Ana səhifə

Wanita Lansia dan Nyanyian Ritual Dalam Ratapan Kematian (Bailau)


Yüklə 32 Kb.
tarix24.06.2016
ölçüsü32 Kb.
Wanita Lansia dan Nyanyian Ritual Dalam Ratapan Kematian (Bailau)
Elderly Women and Ritual songs in Bailau (the Mourning of Death)

Oleh Dra Zahara Kamal

Akademi Seni Karawitan

Sekolah Tinggi Seni Indonesia

Padang Panjang, Indonesia
Translated by Paul H. Mason

Department of Anthropology

Macquarie University

NSW, Australia


Abstract:

This research concerning women of an advanced age and ritual songs in the mourning of death (Bailau), discusses about the Salayo community as the owners of Ilau art, an aspect of Minangkabau culture. The current discussion covers the role of elderly women in the tradition of bailau. Bailau has ties with the role of bundo kanduang (an iconic female figure in Minangkabau culture) as well as links with the culture of merantau (the tradition of voluntary migration amongst the West Sumaterans). The bailau ritual ceremony is performed when a family member of the Salayo community dies abroad but his/her body can not be buried in the village. The family relatives that are in the village cry and lament while singing (in the dendang style) mournful songs that revolve around how good the dead person was. This traditional activity is called bailau or ratapan kematian (the mourning of death).

The mourning of death mentioned takes the form of songs that are performed by groups of elderly women in the rumah gadang (traditional Minangkabau house) of the close family member that has died. Bailau for Salayo society constitutes a concept that brings understanding about community activities in the representation and construction of the characteristics of the person who has passed away. This activity is performed after praying together, that is after manigo hari (seven days after passing away).

Ritual songs (ratapan kematian), in the tradition of bailau, that are performed by elderly women, constitute one way for the Salayo people to let other villagers know that one of their family members has died abroad. Bailau has a connection with the issues of faith, religion and the teachings of Sattariyah Sufism which are practiced in this region. The ritual songs have evolved over time and today bailau has become a performance art. These changes encompass the shape and structure, the ethics and aesthetics as well as functional changes.



Abstrak
Penelitian terhadap “Wanita Lansia dan Nyanyian Ritual Dalam Ratapan Kematian (Bailau)”, membahas tentang masyarakat nagari Salayo sebagai pemilik kesenian Ilau dari aspek cultural Minangkabau. Pembahasan ini meliputi peranan wanita lansia dalam tradisi bailau yang dihubungkan dengan peranan bundo kanduang di Minangkabau dan kaitannya dengan budaya merantau. Dalam kaitan ini upacara ritual bailau dilakukan apabila ada di antara anggota keluarga masyarakat nagari Salayo meninggal dunia di rantau, namun jasadnya tidak dapat dikebumikan di kampong halamannya, maka sanak keluarga yang ada dikampung menangis dan meratap sambil berdendang dengan isi ratapan berkisar tentang kebaikan-kebaikan orang yang telah meninggal dunia tersebut. Secara tradisional kegiatan ini disebut dengan bailau atau ratapan kematian.
Ratapan kematian tersebut disampaikan dalam bentuk nyanyian yag dilakukan oleh kelompok “wanita lansia” di rumah gadang kerabat yang meninggal. Bailau bagi masyarakat Salayo merupakan suatu konsep yang memberikan pengertian tentang aktivitas masyarakat dalam mempresentasikan dan merekonstruksi perilaku orang yang telah meninggal dunia. Kegiatan ini dilakukan setelah melakukan do’a bersama yaitu setelah manigo hari (tiga hari setelah kematian) atau setelah manujuah hari (tujuh hari setelah kematian).
Nyanyian ritual (ratapan kematian) dalam tradisi bailau yang dilakukan oleh wanita lansia adalah merupakan suatu cara bagi masyarakat nagari Salayo untuk memberi tahu pada orang di kampung bahwa salah seorang anggota keluarganya meninggal dunia di rantau. Tradisi bailau tersebut berkaitan dengan masalah kepercayaan, religi dan ajaran tarekat sattariyah yang dianut masyarakat nagari Salayo. Kemudian nyanyian ritual tersebut berkembang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga pada saat ini tradisi bailau memasuki ranah seni pertunjukan. Perubahan tersebut meliputi bentuk dan struktur, etika dan estetika dan perubahan fungsi.


Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət