Ana səhifə

Analisis kadar merkuri (Hg) Gracilaria sp. Di tambak desa kupang sidoarjo


Yüklə 64.5 Kb.
tarix27.06.2016
ölçüsü64.5 Kb.


ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

Hendra Wahyu Prasojo, Istamar Syamsuri, Sueb

Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang

Jalan Semarang no. 5 Malang

e-mail: ndrawp@yahoo.com

Abstrak: Pembuangan lumpur Lapindo mengakibatkan air di Sungai Porong terkena pencemaran logam merkuri, sehingga terakumulasi pada Gracilaria sp. dan lumpur tambak. Penelitian bersifat deskriptif korelatif. Lokasi pengambilan sampel di enam tambak yang mendapat masukan air dari sungai Porong dan dari laut dalam satu aliran. Lokasi berjarak 500 m, 1000 m, 1500 m, 2500 m, 3300 m dan 4100 m dari laut. Kadar merkuri Gracilaria sp. di keenam tambak melebihi batas maksimum cemaran merkuri (Hg) dalam rumput laut.

Kata kunci:

kadar merkuri, Gracilaria sp., tambak Desa Kupang Sidoarjo


Pembuangan limbah pabrik ke sungai menyebabkan terjadinya perubahan kualitas perairan tersebut. Pencemaran di perairan Sidoarjo semakin mengkhawatirkan karena adanya buangan limbah dari lumpur Lapindo. Salah satu sungai yang terkena dampak limbah industri dan buangan air lumpur Lapindo adalah sungai Porong, desa Kupang, Sidoarjo. Sungai Porong di daerah tersebut dimanfaatkan untuk budidaya Gracilaria sp. di tambak. Gracilaria sp. yang dibudidayakan adalah Gracilaria sp. yang merupakan salah satu rumput laut yang digunakan bahan baku untuk agar-agar.

Salah satu bahan pencemar yang dikhawatirkan keberadaannya karena memiliki tingkat toksisitas yang tinggi dalam lingkungan perairan adalah pencemar logam berat. Sungai Porong mengandung logam berat (Asmysari, 2010). Logam berat yang paling berbahaya adalah merkuri (Ginting, 1999) dan dikhawatirkan berada dalam Gracilaria sp. karena jika terakumulasi dalam tubuh manusia akan menyebabkan gangguan kesehatan.

Tambak di desa Kupang mendapat masukan air dari Sungai Porong yang mengandung buangan limbah industri dan Lumpur Lapindo yang mengakibatkan transpor sedimen terbawa menuju laut, mengalami peningkatan yang sangat tinggi dan merkuri yang terkandung dalam lumpur Lapindo masuk ke dalam perairan tambak (Wibowo, 2012). Kadar merkuri diperkirakan berbeda pada setiap tambak yang mendapat masukan air dari Sungai Porong dan dari laut yang termasuk dalam satu aliran di Desa Kupang Sidoarjo karena pengendapan merkuri yang berbeda di setiap lokasi pengambilan sampel (Bugis, dkk. 2012).

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif korelasional tentang kadar kandungan logam berat merkuri (Hg). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan menganalisis kadar merkuri (Hg) dalam Gracilaria sp. dan lumpur. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui kadar logam merkuri (Hg) antara masing-masing tambak yang mendapat masukan air dari sungai Porong hingga tambak yang mendapat masukan dari laut yang termasuk dalam satu aliran.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Gracilaria sp. yang ada di tambak Gracilaria sp. di tambak desa Kupang Sidoarjo, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah Gracilaria sp. yang diambil di daerah pencuplikan atau pengambilan sampel yaitu tambak di desa Kupang Sidoarjo sebanyak 6 titik pengambilan dengan jarak masing-masing dari laut yaitu 500 m, 1000 m, 1500 m, 2500 m, 3300 m dan 4100 m.

Data yang diperoleh berupa kadar merkuri (Hg) pada Gracilaria sp. dan kadar merkuri (Hg) pada lumpur dari beberapa lokasi budidaya dan dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Data tersebut kemudian dianalisis secara statistika.


Hasil dan Pembahasan

Gracilaria sp. yang telah diambil dari lokasi budidaya pada semua titik diuji dengan AAS. Hasil pengukuran kadar merkuri Gracilaria sp. pada lokasi budidaya yang berjarak 500 m, 1000 m, 1500 m, 2500 m, 3300 m dan 4100 m dari laut berturut-turut adalah (ppm) 162,05 ± 1,57, 103,92 ± 2,17, 178,69 ± 5,13 , 188,48 ± 0,68 , 132,33 ± 2,77 dan 142,08 ± 1,07. Substrat berupa lumpur yang telah diambil dari lokasi budidaya pada semua titik diuji dengan AAS. Hasil pengukuran kadar merkuri pada substrat pada lokasi budidaya yang berjarak 500 m, 1000 m, 1500 m, 2500 m, 3300 m dan 4100 m dari laut berturut-turut adalah (ppm) 43,78 ± 1,37, 78,55 ± 1,92, 92,80 ± 1,37, 99,81 ± 1,07 , 109,77 ± 1,04 dan 99,55 ± 1,97.

Berdasarkan analisis anava diketahui bahwa semua kadar merkuri Gracilaria sp. berbeda nyata pada semua lokasi dengan F sebesar 276,586 dikarenakan pengendapan merkuri yang berbeda di setiap lokasi pengambilan sampel (Bugis, dkk. 2012). Kadar merkuri pada lumpur berbeda nyata pada semua lokasi dengan F sebesar 498,900. Logam berat cenderung mengikuti aliran air dan pengaruh pengenceran ketika ada air masuk, seperti air hujan, turut mengakibatkan menurunnya konsentrasi logam berat pada air. Konsentrasi logam berat pada air akan turut mempengaruhi konsentrasi logam berat yang ada pada sedimen. Kecenderungan peningkatan konsentrasi logam berat di sedimen akibat oleh tingginya konsentrasi logam berat di air (Singh et al., 2005).

Berdasarkan analisis regresi kadar merkuri pada Gracilaria sp. dengan lokasi pengambilan sampel diketahui bahwa nilai korelasi R = 0,355 dan p = 0,817 yang berarti tidak terdapat korelasi antara jarak lokasi budidaya Gracilaria sp. dengan kadar merkuri pada Gracilaria sp. karena p > 0,05. Jarak lokasi budidaya tidak berhubungan dengan kadar merkuri pada Gracilaria sp. karena kadar merkuri pada tiap lokasi budidaya tidak mengalami perbedaan yang signifikan walaupun lokasinya terdapat di dekat laut maupun menjauhi laut dalam satu aliran. Kadar merkuri pada Gracilaria sp. dapat digolongkan sangat tinggi dan tidak sesuai dengan batas ambang untuk rumput laut yaitu 0,03 ppm (Badan Standarisasi Nasional, 2009). Kadar merkuri Gracilaria sp sangat tinggi karena Gracilaria sp.menyerap merkuri yang tersedia di perairan tambak, semakin tinggi jumlah logam toksik dalam perairan akan memacu tingginya proses penyerapan oleh Gracilaria sp (Yulianto dkk., 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nuriwati dan Hartati (1985) bahwa semakin lama Gracilaria sp. berada pada lingkungan yang mengandung merkuri, maka semakin bertambah kadar merkuri yang terkandung dalam Gracilaria sp. karena adanya proses akumulasi yang dilakukan Gracilaria sp.

Merkuri yang terdapat dalam limbah atau waste di perairan diubah oleh aktivitas mikroorganisme menjadi komponen methyl merkuri (CH3-Hg). Methyl merkuri memiliki sifat racun dan daya ikat yang kuat disamping kelarutannya yang tinggi. Sifat racun dan daya ikat yang kuat oleh methyl merkuri mengakibatkan merkuri terakumulasi melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam jaringan tubuh organisme air termasuk Gracilaria sp., sehingga kadar merkuri dapat mencapai level yang berbahaya (Putranto, 2011). Sanusi dalam Budiono (2003) mengemukakan bahwa terjadinya proses akumulasi merkuri terjadi karena kecepatan penyerapan oleh organisme air lebih cepat dibandingkan dengan proses ekskresinya.

Berdasarkan analisis regresi diketahui bahwa nilai p = 0,014 yang berarti signifikan karena p < 0,05, terdapat korelasi antara kadar merkuri pada lumpur dan lokasi budidaya Gracilaria sp.. Kadar merkuri yang berbeda di setiap tambak dikarenakan perbedaan akumulasi oleh Gracilaria sp. Perbedaan akumulasi Gracilaria sp. di lokasi budidaya dipengaruhi oleh aliran air sungai dan kemiringan aliran sungai. Aliran laminar yaitu aliran yang semua molekulnya bergerak mengikuti aliran dan aliran turbulen adalah aliran yang molekulnya bergerak ke segala arah. Aliran laminar akan mempercepat terjadinya proses pengendapan logam berat, sedangkan aliran turbulen akan memperkecil proses terjadinya pengendapan logam berat. Pengaruh lain dari aliran turbulen dapat menyebabkan endapan yang sudah terbentuk terpecah kembali, sehingga berakibat terhadap penurunan kadar logam berat. Kemiringan aliran sungai juga berpengaruh terhadap pengendapan logam berat. Kemiringan yang cukup besar akan mengakibatkan aliran sungai menjadi turbulen, sedangkan kemiringan yang kecil akan mengakibatkan aliran sungai menjadi laminar. Jenis aliran sungai akan berpengaruh terhadap proses pengendapan logam berat. Aliran dikatakan laminar jika partikel fluida yang bergerak mengikuti garis lurus yang sejajar pipa dan bergerak dengan kecepatan sama. Aliran disebut turbulen jika tiap partikel fluida bergerak mengikuti lintasan sembarang di sepanjang pipa dan hanya gerakan rata-ratanya saja yang mengikuti sumbu pipa (Bugis, dkk. 2012).

Substrat berupa lumpur mengandung kadar merkuri lebih rendah dibandingkan Gracilaria sp.. Perbedaan kadar di substrat dan di Gracilaria sp. disebabkan pengambilan data dilakukan pada waktu musim hujan, sehingga kadar merkuri pada substrat mengalami pencucian. Logam berat cenderung mengikuti aliran air dan pengaruh pengenceran ketika ada air masuk, seperti air hujan, turut mengakibatkan menurunnya konsentrasi logam berat pada air. Konsentrasi logam berat pada air akan turut mempengaruhi konsentrasi logam berat yang ada pada sedimen. Kecenderungan peningkatan konsentrasi logam berat di sedimen diakibatkan oleh tingginya konsentrasi logam berat di air (Singh et al., 2005).

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada pH, suhu, DO dan salinitas diketahui bahwa keempat faktor tersebut tidak mempunyai korelasi terhadap kadar merkuri Gracilaria sp. dan merkuri lumpur. Lokasi budidaya sudah sesuai dengan syarat tambak untuk budidaya Gracilaria sp. sehingga tiap tambak mempunyai faktor fisika kimia yang hampir sama sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan. Perbedaan kadar merkuri Gracilaria sp. dan merkuri lumpur tidak dipengaruhi oleh faktor fisika kimia, namun dipengaruhi oleh masukan air pada tambak yang telah tercemar.
Kesimpulan


  1. Ada perbedaan kadar merkuri (Hg) Gracilaria sp. di enam tambak di Desa Kupang Sidoarjo.

  2. Ada perbedaan kadar merkuri (Hg) lumpur di enam tambak di Desa Kupang Sidoarjo.

  3. Tidak ada hubungan antara kadar merkuri (Hg) Gracilaria sp. di enam tambak dan jarak lokasi budidaya Gracilaria sp. terhadap laut di Desa Kupang Sidoarjo dengan p = 0,817.

  4. Terdapat hubungan antara kadar merkuri (Hg) lumpur di enam tambak dan jarak lokasi budidaya Gracilaria sp. terhadap laut di Desa Kupang Sidoarjo dengan p = 0,014.

  5. Tidak ada pengaruh faktor fisika kimia air tambak terhadap kadar merkuri (Hg) Gracilaria sp..

  6. Tidak ada pengaruh faktor fisika kimia air tambak terhadap kadar merkuri (Hg) lumpur.

  7. Kadar merkuri Gracilaria sp. di Desa Kupang Sidoarjo sangat tinggi dan melebihi batas maksimum cemaran merkuri (Hg) dalam rumput laut menurut Badan Standarisasi Nasional (2009) yaitu 0,03 ppm.


Saran

  1. Perlu dilakukan upaya pengendalian dan monitoring secara berkelanjutan oleh pemerintah daerah, industri dan masyarakat sekitar untuk mengurangi pencemaran yang terjadi di Sungai Porong dan di tambak.

  2. Perlu dilakukan upaya penanganan pencemaran logam merkuri (Hg) yang ada di Sungai Porong dan di tambak.

  3. Perlu adanya penelitian yang mengkaji logam berat lain yang terkandung pada Gracilaria sp., lumpur dan air di tambak desa Kupang serta berbagai faktor yang mempengaruhi.

  4. Penelitian akan mendapatkan data yang lebih sesuai jika terdapat ulangan dalam setiap pengambilan sampel, sehingga perlu dilakukan peninjaun tentang kesesuaian lokasi dengan metode penelitian dan ketersediaan Gracilaria sp. di setiap tambak.



Daftar Rujukan

Asmysari, A. S. 2010. Konsentrasi Pb, Cd dan Hg dalam Ikan Julung – Julung (Hyporamphus affinis) di Pantai Jawa Timur serta Batas Aman Konsumsinya. Tesis. Program Studi Magister Biologi. Surabaya; Universitas Airlangga 57 hal.



Badan Standarisasi Nasional. 2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. ICS 67.220.20 SNI 7387.

Budiono, A. 2003. Pengaruh Pencemaran Merkuri Terhadap Biota Air. Disertasi diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Bugis, H., Daud, A., & Birawida, A. 2012. Studi Kandungan Logam Berat Kromium Vi (Cr Vi). Jurnal Penelitian. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Ginting, A. R. 1999. Perkimiaan pada Ekstraksi Emas dan Detoksifikasi Limbah. Seminar Submarine Tailing Placement (STP), Lombok, NTT. Tanggal 15 – 16 Juli 1999.

Nuriwati, D. dan Hartati S. T. 1985. Pengaruh logam berat merkuri terhadap pertumbuhan rumput laut (Gracilaria lichenoides) serta daya serapnya di teluk Jakarta. J. Penel Perikanan Laut. 33 : 21 - 26.

Putranto, T. T. 2011. Pencemaran Logam Berat Merkuri (Hg) Pada Air Tanah. TEKNIK, Vol. 32 No. 1, ISSN 0852-1697 62.

Singh, K. P., Malik, A., Sinha, S., Singh, K., Murthy, R. C., 2005, Estimation of Source of Heavy Metal Contamination in Sediments of Gomti River (India) Using Principal Component Analysis, Water, Air, and Soil Polution. Springer, Vol 166, pp. 321-341.

Yulianto, B., Raden, A., dan Agung T. 2006. Daya Serap Rumput Laut (Gracilaria sp.) Terhadap Logam Berat Tembaga (Cu) Sebagai Biofilter. Jurnal Kelautan. 11 (2) : 72 – 78.



Wibowo, Y. A. 2012. Studi Perubahan Garis Pantai Di Muara Sungai Porong. Program Studi Oseanografi. Surabaya: Universitas Hang Tuah Surabaya.




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət