Ana səhifə

Filsafat ilmu


Yüklə 0.51 Mb.
tarix24.06.2016
ölçüsü0.51 Mb.
Hand Out

FILSAFAT ILMU



DOSEN:


H.A.NURHADI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMENEP

20008

Bahan Ajar

APRESIASI

PROSA FIKSI DAN PUISI

DOSEN:


H.A.NURHADI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMENEP

20007


Hand Out

FILSAFAT ILMU



DOSEN:


H.A.NURHADI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMENEP

20007


KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr. wb.
Hand Out Filsafat Ilmu ini tidak lebih dari sekedar alat bantu mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Oleh karenanya pendalaman materi masih perlu dilakukan. Mahasiswa masih dituntut menelaah lebih lanjut buku-buku referensi yang disarankan.

Sedikit upaya ini semoga dapat memicu peningkatan kualitas perkuliahan, sehingga pada akhirnya bermuara pada terwujutnya Sumber Daya Pendidikan yang handal. Semua keluarga besar STKIP PGRI SUMENEP ikut bertanggung jawab terhadap tujuan mulia ini –termasuk mahasiswa-.

Kepada mahasiswa yang sadar sebagai mahasiswa semoga ilmu yang diperoleh menjadi ilmu yang bermanfaat. Amin ya mujiibassaailiin.

Wallahul muwaffiq ilaa aqwaamiththoriiq.

Wassalamu alaikum wr.wb.



Sumenep, Maret 2008

Dosen,


TATAP MUKA KE-1 DAN KE-2

PENDAHULUAN

ETIMOLOGI FILSAFAT
Filsalat (Ind)

 





Philosophy (Ing) Philos (Yn)/cinta + Sophia (Yn)/kebenaran
Sokrates (470 – 399 SM)

Plato (428 – 348 SM)

Aristoteles (384 – 322 SM)

 

Filosof (ahli filsafat Yunani



: Filsafat adalah induk segala ilmu
Definisi Filsafat

  • Plato

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli, yakni hal yang abadi dan hakiki.as

  • Aristoteles

Filsafat adalah ilmu pengetahuan mengenai kebenaran dan terkandung di dalamnya ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.

  • Al Farabi (870 – 950)

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya keseluruhan alam maujud.

  • Rene Descartes (1590 – 1650)

Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.

  • Emanuel Kant (1724 – 1804)

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan dan pekerjaan.

  • Drs. M. Zainuddin, M.A.

Filsafat adalah pengetahuan tentang kebijaksanaan, prinsip-prinsip mencari kebenaran, atau berpikir rasional-logis, mendalam dan bebas (tidak terikat dengan tradisi, dogma agama) untuk memperoleh kebenaran.
Garis-Garis Besar Filsafat




        1. Apa yang DAPAT kita ketahui? METAFISIKA

        2. Apa yang SEHARUSNYA kita ketahui? ETIKA

        3. Sampai DI MANAKAH harapan kita? AGAMA

        4. Apakah yang dinamakan MANUSIA/? ANTROPOLOGI

Pembagian lain:
Pembagian filsafat yang lain:

  1. Logika

  2. Metafisika

  3. Etika

  4. Estetika

  5. Epistemologi

  • Macam-macam Filsafat:

          1. Filsafat Ilmu

          2. Filsafat Hukum

          3. Filsafat Bahasa

          4. Filsafat Sejarah

          5. Filsafat Sosial

          6. Dll.




  • Ilmu terpisah dari filsafat, lahirlah ilmu-ilmu:

  • Ilmu Eksakta

  • Ilmu Sosial

KRONOLOGIS BIOGRAFIS PARA FILOSUF



Ibrahim (awal milenium ke-2 SM)

Musa (abad ke-14 – 13 SM)

Daud (1000 – 962 SM)

Zoroaster (628 – 551 SM)

Thales (625 – 547)

Anaximander (610–545 SM)

Pythagoras (581 – 507 SM)

Siddhartha Guatama (Budha) (563 – 483)

Xenophanes (560 – 478 SM)

Konfusius (551 – 479 SM)

Anaximenes (hidup 545 SM)

Heraklitus (540 – 480 SM)

Lao Tzu (abad ke-6 SM)

Parmenides (515 – 450 SM)

Anaxagoras (500–428 SM)

Empedokles (490–430 SM)

Protagoras (490 – 420 SM)

Zeno dari Elea (490 – 430 SM)

Gorgias (483 – 376 SM)

Mo-tzu (470 –391 SM)

Sokrates (470 – 399 SM)

Demokritus (460 – 377 SM)

Hippokrates (460–377 SM)

Plato (428 – 348 SM)

Chuang-tzu (abad ke-4 SM)

Aristoteles (384 – 322 SM)

Theophrastus (372–287 SM)

Mencius (372 – 289 SM)

Pyrrho (360 – 272 SM)

Epicurus (341 – 270 SM)

Zeno sang Stoik (335–263

SM)

Diogenes ( wafat 320 SM)

Chrysippus (280–206 SM)

Hsun-tzu (298 – 230 SM)

Cicero (106 - 43 SM)

Lucretius (100 - 55 SM)

Yesus Kristus (6SM – 30M)

Philo (abad ke-1 – 2)

St. Paulus (wafat antara th. 62 dan 68 M)

Epicterus (55 – 135)

Marcus Eurelius (121 – 180)

Galen (129 – 199)

Plotinus (204 –270)

St. Agustinus (354 –430)

Hypatia (370 – 415)

Muhamad (570 –632)

Al-Kindi (800 – 866)

Al-Razi (865 –925)

Al-Farabi (878 – 950)

Sei Sonagon (966 – 1013)

Ibnu Sina (Avicenna) (930 – 1037)

St. Anselmus (1033 – 1109)

Petrus Abelardus (1079 – 1144)

Ibnu Rusyd (1126 – 1198)

Chu His (1130 – 1200)

Moses Maimonides (Musa bin Maimun) (1135 – 1204)

Dogen (1200 – 1253)

Thomas Aquinas (1225 – 1274)


Meister Eckhart (1260 – 1327)

Duns Scotus (1266 – 1308)

William dari Ockham (1285 – 1349)

Marsilio Ficino (1433 –1499)

Erasmus (1466 – 1536)

Niccolo Machiavelli (1469 – 1527)

Wang Yang-ming (1472 – 1529)

Thomas More (1478–1535)

Johann Faust (1480–1540)

Martin Luther (1483 – 1546)

Paracelsus (1493 – 1541)

John Calvin (1509 – 1564)

Teresa dari Avila (1515 – 1582)

Michel de Montaigne (1533 – 1592)

Fransisco Suarez (1548 – 1617)

Fransis Bacon (1561–1626)

Mulla Sadra (1571 – 1640)

Thomas Hobbes (1588 - 1679)

Rene Descartes (1596 – 1650)

Blaise Pascal (1623–1662)

Baruch Spinoza (1632 – 1677)

John Locke (1632 – 1704)

Sir Isaac Newton (1643 – 1727)

Gottfried Wilhelm von Leibniz (1646 – 1716)

Giambattista Vico (1668 – 1744)

Uskup George Gerkeley (1685 – 1753)

Monterqieu (1689 – 1755)

Voltaire (1694 – 1778)

Israel ben Aliezer (1700 - 1760)

Jonathan Edwards (1703 – 1758)

Benyamin Franklin (1706 – 1790)

David Hume (1711 – 1776)

Jean-Jacques Rousseau (1712 – 1778)

Adam Smith ( 1723 – 1790)

Immanuel Kant (1724 – 1804)

Moses Mendelssohn (1729 – 1786)

Thomas Jefferson (1743 – 1826)

Johann Herder (1744 – 1803)

Jeremy Bentham (1748 – 1832)

Johann Wolfgang von Goethe (1749 – 1832)

Mary Wollstonecraft (1759 – 1797)

Friedrich Schiller (1759 – 1805)

Johann Gottlieb Fichte (1762 – 1814)

Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770 – 1831)

James Mill (1773 – 1836)

Friedrich Schelling (1775 – 1854)

Arthur Scopenhauer (1788 – 1860)

August Comte (1798 – 1857)

Ralph Waldo Emerson (1803 - 1882)

John Stuart Mill (1806 – 1873)

Harriet Taylor (1807–1858)

Charles Darwin (1809 – 1802)

Soren Kierkegaard (1813 – 1855)

Frederick Douglass (1817 – 1895)

Henry David Thoreau (1817 – 1862)

Karl Marx (1818 – 1883)

Friedrich Engels (1820 – 1895)

Fyodor Dostoyevski (1821 – 1881)

Leo Tolstoy (1828 – 1910)

Charles Sanders Peirce (1839 – 1914)

William James (1842 – 1910)

Friedrich Nietzsche (1844 – 1900)

Gottlob Frege (1848–1925)

Josiah Royce (1855–1916)

Sigmund Freud (1856 – 1936)

Edmund Husserl (1859 – 1938)

John Dewey (1859 – 1952)

Henri Bergson (1859 – 1941)

Alferd North Whitehead (1861 – 1947)

George Santayana (1863 – 1952)

Miguel de Unamuno (1864 – 1936)

Max Weber (1864 – 1920)

Benedetto Croce (1866 – 1952)

W.E.B. Du Bois (1868 – 1963)

Mahatma Gandhi (1869 – 1948)

Nishida Kitaro (1870 – 1945)

Bertrand Russell (1872 – 1970)

Ghose Aurobindo (1872 – 1950)

Max Scheler (1874 – 1928)

Nikolai Berdyayef (1874 – 1948)

Albert Einstein (1879 – 1955)

Teilhard de Chardin (1881 – 1955)

Karl Jaspers (1883 – 1969)

Mao Tse-tung (1893 – 1976)

Ludwig Wittgenstein (1889 – 1951)

Martin Heidegger (1889 – 1976)

Gilbert Ryle (1900 – 1976)

Nishitani Keiji (lahir 1900)

Jean-Paul Sartre (1905 – 1980)

Leopold Sedar Senghor (lahir 1906)

Maurice Merleau-Ponty (1908 – 1961)

Simone de Beauvoir (1908 – 1986)

A.J. Ayer (1910 – 1989)

J.L. Austin (1911 – 1960)

Albert Camus (1913 – 1960)

Frantz Fanon (1925 – 1961)

Malcolm X (1925 – 1965)

Michel Foucault (1926 – 1984)

Martin Luther King, Jr. (1929 – 1968)



TATAP MUKA KE-3

PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN




BAGAN ILMU PENGETAHUAN





TINGKAT

PROSES/KEGIATAN

PELAKU






Ilmu Ilmu

Murni Terapan


METODE ILMU ILMU ILMU DST

ILMIAH A B C KOGNI-

TIF









PENGETAHUAN

AKAL BUDI

ABSTRAKSI

SIMBOL

SIMBOL
PENGETAHUAN

PENGINDERAAN

& NALURI

PENGET. PENGET.

ORGAN SENSOR

PENGINDERAAN

BINATANG


HEWAN

TUMBUHAN

pengetahuan = knowledge


Ilmu



  • Seni

Agama

Jujun S. Suriasumanteri, menggolongkan pengetahuan menjadi tiga kategori umum, yakni:

pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk (yang disebut juga dengan etika/agama).

pengetahuan tentang yang indah dan yang jelek (yang disebut dengan estetika/seni).

pengetahuan tentang yang benar dan yang salah (yang disebut dengan logika/ilmu).



Filsafat Pengetahuan = Epistemologi


Definisi Epistemologi





Epistemologi is the theory or science of the method and ground of knowledge, especial with reference to its limits and validity.

Epistemologi adalah teori ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-batas dan validitasnya.
Langeveld

Epistemologi adalah ilmu yang hanya membicarakan masalah kebenaran dan teori pengetahuan saja.
ilmu pengetahuan = sain = science

Filsafat ilmu sebagai kelanjutan dari perkembangan filsafat pengetahuan, adalah juga merupakan cabang filsafat
Definisi Filsafat Ilmu

Beerling



Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri mengenai pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut.
Kunto Wibisono

Filsafat ilmu adalah ilmu yang obyek sasarannya adalah ilmu, atau;



Filsafat ilmu adalah ilmu tentang ilmu.
Filsafat ilmu tidak bisa dipisahkan dari filsafat pengetahuan. Obyek bagi kedua cabang ilmu itu sering kali tumpang tindih.

TATAP MUKA KE-4 DAN KE-5

DEDUKSI, INDUKSI DAN METODE ILMIAH



Pembagian filsafat, antara lain:

  1. L o g I k a

            1. Metafisika

            2. Etika

            3. Estetika

            4. Epistemologi


Logika (Ind) = logica (Lt) = logike (Yn)

Logika = mantik (Arb)


L o g I k a adalah ilmu pengetahuan tentang teknik/cara/patokan/hukum berpikir


Berpikir = melakukan penalaran = reasoning

Ilmu pengetahuan

harus masuk akal

(reasonable)



Metode Deduktif

Metode Induktif

Metode Ilmiah

METODE DEDUKTIF

Proses pengambilan kesimpulan dari hal-hal yang umum menuju kepada soal-soal khusus. Dengan demikian konklusinya tidak mungkin lebih umum sifatnya dari pada premis-premisnya. Contoh:

PREMIS MAYOR : Semua manusia membutuhkan makanan

PREMIS MINOR : Saya adalah seorang manusia
KONKLUSI : Saya membutuhkan makanan


METODE INDUKTIF

Proses pengambilan kesimpulan dari soal-soal yang khusus menuju kepada hal-hal yang bersifat umum. Dengan demikian konklusinya mesti lebih umum dari pada premis-premisnya.
PREMIS 1 : Besi memuai apabila dipanaskan

PREMIS 2 : Tembaga memuai apabila dipanaskan

PREMIS 3 : Emas memuai apabila dipanaskan

PREMIS 4 :……………………………………….

PREMIS 5 : Tembaga memuai apabila dipanaskan

Konklusi : Semua logam memuai apabila dipanaskan
METODE ILMIAH

Metode ilmiah (Scientific method) menggunakan pola langkah ilmiah, sebagai berikut:



FENO-MENA




HIPO-

TESIS




HASIL PENE-LITIAN







MASA-LAH




RUMUS-AN MASA-LAH




PE-

RANG-

KAT ILMIAH




ANALI-SIS DATA




KON-

KLUSI




KELA

YAK-AN MASA-

LAH




PE

NGUMPUL-AN DATA






TATAP MUKA KE-6

PARADIGMA ILMU DAN PSEUDO ILMU



Paradigma (paradeigma)

adalah contoh atau tradisi terpilih, jelas, dan tipikal yang sering kali diulang-ulang (Jujun Suriasumantri)
: ILMU

  • Terbuka

  • Diperoleh dari penelitian


PARADIGMA


  • Tertutup

  • Diperoleh (misal: bertapa, wangsit, ilham)



PSEUDO ILMU
Pseudo = samaran, bukan sebenarnya

Pseudo Ilmu = bukan ilmu sebenarnya, misal: telepati, hipnotis, sihir, magic, dsb.
Paradigma ilmu bertolak belakang dengan pseudo ilmu. Adapun paradigma ilmu jelas nampak pada ciri pokoknya yang bersifat sebagai pengetahuan yang serba terbuka, bisa diuji oleh siapapun juga, kapanpun juga, serta milik semua orang.. Sedangkan pseudo ilmu penuh dengan sifat ketertutupan, cara memperolehnyapun dengan semedi, bertapa, atau memperoleh wangsit, bukan menelaah, mengkaji, dan merenungkan kenyataan pada gejala yang kita hadapi sebagaimana pada ilmu, di samping itu pseudo ilmu tidak disebarluaskan secara bebas.

TATAP MUKA KE-7

UJIAN TENGAH SEMESTER



KISI-KISI

UJIAN TENGAH SEMESTER

No

MATERI

JUMLAH SOAL

KETERANGAN


1.



Pemahaman arti Filsafat



1

Tes bentuk esai

2.

Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

1




3.

Metode Deduksi dan Metode Induksi

1




4.

Metode Ilmiah

1




5.

Paradigma Ilmu dan Psido Ilmu

1






JUMLAH


5

Alokasi waktu 90 menit

TATAP MUKA KE- 8

PERANGKAT LUNAK ILMU PENGETAHUAN


DEFINISI

MODEL

TEORI




DEFINISI

Definisi adalah susunan kata-kata yang tepat untuk menentukan batas-batas pengertian tentang sesuatu hal.


Definisi menjawab pertanyaan: APAKAH YANG DISEBUT………..(kuda ?), (korupsi ?), mahasiswa ?)
Bapak pencipta definisi: ARISTOTELES.
BEBERAPA JENIS DEFINISI:

  1. Definisi Nominal

Definisi Nominal merupakan padan kata (sinonim) yang mudah dipahami orang lain.

  1. Definisi Hakiki

Definisi Hakiki (real definition) menjelaskan sesuatu pengertian menurut keadaan yang sebenarnya.

  1. Definisi Esensial

Definisi Esensial (essential definition), penyusunannya dapat dibedakan atas:

  1. Logical Definition, menggunakan kata sifat untuk menentukan batas suatu pengertian.

  2. Accidential Definition, mengemukakan sifat khusus yang tidak terdapat pada jenis lain.

Misal: Manusia adalah makhluk yang bisa tertawa (hewan tidak)

  1. Definisi Operasional (Operational Definition)

Definisi Operasional menunjukkan bagaimana sesuatu akan diperlakukan (diteliti dan diukur).

SYARAT DEFINISI:

Harus Inklusif, menarik setiap diri yang memang termasuk ke dalam lingkungan yang dimaksud.

Harus Eksklusif, menyingkirkan setiap diri yang memang tidak termasuk ke dalam lingkungan yang dimaksud.
MODEL

Model adalah rekaan/konstruksi akal manusia untuk memahami suatu fenomena.

Misal:


  • Model Grafis, misalnya untuk memahami perkembangan jumlah penduduk.

  • Model Matematik, misalnya dipakai dalam ilmu ekonomi.

Model Bagan (flowchart), misalnya untuk memahami proses studi di PT.
TEORI

Teori (theory) berarti prinsip-prinsip umum yang jelas secara ilmiah, yang dimaksudkan untuk menjelaskan suatu fenomena, misalnya teori Malthus tentang pertumbuhan penduduk.


FORMULASI KATA-KATA

TINGKAT ABSTRAKSI TINGGI


  • TINGKAT GENERALISASI LUAS

  • BERMUTU TINGGI


AKURAT

Teori Gravitasi


Teori Geosentris

USANG

TATAP MUKA KE-9

KONSEP-KONSEP DAN CIRI-CIRI POKOK

ILMU PENGETAHUAN



klasifikasi

komparatif

kuantitatif

kualitatif

peluang



Konsep Klasifikasi


Setiap fenomena atau fakta dapat digolong-golongkan dalam kelas-kelasnya sendiri. Dengan klasifikasi ini orang dapat mereduksi dari jumlah yang banyak menjadi lebih kecil. Jadi tujuan klasifikasi adalah untuk menyederhanakan obyek yang beraneka ragam.

Contoh:

Di dunia terdapat 300.000 jenis tumbuhan dan 10 milyar tipe atau spesies hewan. Selanjutnya untuk mereduksi jumlah yang sangat banyak itu disusunlah sistem klasifikasi, sbb:

Sistem Klasifikasi Hewan dan Tumbuhan
Kingdom (kerajaan)

Divisio/Filum

Kelas

Ordo (Bangsa)

Famili (Suku)

Genus (Marga)

Spesies (Jenis)
Konsep Komparatif

Setiap fenomena atau fakta dapat dibanding-bandingkan. Dengan komparasi ini orang dapat memperoleh banyak komparasi.

Contoh:

Iklim A lebih lembab dari iklim B
Konsep Kuantitatif

Beberapa fenomena atau fakta dapat diukur, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih baik.

Contoh:

Menara itu tingginya 10 m.
Konsep Kualitatif

Beberapa fenomena atau fakta tidak dapat diukur, tetapi kualitasnya mempunyai nilai tersendiri.

Contoh:

Keindahan, keadilan, dsb
Konsep Peluang

Dari fenomena atau fakta secara individual kita tidak dapat menyimpulkan sesuatu dengan tingkat kebenaran 100%, melainkan kita hanya memperoleh peluang untuk mendapatkan kesimpulan yang benar.

Contoh:

Perhatikan tahap signifikansi pada metode statistik.



  • Kebenarannya dapat diandalkan walaupun bersifat solipsistik (tidak mutlak.

  • Bersifat obyektif.

  • Bersifat netral.

  • Hampir semua fenomena di alam mampu diperoleh manusia (tidak semua, manusia masih perlu agama, etika, estetika, dll)

  • Milik seluruh umat manusia.

  • Selalu berkembang.

  • Terbuka bagi siapapun.




SEMINAR INTERNASIONAL PENDIDIKAN ISLAM di Mekkah 1977:

Klasifikasi Ilmu:

Kategori 1

Ilmu Abadi (perennial knowledge) yang berdasarkan wahyu Ilahi.

Kategori 2

Ilmu yang dicari (acquired knowledge) termasuk sains kealaman dan terapannya (teknologi).

TATAP MUKA KE-10

ASPEK-ASPEK ILMU PENGETAHUAN



Tiap-tiap pengetahuan memiliki tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya. Komponen tersebut adalah ontologi, epistemologi, dan aksiologi (Jujun S. Sumanteri, 1986:2).




 Aspek Ontologi (apa?)

Aspek Epistemologi (bagaimana?)

Aspek Aksiologis (untuk apa?)

Aspek Ontologis

Ontologi menjelaskan mengenai pertanyaan apa. Ontologi meliputi permasalahan apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan.yang inheren dengan pengetahuan itu, yang tidak terlepas dari pandangan tentang apa dan bagaimana yang ada (being) itu.

Secara ontologis, ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya pada daerah-daerah yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia. Obyek yang berada dalam batas pra pengalaman (seperti penciptaan manusia) dan pasca pengalaman (seperti sorga dan neraka) diserahkan kepada agama.
Aspek Epistemologi

Epistemologi menjelaskan mengenai pertanyaan bagaimana. Epistemologi meliputi tata cara dan sarana untuk mencapai pengetahuan termasuk di dalamnya metode ilimah.

Pada dasarnya metode ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan: Pertama, kerangka pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang bersifat konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun; kedua, menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran tersebut, dan; ketiga, melakukan verifikasi terhadap hipotesis tersebut untuk menguji kebenarannya secara faktual.

Secara akronim metode ilmiah terkenal sebagai logico-hypotetico-verificative atau deducto-hypotetico-verificative.

Aspek Aksiologi


Aksiologi menjelaskan mengenai pertanyaan untuk apa. Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia.

Ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta kelestarian atau keseimbangan alam.

Untuk kepentingan manusia tersebut, maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan disusun dipergunakan secara komunal dan universal. Komunal berarti, bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama, setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya seseuai dengan komunalisme. Universal berarti bahwa ilmu tidak mempunyai konotasi parokial seperti: ras, ideologi atau agama. Tidak ada ilmu Barat dan tidak ada ilmu Timur. Ø

TATAP MUKA KE-11


HUBUNGAN ANTARA ILMU PENGETAHUAN DENGAN PENGETAHUNA LAIN

DI BIDANG KEHIDUPAN


Ilmu dan Etika

Oleh karena ilmu bersifat netral, maka baik buruknya tergantung dari manusianya. Di sinilah perlunya etika, agar manusia dapat mempergunakan ilmu pengetahuan secara baik dan benar.

Contoh:

Tenaga nuklir dipergunakan untuk pembangkit listrik, bukan untuk membuat bom.


Ilmu dan Agama


Agama sebagai petunjuk kehidupan manusia dapat mengarahkan ilmu pengetahuan agar tidak disalahgunakan karena kenetralannya.

Contoh:

  • Cloning, akan berakibat timbulnya malapetaka apabila diterapkan pada manusia. (Cloning pada manusia hukumnya haram).

  • Fisika nuklir dan bom atom, dapat menimbulkan tragedi kemanusiaan.


Ilmu dan Estetika

Estetika = filsafat keindahan. Karya seni berdasar pada estetika. Fakta menunjukkan bahwa hasil seni yang tinggi hampir selalu didasari oleh ilmu pengetahuan yang tinggi pula.

Contoh:

Candi, Masjid, Gereja bukan sekedar hasil karya seni, tetapi juga hasil karya bangunan yang memerlukan ilmu pengetahuan bangunan.
Ilmu dan Teknologi

Buah ilmu adalah teknologi. Jadi teknologi merupakan perwujudan dari aspek aksiologis dari ilmu pengetahuan.

TATAP MUKA KE-12

DAMPAK IPTEK TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA




pOSITIp Basmi epidemi

Beri kemudahan




Sistem pendidikan

semakin ruwet

Pengaruhi negatif

terhadap anak

nEGATIp


Ilmu bersifat bebas nilai, ilmu itu netral, tidak mengenal mana yang baik dan mana yang buruk. Demikian juga saudara kembarnya yang disebut teknologi. Teknologi juga bebas nilai, netral.

Dampak ilmu dan teknologi semakin besar terhadap kehidupan umat manusia. Dampaknya telah meresap sampai ke tulang sumsum manusia. Dampak tersebut bisa positif dan bisa negatif.

Jadi yang menentukan bermanfaat tidaknya ilmu pengetahuan dan teknologi adalah manusia sendiri.
Dampak positif

  1. Ilmu berhasil memberikan cara yang efektif untuk melakukan pembasmian epidemi, seperti: cacar, kholera, dsb.

  2. Teknologi berhasil memberikan kemudahan bagi umat manusia. Seperti: hand phone, internet, telepon (teknologi komunikasi), pesawat terbang, kereta api, kapal (teknologi transportasi), koran, radio, televisi (teknologi informasi).


Dampak negatif

  1. Ilmu menyebabkan sistem pendidikan semakin ruwet dan mahal.

  2. Teknologi dapat menjadikan jiwa anak menjadi bandel (pengaruh Sincan), malas belajar (pengaruh hiburan di tv), kejam (pengaruh tayangan film laga) dan seterusnya.



SUPLEMEN

DARWINISME




TEORI EVOLUSI CHARLES DARWIN



Buku yang berjudul On the Origin of Spesies by Means of Natural Selection (Timbulnya Spesies karena Seleksi Alam) oleh Charles Darwin terbit pada 24 Nopember 1554. Dalam buku tersebut Darwin mengajukan teori evolusinya.

Pokok-pokok pikiran yang menjadi dasar bagi teori evolusi Darwin adalah:

  1. Tidak ada dua individu yang identik akibat adanya variasi.

  2. Setiap populasi cenderung bertambah banyak disebabkan karena setiap makhluk hidup mampu berkembang biak.

  3. Untuk berkembang biak diperlukan makanan dan ruangan yang cukup.

  4. Kenyataan menunjukkan bahwa bertambahnya populasi tidak berjalan terus menerus.

Lebih lanjut Darwin mengemukakan dua teori pokok tentang evolusi:

  1. Bahwa spesies yang hidup saat ini berasal dari spesies yang hidup di masa lalu.

  2. Bahwa evolusi terjadi melalui seleksi alam.

Contoh:

Menurut Darwin, leher jerapah pada mulanya bervariasi. Jerapah berleher pendek mati karena tidak mendapatkan makanan, sedangkan jerapah berleher panjang dapat terus hidup. Akhirnya hanya jerapah berleher panjang yang dapat mempertahankan hidupnya dan menghasilkan keturunan.




KONTROVERSI SEKITAR DARWINISME



Sebenarnya kritik terhadap mazhab evolusionist dapat dibagi menjadi dua kubu, yaitu evolusionisme yang atheistik dan evolusionisme yang theistik.

Evolusionisme yang atheistik mengingkari teori penciptaan. Evolusionisme yang theistik mencoba mencari kompromi dengan reinterpretasi terhadap kitab suci.

Titik-titik lemah teori evolusi Darwin, antara lain:

  1. Sampai kini belum ada seorangpun yang telah dapat membuktikan kebenaran teori evolusi.

  2. Fosil-fosil yang dipergunakan sebagai kerangka penelitian tidak lengkap dan tidak representif.

  3. Terdapat mata rantai yang belum diketemukan (missing link) dalam kerangka mendukung teori evolusi


REFERENSI


  1. Pengantar Filsafat Ilmu oleh The Liang Gie.

  2. Pengantar Filsafat Ilmu oleh Beerling.

  3. Filsafat Ilmu oleh Jujun S. Sumanteri.

  4. Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam oleh Drs. M. Zainuddin, MA.

  5. Filsafat Ilmu (hand out) oleh Dr. Drs. Paulus Endrapradana M.Sc.


Sumenep, 10 Maret 2005.

Edisi Revisi 2005
AGENDA TUGAS MAHASISWA:

  1. TM –1 s.d. TM 6 : Perkuliahan.

  2. TM – 7 : UTS

  3. TM – 8 s.d. TM 12: Perkuliahan.

  4. Tugas Perorangan

  1. Menyusun Makalah ttg Filsafat Ilmu

  2. Selesai pada TM – 9.

  3. Disetor dalam bentuk print out dan disket.

  4. Disket boleh memuat beberapa makalah.

  1. Penilaiaan:

Nilai Akhir = (2 x Tugas + 2 x UTS + 1 x UAS) : 5 , dengan

Memperhatikan frekwensi kehadiran TM.

Sumenep, 10 Maret 2005.

Edisi Revisi 2005

Filsafat Ilmu (hand out) oleh Drs. Akhmad Nurhadi, S.Pd., M.Si./STKIP PGRI SUMENEP/2005.




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət