Ana səhifə

Pembimbing : erfandy lansia dan masyarakat


Yüklə 80 Kb.
tarix24.06.2016
ölçüsü80 Kb.
DISUSUN OLEH :

KHOLIL AHMAD GHOZALI

NIM.07.075
PEMBIMBING : ERFANDY
LANSIA DAN MASYARAKAT

Konsep Lansia

Pengertian

Menurut Constantinidies,1994 menua ( menjadi tua ) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan fungsi formalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho,2000:13).Menurut organisasi dunia (WHO) lanjut usia meliputi usia pertengahan ( middleage) adalah kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut ( elderly ) adalah kelompok usia 60-74 tahun, Usia lanjut (old) adalah kelompok usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua ( very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun.


Teori – teori Proses Menua

Sebenarnya secara individual



  1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda

  2. masing – masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda

  3. Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua

Ada beberapa teori tentang proses penuaan, antara lain:

1. Teori Genetic Clock

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu . Setiap spesies mempunyai di dalam nukleinya suatu jam genetik yang telah di putar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar.. Jadi menurut konsep ini jika jam ini berhenti, kita akan mati meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit terminal. Konsep “ genetic clock” didukung oleh kenyatan bahwa ini cara menerangkan mengapa pada beberapa spesies terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.

2. Teori Mutasi Genetik (somatic mutatie theori )

Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul – molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.

3. Teori “ pemakaian dan rusak “

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan se –sel tubuh lelah terbakar.

4. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut “ teori akumulasi dari produk sisa”.

5. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.

6. Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.

7. Reaksi dari kekebaian sendiri ( auto immunne theori)

Didalam metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga tubuh menjadi lemah dan sakit.

8. “ Teori imonologi saw virus”

Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

9. Teori stres menua akibat terjadi hilangnya sel – sel yang bisa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel –sel tubuh lelah terpakai.

10. Teori radikal bebas

Radikal bebas dapat dibentuk dialam bebas, tidak stabil radikal bebas ( kelompok atom ) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan – bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel –sel tidak dapat regenerasi.

11. Teori rantai silang

Sel – sel yang tua dan usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.

12. Theori program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah yang membelah setelah sel –sel mati.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penuaan

Meliputi : hereditas adalah keturunan atau genetik, nutrisi atau makanan, status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan dan stres.


Perubahan – perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia

Perubahan – perubahan fisik

1. Sel

a. Lebih sedikit jumlahnya



b. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan kurangnya cairan intramuskuler

c. Menurunnya porposi protein di otak, otot,ginjal, darah dan hati

d. Terganggunya mekanisme perbaikan sel

e. Otak menjadi atropis beratnya berkurang 5-10%

2. Sistem pernafasan

a. Cepat menurunnya persarafan

b. Lambannya dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya dengan stres.

c. Mengecilnya saraf panca indra: berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan rasa,. Lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

d. Kurangnya sensitif pada sentuhan

3. Sistem Pendengaran

a. Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya kemampuan atau daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi dan atau nada – nada tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata, 50% terjadi pada usia diatas 65 tahun.

b. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis

c. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkanya kreatin

d. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres

4. Sistem penglihatan

a. Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar

b. Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram atau kekeruhan pada lensa menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan

c. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap

d. Hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang, menurunnya membedakan warna biru atau hijau.

5. Sistem kardiovaskuler

a. Elastisitas dinding vaskuler menurun,katup jantung menebal dan menjadi kaku.

b. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, menyebabkan kontraksi dan volumenya.

c. Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk, atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak).

d. Tekanan darah meningkat diakibatkan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer, sistolik normal kurang lebih 170 mmHg, diastolik normal kurang lebih 90 mmHg

6. Sistem pengaturan temperatur tubuh

Pada pengaturan tuhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai termostat, yaitu menetapkan suhu teratur, kemunduran terjadi akibat berbagai faktor yang mempengaruhinya yang sering ditemui antara lain:

a. Temperatur tubuh menurun atau hipotermi secara fisiologis kurang lebih 35 derajat celcius ini akibat metabolisme menurun.

b. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.

7. Sistem Respirasi

a. Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktifitas silia

b. Paru – paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman bernafas menurun.

c. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang

d. Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbodioksida pada arteri tidak berganti

e. Kemampuan untuk batuk berkurang

f. Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.

8. Sistem gastrointestinal

a. Kehilangan gigi penyebab utama adanya periondontal disease

b. Indra pengecap menurun dan esofagus melebar

c. Lambung : rasa lapar menurun asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun

d. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi

e. Liver : makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah

f. Menciutnya ovari dan uterus

g. Atropi payudara

h. Pada laki – laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur – angsur.

i. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun

j. Selaut lendir menurun

9. Sistem Genitourinaria

Ginjal: mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50% fungsi tubulus berkurang.

a. Vesika urinaria : otot – otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai 200ml, atau dapat menyebabkan buang air kecil meningkat, vasikaurinaria susah dikosongkan sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin.

b. Pembesaran prostat kurang lebih 75 % dialami oleh pria diatas 65 % tahun

c. Atrofi vulva

10. Sistem Endokrin

a. Produksi dari hampir semua hormon menurun.

b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

c. Pitutari: pertumbuhan hormon ada terapi lebih rendah dan hanya didalam pembuluh darah,berkurangnya produksi dari ACT,TSH,FSH dan LH.

d. Menurunnya aktifitas tiroid menurunnya BMR dan daya pertukaran zat

e. Menurunnya produksi aldosteron

f. Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen dan testosteron

11. Sistem kulit

a. Kulit keriput atau mengkerut

b. Permukaan kulit kasar dan bersisik

c. Menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun.

d. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.

e. Rambut dan hidung dan telinga menebal.

f. Berkurangnya elastisitas kulit akibat dari menurunnya cairan dan vaskularitas

g. Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.

h. Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
12. Sistem muskoloskeletal

a. Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh

b. Kiposis, pinggang lutut dan jari –jari pergelangan terbatas geraknya.

c. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek.

d. Persendian membesar dan kaku

e. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis

f. Atropi serabut otot, sehingga gerak menjadi lambat, otot kram dan tremor.
Permasalahan yang timbul Pada Lansia

Berikut ini kita bicarakan masalah kesehatan lansia.

1. Permasalah Umum

a. Bersarnya jumlah penduduk lansia dan tingginya prosentase kenaikan lansia memerlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pembinaan kesehatan bagi lanjut usia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 akan meningkat menjadi 209.535.49. jiwa dan jumlah lansianya 15.262.199., berarti 7.28% (Anwar,1994 ). Menurut Kinsilla dan Taeuber ( 1993) peningkatan penduduk lansia dalam waktu 1990-2000 sebesar 41% dan merupakan yang tertinggi didunia ( Darmojo, 1999:1).

b. Jumlah lansia miskin makin banyak

c. Nilai perkerabatan melemah, tatanan masyarakat makin individualistik

d. Rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional yang melayani lansia

e. Terbatasnya sarana dan fasilitas pelayanan bagi lansia

f. Adanya dampak pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi dan popuilasi pada kehidupan dan penghidupan lansia.

2. Permasalahan Khusus

a. Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia

Perubahan normal ( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya perubahan dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik. Perubahan akan terlihat pada jaringan organ tubuh seperti: kulit menjadi kering dan keriput, rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian dan menyeluruh, pendengaran juga berkurang, daya penciuman berkurang,tinggi badan menyusut karena proses ostoporosis yang berakibat badan bungkuk, tulang keropos masanya berkurang, kekuatan berkurang dan mudah patah, elastisitas jaringan paru berkurang, nafas menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ di dalam perut, dinding pembuluh darah menebal dan terjadi peningkatan tekanan darah, otot bekerja tidak efisien, terjadi penurunan fungsi organ reproduksi terutama ditemukan pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria dan sexsualitas tidak selalu menurun

b. Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia

Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan melalui nasehat atau tindakan medik. Perubahan yang terjadi misalnya: katarak, kelainan sendi, kelainan prostat dan inkotenensia


Upaya Mengatasi Permasalahan Kesehatan Lansia

Untuk mengatasi permasalahan kesehatan lansia, upaya yang dilakukan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi :

a. Upaya pembinaan kesehatan

b. Upaya pelayanan kesehatan, meliputi: upaya promotif, upaya preventif, upaya diagnosa dini dan pengobatan, pencegahan kecacatan, upaya rehabilitatif, upaya perawatan dan upaya pelembagaan lanjut usia ( Setiabudhi,1999).





MASYARAKAT

  • Pengertian Masyarakat

    • Istilah Masyarakat berasal dari bahasa Arab yang berarti ikut serta, berpartisipasi

    • Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami teritorial tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama (mac laver, 1957)

    • Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, saling beriteraksi




  • Ciri-ciri Masyarakat

Ciri-ciri suatu Masyarakat menurut Koentjaraningrat, 1990 adalah :



  1. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat.

  2. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu

  3. Saling tergantung satu dengan lainnya

  4. Memiliki adat istiadat tertentu/ kebudayaan

  5. Memiliki identitas bersama

  • Unit-unit dalam masyarakat adalah meliputi :

    • Komuniti, keluarga, kelompok yang mempunyai tujuan dan nilai yang sama

  • Masyarakat sebagai sistem sosial menunjukkan bahwa semua orang bersatu untuk saling melindungi dalam kepentingan bersama, dan berfungsi sebagai suatu kesatuan dan secara terus menerus mengadakan hubungan (interaksi) dengan sistem yang lebih besar.

  • Bagian-bagian yang saling beriteraksi tersebut merupakan sub sistem dari komuniti seperti:

    • Pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan keluarga


KOMUNITAS

  • Pengertian Komunitas :

    • Koentjaraningrat (1990) mendifinisikan komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia, yang menempati suatu wilayah nyata dan yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat, serta terikat oleh suatu rasa identitas suatu komunitas.




  • Ciri-ciri Komunitas :

Sama seperti masyarakat, komunitas juga mempunyai ciri-ciri yaitu :




  1. Kesatuan wilayah

  2. Kesatuan adat istiadat

  3. Rasa identitas komunitas

  4. Loyalitas terhadap komunitas




  • Pengertian Kelompok :

    • Kelompok adalah pengelompokan manusia ke dalam wadah-wadah tertentu, merupakan bentuk kehiduan bersama, yang dilandasi oleh kriteria tertentu seperti usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, pekerjaan dan kepentingan-kepentingan tertentu dalam bidang kesehatan atau keperawatan karena adanya kebutuhan yang sama untuk mencapai sesuatu tujuan yang diinginkan.




  • Pengertian Kelompok Khusus :

    • Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental maupun sosial budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidak mampuan dan ketidak tahuan mereka memelihara kesehatan dan keperawatan diri sendiri.




  • Kriteria Kelompok :

Soerjono Soekanto (1982) menyusun berbagai klasifikasi kriteria / ukuran kelompok sosial dalam masyarakat yaitu :

      • Besar kecilnya jumlah kelompok sosial

      • Derajat interaksi dalam kelompok sosial tersebut

      • Kepentingan dan wilayah

      • Berlangsungnya suatu kepentingan

      • Derajat organisasi.

      • Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial dan tujuan



  • Persyaratan Kelompok :

Soerjono Soekanto (1982) menetapkan beberapa persyaratan dalam kelompok sosial, antara lain :

  1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan

  2. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain

  3. Terdapat suatu faktor yang memiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu sehingga diantara mereka bertambah erat dan faktor tersebut adalah :

  • Nasib yang sama

  • Kepentingan yang sama

  • Tujuan yang sama

  • Berstruktur , berkaedah dan

  • Mempunyai pola perilaku




  • Pengertian Perawatan Kesehatan Masyarakat

  • Menurut World Health Orgenization (WHO, 1959) :

    • Perawatan kesehatan masyarakat adalah : lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkat kan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan enyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada keluarga yang sehat, individu yang sakit dan tidak dirawat dirumah sakit beserta keluarganya, kelompok masyarakat khusus yang mempunyai masalah kesehatan dimana hal tersebut akan mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.




  • Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara bekesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal. Sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. (Rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat, 1990) :




  • Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh erawat, dengan mengikutsertakan team kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 1986)

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Wahyudi, 2000. Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta: EGC.

Efendi, Nasrul, 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat edisi kedua. Jakarta : EGC.






Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət