuk menunjukkan ketidakmampuan evolusionis memahami bukti penciptaan yang demikian jelas. Jika suatu hari Anda meminta seorang evolusionis menjelaskan bagaimana rancangan dan teknologi yang sempurna pada mata dan telinga ini dapat dihasilkan secara kebetulan, Anda akan melihat bahwa ia tidak dapat menjawab dengan logis. Bahkan Darwin sendiri, dalam suratnya kepada Asa Gray pada tanggal 3 April 1860, mengatakan bahwa pemikiran tentang mata membuat sekujur tubuhnya demam, dan ia mengakui ketidakberdayaan evolusionis menghadapi rancangan sempurna makhluk hidup.3

1)Pierre-P Grassé, Evolution of Living Organisms, New York: Academic Press, 1977, hlm. 103.

2)Ibid, hlm. 107

3)Norman Macbeth, Darwin Retried: An Appeal to Reason. Boston: Gambit, 1971, hlm. 101.
BAB 13

Pernyataan-Pernyataan Evolusionis dan Fakta

Pada bab-bab sebelumnya telah dikaji ketidakabsahan teori evolusi berdasarkan bukti-bukti fosil dan acuan biologi molekuler. Dalam bab ini, kita akan membahas beberapa fenomena dan konsep biologi yang diajukan evolusionis sebagai bukti teoretis. Topik-topik ini penting karena menunjukkan ketiadaan temuan ilmiah yang mendukung evolusi, sebaliknya justru menyingkap betapa jauh penyimpangan dan penipuan yang dilakukan evolusionis.



Variasi dan Spesies
Variasi, istilah yang digunakan dalam ilmu genetika, merujuk pada peristiwa genetis yang menyebabkan individu atau kelompok spesies tertentu memiliki karakteristik berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, pada dasarnya semua orang di bumi membawa informasi genetis sama. Namun ada yang bermata sipit, berambut merah, berhidung mancung, atau ber-tubuh pendek, tergantung pada potensi variasi informasi genetisnya.

Evolusionis menyebut variasi dalam suatu spesies sebagai bukti kebenaran teorinya. Namun, variasi bukanlah bukti evolusi, karena variasi hanya hasil aneka kombinasi informasi genetis yang sudah ada, dan tidak menambahkan karakteristik baru pada informasi genetis.

Variasi selalu terjadi dalam batasan informasi genetis yang ada. Dalam ilmu genetika, batas-batas ini disebut “kelompok gen” (gene pool). Variasi menyebabkan semua karakteristik yang ada di dalam kelompok gen suatu spesies bisa muncul dengan beragam cara. Misalnya pada suatu spesies reptil, variasi menyebabkan kemunculan varietas yang relatif berekor panjang atau berkaki pendek, karena baik informasi tentang kaki pendek maupun panjang terdapat dalam kantung gen. Namun, variasi tidak mengubah reptil menjadi burung dengan menambahkan sayap atau bulu-bulu, atau dengan mengubah metabolisme mereka. Perubahan demikian memerlukan penambahan informasi genetis pada makhluk hidup, yang tidak mungkin terjadi dalam variasi.

Darwin tidak mengetahui fakta ini ketika merumuskan teorinya. Ia mengira tidak ada batas dalam variasi. Dalam sebuah artikel yang ditulisnya pada tahun 1844, ia menyatakan: “Banyak ahli yang menganggap bahwa ada batas dalam variasi di alam, namun saya belum menemukan satu bukti pun yang melandasi keyakinan ini”.1

Dalam The Origin of Species, ia menyebutkan beragam contoh variasi sebagai bukti terpenting bagi teorinya. Misalnya, menurut Darwin, para peternak yang mengawinkan beragam varietas sapi untuk menghasilkan varietas baru yang menghasilkan susu lebih banyak, akhirnya akan mengubah ternak itu menjadi spesies berbeda. Gagasan Darwin tentang “variasi tanpa batas” jelas terungkap dalam kalimat dari The Origin of Species:

Saya tidak melihat kesulitan bagi suatu ras beruang, melalui seleksi alam, menjadi semakin terbiasa dengan lingkungan akuatis, dengan mulut semakin lebar, sampai akhirnya menjadi makhluk sebesar paus.2


Darwin mengemukakan contoh yang berlebihan ini karena pemahaman yang primitif akan ilmu pengetahuan di zamannya. Pada abad ke-20, ilmu pengetahuan telah menetapkan prinsip “stabilitas genetis” (homeostasis genetis) berdasarkan hasil-hasil eksperimen yang dilakukan pada makhluk-makhluk hidup. Prinsip ini menyatakan bahwa semua usaha pengawinan untuk menghasilkan variasi-variasi baru tidak meyakinkan, dan ada batasan-batasan ketat di antara spesies-spesies makhluk hidup yang berbeda. Artinya, sangat mustahil para peternak dapat mengubah sapi menjadi spesies berbeda dengan cara mengawinkan varietas-varietasnya, seperti dinyatakan Darwin.

Norman Macbeth membantah Darwinisme dalam bukunya Darwin Retried:

Inti masalahnya adalah, kalaupun benar makhluk hidup dapat bervariasi tan-pa batas… Spesies-spesies selalu stabil. Kita semua pernah mendengar bagaimana peternak dan hortikulturis yang sudah berusaha sedemikian keras menjadi kecewa mendapati hewan atau tumbuhan yang mereka kembangkan kembali ke varietas asal. Sekalipun usaha keras dilakukan selama dua atau tiga abad, tidak mungkin dihasilkan mawar biru atau tulip hitam.3

Luther Burbank*) yang dianggap sebagai hortikulturis paling berhasil, mengungkap fakta ini saat mengatakan “ada batas-batas dalam pengembangan yang mungkin terjadi, dan batas-batas ini mengikuti suatu aturan”.4 Tentang hal ini, ilmuwan Denmark, W.L. Johannsen berkomentar:

Variasi-variasi yang menjadi titik tekan Darwin dan Wallace tidak dapat dipaksakan melampaui tahap tertentu. Variabilitas seperti ini tidak me-miliki rahasia 'perubahan tanpa batas'.5

Pernyataan Evolusi tentang Resistensi Antibiotis dan Kekebalan
Evolusionis mengajukan resistensi bakteri terhadap antibiotik dan kekebalan beberapa jenis serangga terhadap DDT sebagai bukti evolusi. Mereka menyatakan ini sebagai contoh resistensi dan kekebalan yang diperoleh akibat mutasi pada makhluk hidup akibat bahan-bahan kimia tersebut.

Resistensi dan kekebalan yang muncul pada bakteri dan serangga ini bukan sifat yang diperoleh akibat mutasi. Sebagian varietas dari makhluk hidup ini memiliki karakteristik tersebut sebelum seluruh populasinya terkena antibiotik atau DDT. Meski merupakan jurnal evolusionis, Scientific American mengakui hal ini dalam edisi Maret 1998:

Banyak bakteri yang memiliki gen-gen resistensi, bahkan sebelum antibiotik komersial digunakan. Para ilmuwan tidak tahu pasti mengapa gen-gen ini berkembang dan dipertahankan.6

Tampaknya, informasi genetis yang mengandung resistensi dan sudah ada sebelum penggunaan antibiotik ini tidak dapat dijelaskan oleh evolusionis. Ini membuktikan kekeliruan teori mereka.

Fakta bahwa bakteri resisten ini sudah ada bertahun-tahun sebelum penemuan antibiotik, diungkapkan dalam Medical Tribune, sebuah terbitan ilmiah terkemuka, pada edisi 29 Desember 1998. Di situ diulas sebuah kejadian menarik: dalam sebuah penelitian tahun 1986, ditemukan beberapa mayat yang terawetkan dalam es. Mereka adalah pelaut yang sebelum-nya sakit dan meninggal ketika melakukan ekspedisi kutub pada tahun 1845. Pada mayat-mayat tersebut ditemukan jenis-jenis bakteri yang umum didapati pada abad ke-19. Ketika diuji, para peneliti terkejut karena bakteri-bakteri ini resisten terhadap beragam antibiotik modern yang baru dikembangkan pada abad ke-20.7

Adanya resistensi semacam ini pada banyak populasi bakteri sebelum penisilin ditemukan merupakan fakta yang diketahui luas dalam lingkungan medis. Karenanya, mendalilkan resistensi bakteri sebagai perkembangan evolusi adalah bentuk penipuan. Lalu, bagaimana terjadinya proses “bakteri memperoleh kekebalan”?



Resistensi Bakteri terhadap Antibiotik
Dalam satu jenis bakteri terdapat variasi yang sangat beragam. Beberapa memiliki informasi genetis untuk resisten terhadap obat-obatan, bahan kimia atau zat-zat lain. Jika sekelompok bakteri terkena obat tertentu, yang tidak resisten terhadap obat tersebut akan mati, sedangkan yang resisten akan tetap hidup dan memiliki kesempatan berkembang biak. Bakteri tidak resisten selanjutnya akan musnah dari populasi dan digantikan oleh bakteri resisten, yang lalu berkembang pesat. Akhirnya koloni bakteri yang tertinggal hanya terdiri dari individu-individu resisten terhadap antibiotik tersebut. Sejak itu pula, antibiotik tersebut menjadi tidak efektif lagi terhadap bakteri jenis ini. Hal penting yang harus diingat adalah bah-wa bakteri tersebut masih bakteri yang sama dan begitu pula spesiesnya.

Penting untuk dicatat, bertentangan dengan pernyataan evolusionis, tidak terjadi proses evolusi pada bakteri tersebut. Antibiotik tidak menyebabkan bakteri tidak resisten bermutasi dan berubah menjadi jenis bakteri resisten, dan karenanya memperoleh informasi genetis baru. Yang terjadi hanya kepunahan variasi bakteri tidak resisten pada sebuah populasi yang terdiri dari variasi bakteri resisten dan tidak resisten, yang hidup bersama sejak awal. Ini tidak menandai kemunculan spesies bakteri baru. Ini bukan “evolusi”. Sebaliknya, satu variasi atau lebih menjadi punah, menyebabkan hilangnya sebagian informasi genetis; sebuah proses kebalikan dari evolusi.



Kekebalan Serangga terhadap DDT
Persoalan lain yang didistorsi evolusionis dan diajukan sebagai bukti evolusi adalah kekebalan terhadap DDT yang tampaknya “diperoleh” serangga. Kekebalan ini berkembang seperti resistensi bakteri terhadap antibiotik. Kekebalan serangga terhadap DDT sama sekali tidak dapat dikatakan “diperoleh” oleh individu-individu di dalam populasi. Beberapa serangga telah kebal terhadap DDT. Setelah DDT ditemukan, serangga yang tidak memiliki kekebalan bawaan dan terkena zat kimia ini akan punah dari populasinya. Sejalan dengan waktu, serangga kebal yang sebelumnya sedikit menjadi bertambah banyak. Akhirnya, seluruh spesies tersebut menjadi populasi dengan anggota-anggota kebal terhadap DDT. Ketika ini terjadi, DDT menjadi tidak efektif lagi terhadap spesies serangga tersebut. Untuk menyesatkan, fenomena ini biasa dirujuk sebagai “perolehan kekebalan serangga terhadap DDT”.

Ahli biologi evolusionis, Francisco Ayala, mengakui fakta ini dengan mengatakan, “Varian-varian genetis yang dibutuhkan agar resisten terhadap jenis pestisida yang sangat beraneka tampaknya telah ada pada setiap anggota populasi yang terkena senyawa buatan manusia ini”.8

Karena menyadari bahwa kebanyakan orang tidak berkesempatan mempelajari atau melakukan riset mikrobiologi, evolusionis membuat kebohongan terang-terangan berkaitan dengan resistensi dan kekebalan. Mereka sering mengemukakan contoh-contoh tadi sebagai bukti penting bagi evolusi. Kini sudah jelas bahwa resistensi bakteri terhadap antibiotik dan kekebalan serangga terhadap DDT tidak memberikan bukti apa pun bagi evolusi. Yang justru terungkap adalah contoh nyata penyimpangan dan kebohongan yang dilakukan evolusionis untuk membenarkan teori mereka.

1   ...   7   8   9   10   11   12   13   14   15


Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət