Ana səhifə

Mengapa yesus menunggu


Yüklə 0.69 Mb.
səhifə7/12
tarix27.06.2016
ölçüsü0.69 Mb.
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   12

Waktunya begitu mendesak bagi kita semua. Bah-kan tidak seorangpun dari kita mengetahui berapa hari lagi ia akan hidup; betapapun ia masih muda ataupun sudah tua. Namun yang lebih penting dari-pada kematian fisik adalah penutupan pintu kasih-an. Ini tertutup bagi setiap orang, tanpa disadari namun pasti. Seseorang akan menjadi lebih seperti Yesus atau lebih seperti iblis. Seseorang akan memi-liki kebiasaan lebih mengasihi , jujur dan murah hati,4 atau secara spontan akan menjadi lebih memanjakan diri sendiri, perhitungan dan tidak terduga. Gandum atau ilalang, panenan akan menjadi masak.5 Setiap orang akan menunjukkan benih apa (yaitu, prinsip hu-bungan pribadi dengan Tuhan atau manusia) yang te-lah disirami dan dipeliharanya. Segera seluruh dunia akan terbagi menjadi mereka yang mengizinkan be-nih-benih dari Injil menjadi masak ke dalam kedewa-saan seperti Kristus dan mereka yang telah mengi-zinkan benih-benih dari pemberontakan untuk ber-bunga.
Anda dan saya adalah seperti seorang pelukis muda di sebuah kelas melukis William Hunt, artis selebritis itu, yang mengajar di pinggir danau menjelang mata-hari terbenam. Hunt mengamati bahwa si artis muda-nya ini menghabiskan goresan-goresannya untuk me-lukis sebuah gudang merah yang sudah lapuk, bukan-nya menangkap keindahan matahari terbenam. Sam-bil berdiri di sebelahnya, guru yang bijak ini berkata dengan tegas dan tenang: “Anakku, terang ini tidak akan berlangsung lama. Kamu harus segera memilih antara potongan-potongan kayu penutup atap atau matahari terbenam. Hanya ada cukup waktu untuk salah satunya saja.”
Bagi orang-orang MAHK, yang telah mengetahui sejak begitu lama mengapa Yesus masih menunggu, peringatan yang tenang bahwa kita harus memilih antara kayu-kayu lapuk itu dan matahari terbenam barangkali adalah pembaharuan dari sebuah komit-men bahwa Tuhan akan segera menghargai dengan hujan akhir. Ia memohon kepada umatNya di mana saja, apapun afiliasi rohani mereka saat ini; Berga-bunglah kepada kelompok yang bersungguh-sungguh tentang perintah-perintah Tuhan dan beriman kepada Yesus. Biarlah Aku melakukan bagimu apa yang telah Aku janjikan. Jadilah bagian dari umat yang tidak menginginkan apapun lebih daripada melihat pelayan-an Kristus sebagai Imam Besar dalam Bilik Maha Suci selesai. Biarlah Aku memakai engkau sebagai pernyataan dengan warna yang hidup dari keindahan Yesus Kristus yang menang. Ketika engkau melakukannya, kehidupanmu baru saja dimulai.
------------
1 Matius 24:44-51; Efesus 4:13; 2 Petrus 3:11-14; 1 Yohanes 3:2, 3; Wahyu 7:1-4; 14:1-14.
2 Setan tidak pernah sepenuhnya menerima kenyata-an bahwa Yesus telah membeli penebusan manusia melalui pengorbananNya di bumi yang luar biasa; bahwa Yesus, melalui pengalamanNya sebagai ma-nusia yang sejati, telah membuktikan bahwa manusia dapat hidup dalam ketaatan dan tanpa berdosa; dan bahwa pria dan wanita yang setia dapat hidup dalam jaminan penuh akan penerimaan Tuhan karena peng-antaraan Yesus Kristus yang murah hati (lihat The Desire of Ages, hlm. 761-764).
3 Testimonies, vol. 1, hlm. 185-195; vol. 3, hlm. 252-260; Early Writings, hlm. 270; The SDA Bible Com-mentary, Komentar Ellen G. White tentang Wahyu 3:14-20, hlm. 961-967.
4 “Jikalau hati kita begitu dilembutkan dan berserah melalui kasih karunia Kristus, dan bercahaya dengan kebaikan dan kasih Tuhan, maka akan ada aliran ke luar yang alamiah dari kasih, simpati, dan kelembutan kepada orang lain.”—Testimonies, vol. 5, hlm. 606.
“Kasih karunia Kristus harus membentuk keseluruhan diri kita, dan kemenangan tidak akan sempurna hing-ga alam semesta surga menyaksikan kelembutan perasaan yang sudah menjadi kebiasaan, kasih se-perti Kristus, dan perbuatan-perbuatan kudus dalam pengembalaan anak-anak Tuhan.”—Ellen G. White, Amazing Grace, hlm. 235.
“Ketika diri dileburkan di dalam Kristus, kasih meman-car keluar secara spontan. Kelengkapan tabiat Kristen diperoleh ketika dorongan untuk menolong dan memberkati orang lain memancar terus menerus dari dalam.”—Christ’s Object Lessons, hlm. 384.
“Apa yang pada awalnya tampak sulit, dengan peng-ulang-ulangan terus menerus akan bertumbuh men-jadi mudah, hingga pemikiran dan tindakan yang benar menjadi kebiasaan.”—Ellen G. White, The Ministry of Healing, hlm. 491.
“Prinsip hukum Tuhan akan berdiam di dalam hati, dan mengatur tindakan-tindakan. Maka akan menjadi alamiah bagi kita untuk mencari kemurnian dan keku-dusan, untuk menghindari roh dan contoh dari dunia, dan berusaha memberi manfaat bagi semua orang di sekitar kita, sebagaimana para malaikat kemuliaan melaksanakan misi kasih yang diperintahkan kepada mereka.”-- Ellen G. White, dalam Review and Herald, 23 Oktober 1888.

5 Perkembangan kerajaan Tuhan diumpamakan se-perti sebuah panen, namun tidak semua yang masak adalah buah dari benih yang baik; di samping mereka yang menerima undangan Roh Kudus, akan ada orang-orang lain yang menerima benih Injil namun tidak pernah meneruskan untuk memeliharanya; ciri kematangan penuh dari kedua kelompok ini diumpa-makan seperti pertumbuhan gandum dan ilalang (Matius 13:18-30; Markus 4:26-29). Pada masa panen bumi, manusia di seluruh penjuru Planet Bumi akan melihat benih Injil yang masak yang dinyatakan oleh orang-orang yang dewasa seperti Kristus dalam masa tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya—tekanan yang terutama disebabkan oleh produk keja-hatan yang telah masak, pikiran-pikiran yang memen-tingkan diri sendiri dan tindakan-tindakan pemberon-takan yang dinyatakan oleh orang-orang yang yang dilambangkan dengan ilalang. Efek sedunia dari sak-si-saksi seperti Kristus yang mengumumkan undang-an Tuhan tentang belas kasihan dan pengharapan ini menyelesaikan perintah Injil yang digambarkan dalam Matius 24:14.

Seluruh dunia akan dibagi antara mereka yang mencerminkan citra Yesus dan mereka yang mencer-minkan citra Setan. Oleh karenanya, sementara akhir semakin menjelang, perbuatan-perbuatan jahat, anar-ki moral, dan kehancuran benteng-benteng otoritas dan integritas seolah akan menyapu dunia ke dalam keputusasaan yang mengerikan yang akan mendo-rong pria dan wanita mencari pemecahannya melalui kediktatoran dunia yang berorientasikan pada krisis.

Tentang ketegangan di seluruh dunia ini, Ellen White menuliskan bahwa Tuhan tidak akan mengizin-kan tujuanNya di bumi ditelan oleh kekuatan-kekuatan Setan—gandum tidak akan tercekik oleh ilalang: “Ada batas-batas bahkan pada kesabaran Tuhan, dan banyak yang melewati batasan-batasan ini. Mereka telah melampaui batas kasih karunia; sehingga Tuhan harus campur tangan dan mempertahankan kehor-matanNya Sendiri... Dengan ketepatan yang tanpa salah, Dia yang Tak Terhingga masih memiliki catatan tanggung jawab kepada seluruh bangsa. Sementara belas kasihanNya adalah lembut, dengan panggilan kepada pertobatan, catatan ini akan tetap terbuka, na-mun ketika jumlahnya sudah mencapai angka tertentu yang telah ditentukan oleh Tuhan, pelayanan kemur-kaanNya dimulai. Buku catatan itu ditutup. Kesabaran ilahi selesai.”—Testimonies, vol. 5, hlm. 208 (1882).

Di tahun 1902 ia menulis, “Kejahatan penduduk dunia hampir memenuhi ambang batas kejahatan mereka. Bumi ini hampir mencapai titik di mana Tuhan mengizinkan si penghancur untuk melaksana-kan kehendaknya.”—Ibid., vol. 7, hlm. 141.

Sementara gandum menjadi masak, yaitu, keti-ka umat Tuhan semakin nyata mencerminkan “citra Yesus sepenuhnya” (Early Writings, hlm. 71) dan ke-mudian mengumandangkan Injil kerajaan lebih penuh (Matius 24:14), terjadi juga pemasakan ilalang, yaitu mereka yang semakin penuh mencerminkan citra binatang itu (Wahyu 13:14). Saatnya akan tiba ketika Tuhan berkata sudah selesai: “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; … dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran” (Wahyu 22:11). Pintu kasihan tertutup baik bagi yang selamat maupun yang tidak selamat.

Maka ada “batas yang di atasnya penghakiman Yehovah tidak dapat lagi ditunda.” Batas itu tercapai hanya ketika “ujian terakhir telah diberikan kepada dunia, dan bahwa semua orang yang telah membuk-tikan diri mereka setia kepada perintah-perintah ilahi telah menerima “meterai dari Tuhan yang hidup.’… Pengekangan sebelumnya terhadap orang-orang ja-hat dilepaskan, dan Setan memiliki kontrol sepenuh-nya dari orang-orang yang menyesal kemudian. Pen-deritaan Tuhan yang begitu lama telah berakhir.”—The Great Controversy, hlm. 613, 614.

Termasuk di dalam keadilan Tuhan adalah perhatianNya kepada permainan yang adil. Tuhan “tidak akan mengirimkan kepada dunia pengha-kimanNya kepada orang-orang yang tidak taat dan pelanggaran-pelanggaran sebelum Ia terlebih da-hulu mengirimkan juru-kabar-jurukabar yang memberi mereka peringatan itu. Ia tidak akan menutup masa pintu kasihan sebelum pekabaran dikumandangkan secara nyata.”—Testimonies, vol. 6, hlm.19.
Pemasakan ilalang, penutupan buku catatan orang-orang jahat, selesainya kesabaran Ilahi, tidak akan mendahului pemasakan gandum, yaitu pemeteraian umat Tuhan yang telah menyatakan secara adil dan menang akan kebenaran tentang kerajaan Tuhan. Catatan terhadap orang jahat ditutup hanya ketika mereka telah memiliki kesempatan yang cukup untuk mendengar dan melihat kebenaran tentang Tuhan, sebagaimana dinyatakan oleh mereka yang memeli-hara hukum-hukum Tuhan dan iman kepada Yesus (Wahyu 14:12), dan kemudian mereka menolak kera-jaan yang taat kepada hukum dan kasih tersebut.

AJARAN-AJARAN MULA-MULA TENTANG

KODRAT KEMANUSIAAN

YANG DIKENAKAN KRISTUS

DALAM INKARNASINYA

Historical Teachings

on the Human Nature Christ Took

in the Incarnation

Jerry Finneman

1888 Message Study Committee

8784 Valley View Drive

Berrien Springs, MI 49103 USA



Pembukaan
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mempertimbang-kan empat fakta kesejarahan yang penting dalam pembahasan tentang kodrat kemanusiaan Kristus, kemudian meneliti saling keterhubungan dan implikasi dari data. Fakta-fakta kesejarahan tersebut adalah sebagai berikut: 1) bahwa di dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (selanjutnya disingkat MAHK), selama lima puluh tahun terakhir, pada dasarnya telah ada dua ajaran yang saling berlawanan tentang jenis kemanusiaan Kristus dalam inkarnasinya (beberapa orang malah mengatakan ada tiga.1 Lihat pembahas-an tentang hal ini setelah paragraf pembukaan); 2) bahwa telah ada perubahan yang sengaja dilakukan di dalam ajaran Gereja kita tentang kemanusiaan Kristus selama tahun 1950-an; 3) bahwa setidaknya ada satu usaha untuk mengubah ajaran Gereja sebelum tahun 1950-an; dan 4) bahwa usaha untuk mengubah ajaran tersebut dianggap oleh mereka yang menolak peru-bahan itu sebagai perpindahan menuju suatu ajaran yang lebih sesuai dengan ajaran Katolik tentang Pera-wan Maria Terkandung Tanpa Dosa (Immaculate Conception).
Empat Fakta Kesejarahan
Fakta nomor satu: “bahwa di dalam Gereja MAHK, selama lima puluh tahun terakhir, pada dasarnya telah ada dua ajaran yang saling berlawanan tentang jenis kemanusiaan Kristus dalam inkarnasinya.” Saya me-milih kata “pada dasarnya” karena mereka yang ber-selisih bahwa “Yesus mengambil kodrat kemanusiaan Adam yang tanpa dosa” sebelum kejatuhan dan bah-wa Ia mengenakan kodrat kita yang telah jatuh “se-olah-olah ia mengalaminya sendiri” (vicariously) seba-gaimana yang terdapat dalam Questions on Doctrine dan mereka yang memilih dua jenis kodrat kemanusia-an—sebagian kodrat kemanusiaan sebelum atau pra-kejatuhan (pre-lapsarian) dan sebagian setelah atau pasca-kejatuhan (post-lapsarian)—yang dikenakan oleh Kristus dipersatukan dalam kedua konsep berikut: a) bahwa Kristus telah mengalami rasa lelah dan lapar; dan b) bahwa Kristus tidak dicobai dari dalam seperti kita, karena ia tidak memiliki kecenderungan untuk berdosa, sebagaimana halnya seluruh keturun-an Adam. Intisarinya, “kodrat kemanusiaan yang tidak berdosa” dan ajaran tentang kodrat sebelum dan sete-lah kejatuhan adalah sama. Bagian yang paling pokok dari keduanya adalah sama. Keduanya menentang ajaran Jones dan Waggoner—bahwa Kristus mengambil kodrat kemanusiaan kita dengan sega-la kewajibannya, termasuk mewarisi kecende-rungan-kecenderungan untuk berdosa melalui hu-kum hereditas atau pewarisan sifat keturunan.
Fakta kedua yang harus dipertimbangkan adalah “bahwa telah ada perubahan yang sengaja dilakukan di dalam ajaran Gereja kita tentang kemanusiaan Kris-tus selama tahun 1950-an.” Perubahan ini pertama-tama tampak dalam Bible Readings, 1949 (lihat Ap-pendix A), dalam Ministry, September 1956 dan April 1957; kemudian dalam Questions on Doctrine, 1957; dan kemudian dalam Movement of Destiny, 1971.
Cendekiawan Reformasi Geoffrey Paxton mengamati bahwa pada saat itu “buku Questions on Doctrine” adalah benar-benar suatu gebrakan dalam ajaran Ad-vent sebelumnya tentang Kristologi (yaitu ajaran tentang Kristus), khususnya tentang masalah kodrat kemanusiaan Kristus yang telah jatuh.” Ia melanjutkan, bahwa sepengetahuannya, tidak ada satu pengakuan yang terbuka tentang hal ini baik kepada anggota-anggota biasa Gereja Advent atau kepada dunia Protestan injili. Mengapa?
Mengapa hal ini ditutup-tutupi dengan mengatakan bahwa hanya beberapa “orang-orang pinggiran yang sinting” yang memegang dan mengajarkan apa yang sesungguhnya telah menjadi pandangan Advent sebelum waktu itu?
Bulan Juli 1962 Robert Lee Hancock menulis sebuah artikel yang disampaikannya di Fakultas dari Departe-men Sejarah Gereja di Universitas Andrews. Berikut ini adalah bagian dari ringkasan dan kesimpulannya.
“Tentang pertanyaan khusus berkenaan dengan ke-manusiaan Kristus, penelitian ini menemukan bahwa:

  1. dari sejak awalnya, Gereja MAHK telah meng-ajarkan bahwa ketika Tuhan mengambil kema-nusiaan, Ia mengambil, bukan kodrat kemanu-siaan yang sempurna dan tanpa dosa dari manusia sebelum Kejatuhan, melainkan kodrat manusia yang telah jatuh, berdosa, hina, lemah, merosot sebagaimana yang ada ketika Ia datang ke bumi untuk menolong manusia. …

  2. bahwa selama periode lima belas tahun antara 1940 dan 1955 kata-kata “berdosa” dan “telah ja-tuh” sehubungan dengan kodrat kemanusiaan Kristus sebagian besar atau seluruhnya dihapus-kan dari bahan-bahan terbitan denominasi.

  3. bahwa sejak 1952, ungkapan seperti “kodrat kema-nusiaan yang tanpa dosa,” “kodrat Adam sebelum kejatuhan,” dan “kodrat kemanusiaan tanpa noda,” telah menggantikan peristilahan sebelumnya. …

Temuan-temuan dari penelitian ini memberi kesimpul-an bahwa ajaran-ajaran MAHK tentang kodrat kema-nusiaan Kristus telah berubah dan bahwa perubah-an-perubahan ini melibatkan konsep-konsep dan bukan sekedar arti kata.”
Sebagian orang merasa bahwa penemuan surat Ellen White kepada William Baker menunjukkan keabsah-an dari perubahan dalam Kristologi kita pada tahun lima puluhan. Sebagian orang mengira bahwa Ellen White membicarakan tentang kodrat kemanusiaan Kristus secara lebih khusus, langsung dan panjang lebar dalam surat tersebut daripada tulisan-tulisannya yang lain. Dalam kenyataannya, tulisan mula-mulanya tentang kehidupan Kristus, The Desire of Ages (Ke-rinduan Segala Zaman), membahas tentang jenis kodrat kemanusiaan yang diambilNya secara lebih khusus, langsung dan panjang lebar dibandingkan tulisannya yang lain. Sebagian orang bertanya-tanya mengapa para administratur dan pemikir gereja meng-ubah pandangan mereka tentang topik ini terutama berdasarkan satu sumber tunggal sebagai “teks bukti” dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan yang je-las lainnya yang ditulis oleh Ellen White. (lihat Ap-pendix B tentang pembahasan Surat Baker.).
Fakta nomor 3 adalah “bahwa setidaknya ada satu usaha untuk mengubah ajaran Gereja sebelum ta-hun 1950-an.” Usaha-usaha tersebut adalah promosi dari ajaran tentang “Tubuh Kudus” (Holy Flesh) pada pergantian abad itu. Informasi yang disebarkan pada saat itu, adalah dirancang untuk menjadi pintu masuk ke dalam Gereja Advent, dengan pura-pura un-tuk mempersiapkan anggota gereja kepada pengang-katan (translation). Pada kenyataannya, hal ini akan menggiring kita kepada gerakan kebangunan Keku-dusan Pentakosta (Pentecostal Holiness revival movement).
Melalui pengaruh A.F. Ballenger di akhir tahun 1890an benih-benih Gerakan Kekudusan (Holiness Movement) telah bertumbuh di dalam gereja Ad-vent. Di tahun 1898, Ballenger berbicara dalam Pertemuan Perkemahan Indiana. Salah satu dari pen-dukung utama dari “Tubuh Kudus”, S.S. Davis, secara khusus tergerak oleh pernyataan Ballenger bahwa “sudah terlalu terlambat untuk berbuat dosa dalam pikiran, perkataan atau perbuatan; karena inilah saatnya untuk menerima Roh Kudus dalam segala kepenuhannya.”
Dalam pekerjaannya dengan misi kesejahteraan “Helping Hand” di Evansville, Davis menghubungi se-jumlah orang-orang Kristen Pantekosta. Ia sangat ter-kesan oleh antusiasme mereka, dan berkomentar ke-pada seorang kawan pekerja Advent, “mereka memi-liki ‘rohnya’; kita memiliki kebenarannya, dan jikalau kita memiliki ‘rohnya’ seperti mereka, dengan kebenar-an itu kita dapat melakukan berbagai hal.” Pencam-puran pengalaman kekudusan dengan ajaran Ad-vent tampak lebih konsisten dengan Roma daripa-da Reformasi.
Ada dua permasalahan sehubungan dengan Gerakan Tubuh Kudus. Salah satunya adalah pengalaman; yang lain adalah ajaran. Pengalaman adalah sebagai berikut: mereka percaya bahwa untuk dapat menga-lahkan dosa, dalam pertobatan, seseorang harus me-ngalami suatu perubahan dari kodrat kemanusiaan yang berdosa sehingga kecenderungan-kecende-rungan untuk berdosa akan dikikis. Mereka harus mengalami apa yang disebut dengan “tubuh kudus.” Mereka mengaku bahwa Kristus mengambil “tubuh ku-dus” dan bahwa itu adalah jenis kemanusiaan yang mereka butuhkan untuk dapat memiliki pengalaman yang akan mengangkat mereka ke surga. Pengalaman itu didasarkan atas ajaran mereka, yaitu bahwa dalam inkarnasinya, Kristus mengambil kodrat kemanusiaan Adam yang tanpa dosa. Ajaran ini kemudian diteri-ma di tahun 1950-an.
Dalam Gerakan Tubuh Kudus terdapat tiga konsep yang saling berhubungan tentang jenis kodrat tanpa dosa yang diambil Kristus dalam inkarnasinya:

  1. Kristus mengambil kodrat Adam sebelum ia jatuh.

  2. Kristus mengambil tubuh manusia secara fisik yang telah jatuh dan merosot namun bukan kodrat rohani kita yang telah jatuh.

  3. Kristus dihindarkan dari hukum hereditas (pewa-risan sifat keturunan) ketika dikandung oleh kuasa Roh Kudus.

Saudara Breed dan Saudara Haskell menghadiri Pertemuan Perkemahan Muncie di Indiana. Haskell membahas kemanusiaan Kristus dengan para pimpin-an Konferens tersebut. Orang-orang ini melawan dia dan salah mengartikan apa yang dikatakannya. Sau-dara Haskell menulis kepada Ellen White segera setelah pertemuan tersebut, mengatakan kepadanya tentang butir-butir khusus dari para pendukung dari ajaran “tubuh kudus” sehubungan dengan kepercaya-an mereka tentang kodrat kemanusiaan Kristus dan konsekuensinya pada pengalaman dari Gerakan Tubuh Kudus:


“Itu adalah pencampuran terbesar dari kefanatikan dalam kebenaran yang pernah saya lihat. Saya tidak akan mengatakan bahwa kita menanganinya secara terbaik dalam segala hal, namun saya tidak menge-tahui di mana kesalahan saya. Kami mencoba untuk melakukan yang terbaik, dan seandainya saja mereka tidak berbicara melawan kami dan salah mengartikan pandangan kami, maka tidak akan ada kebingungan di antara orang-orang. Namun ketika kami mengatakan bahwa kami percaya bahwa Kristus dilahirkan dalam kemanusiaan yang telah jatuh, mereka mengartikan bahwa kami percaya bahwa Kristus itu berdosa, seka-lipun kenyataannya bahwa kami menyatakan pan-dangan kami dengan begitu jelas sehingga tidak akan ada orang yang salah paham terhadap kami.”
Butir teologia tentang hal ini tampaknya adalah begini: Mereka percaya bahwa Kristus mengambil kodrat Adam sebelum ia jatuh sehingga Ia mengambil kema-nusiaan sebagaimana adanya di taman Eden; dan oleh karenanya kemanusiaan itu kudus, dan inilah kemanusiaan yang dimiliki Kristus; dan sekarang, menurut mereka, telah tiba saatnya bagi kita untuk menjadi kudus dalam artian yang sama, dan kemudian kita akan memiliki “iman yang diubahkan”; dan tidak akan pernah mati.”
Surat ini ditulis tanggal 25 September 1900. Seming-gu kemudian, pada tanggal 2 Oktober, ia menulis dalam editorial Review and Herald berjudul “Christ in Holy Flesh, or a Holy Christ in Sinful Flesh” (Kristus dalam Tubuh Kudus, atau Kristus yang Kudus dalam Tubuh yang Berdosa). Penggunaan pernyataan alternatif ini menandai tahap khusus ketika penafsiran tandingan dikemukakan sebagai pertim-bangan. Keseluruhan artikel membahas alternatif kedua: "A Holy Christ in Sinful Flesh." Ia mengutip baik Alkitab maupun The Desire of Ages (Kemenangan Akhir). Ia menggunakan The Desire of Ages untuk membuktikan bahwa ajaran tentang Kristus dalam kodrat kemanusiaan tanpa dosa adalah salah. Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang digunakannya:
… Pada halaman 361, 362 [edisi kami hlm. 311, 312]: “Kristus adalah tangga yang dilihat oleh Yakub, de-ngan kaki tangganya menyentuh bumi, dan ujung ba-gian atasnya menjangkau gerbang surga, ke ambang pintu kemuliaan. Jikalau tangga tersebut gagal dalam selangkah saja untuk mencapai bumi, kita pasti telah hilang. Namun Kristus menjangkau kita di tempat kita berada. Ia mengambil kodrat kita dan menang, sehing-ga kita dengan mengambil kodratnya akan menang. Dijadikan “dengan keserupaan daging yang berdosa,’ Ia menghidupkan sebuah kehidupan yang tanpa dosa. Sekarang dengan keilahianNya Ia memegang takhta surga, sementara dengan kemanusiaanNya Ia men-jangkau kita.”
Kemudian ia berkomentar: “Ini adalah kemanusiaan yang telah jatuh dengan segala kecenderungan sifat keturunannya. Ia yang sebelumnya tanpa noda se-mentara di bumi sebagaimana ketika di surga meng-ambil kodrat kita, sehingga Ia dapat mengangkat ma-nusia kepada ketinggianNya melalui pembenaranNya.”
Kutipan selanjutnya:

Lagi, pada halaman 119, 120 [edisi kita halaman 112] dari buku yang sama, kita membaca: “Kendati dosa-dosa dari dunia yang telah bersalah ini dibebankan kepada Kristus, kendati kehinaan dengan mengambil bagi DiriNya KODRAT KEMANUSIAAN KITA YANG TELAH JATUH, suara dari surga mengumumkan bah-wa Ia adalah Anak dari Allah yang Kekal.


Karena para pendukung “tubuh kudus” percaya bahwa Kristus mengambil kodrat kemanusiaan sebelum keja-tuhan, Haskell kembali mengutip dari The Desire of Ages: “Sekali lagi, berbicara tentang keadaan Adam, kata penulisnya, pada halaman 49, 50 [edisi sekarang, hlm. 49]:
“Adalah suatu kehinaan tak terhingga bagi Anak Allah untuk mengambil kodrat manusia, bahkan ketika Adam berdiri dalam kesuciannya di Eden. Namun Ye-sus menerima kemanusiaan ketika umat manusia ini telah menjadi lemah oleh dosa selama empat ribu tahun. Seperti setiap anak-anak Adam, Ia mene-rima akibat-akibat dari cara kerja hukum pewarisan sifat keturunan. Apa yang menjadi akibatnya adalah tampak dalam sejarah nenek moyang dunianya. Ia datang dengan warisan keturunan seperti itu untuk berbagi kesedihan dan pencobaan kita, dan untuk memberi kita teladan dari sebuah kehidupan tanpa dosa.”
Dua bulan kemudian, A. T. Jones menulis serang-kaian artikel dalam Review yang berjudul "The Faith of Jesus (Iman Yesus)." Artikel-artikel tersebut dimu-lai tanggal 11 Desember 1900 dan berlanjut hingga 29 Januari 1901. (Artikel-artikel tersebut, dan editorialnya tentang kodrat kemanusiaan Kristus, menjadi landas-an bagi bukunya tentang Kristus dalam kitab Ibrani: The Consecrated Way). Dalam artikel-artikel terse-but, Jones berulang-ulang membahas permasalahan ajaran yang mendasar dari para penganut “tubuh kudus,” dengan membahas tentang Kristus yang telah mengambil kodrat manusia yang telah jatuh. Maka, baik Jones maupun Haskell membahas permasalahan ajaran tentang Kristus (Kristologi) yang dimunculkan oleh Saudara Davis dan Donnell dalam Konferens Indiana.
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   12


Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət