Ana səhifə

Mengapa yesus menunggu


Yüklə 0.69 Mb.
səhifə6/12
tarix27.06.2016
ölçüsü0.69 Mb.
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   12

Setan, dalam salah satu kebohongan utamanya, mengatakan bahwa ketaatan itu tidak mungkin, bahwa hukum-hukum dan tuntutan Tuhan itu tidak mungkin dilakukan. Menurutnya, salah satu keku-rangan alam semesta, kata Setan, adalah bahwa Tuhan itu tidak adil dalam menghukum mereka yang menjadi makhluk ciptaanNya yang tidak taat kepadaNya, karena Ia menuntut sesuatu yang tidak mungkin. (lihat The Desire of Ages, hlm. 761-764).
Siapakah yang benar? Tuhan atau Setan? Ketika kita melihat sekeliling kita, kepada kerakusan, kejahatan, kebencian, dan ketidaksetiaan manusia, tampaknya bahwa tuduhan-tuduhan Setan itu adalah benar. Tampaknya, jika bukan Tuhan itu tidak realistis dalam menuntut kasih dan tidak mementingkan diri sendiri, maka Tuhan itu tidak mampu mengatasi masalah dosa setelah dosa itu muncul.
Masalahnya semata-mata berpusat pada apakah Yesus itu mampu atau tidak; yaitu, apakah Ia adalah seorang Pengantara yang penuh kuasa jikalau Ia tidak dapat “menyucikan” orang berdosa dari dosa-dosanya (1 Yohanes 1:9), apakah daripadaNya “kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibrani 4:16) tidak cukup untuk memelihara para peng-ikutNya dari jatuh ke dalam dosa, jikalau pengantara-an surgawiNya terdapat kekurangan oleh suatu ke-tidakmampuan untuk “menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak ber-noda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya” (Yudas 24), maka Setan pada akhirnya adalah benar. Maka, pertentangan besar pada akhirnya selesai—Tuhan akan dinyatakan tidak adil, karena menuntut terlalu banyak dari ciptaanNya. Dan Ia akan dipandang tidak kompeten, karena tidak mampu mengatasi pemberontakan.
Terima kasih Tuhan, bukan itu yang terjadi! Mulia-lah kabar bahwa umat manusia dapat mengatasi pen-cobaan dan menjadi pemenang. Karena, berdiri di pu-sat alam semesta, adalah Seorang Manusia yang telah membuktikan bahwa Setan adalah penipu. Karena alasan ini Yesus harus “disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa” (Ibrani 2:17); “Sebab Imam Besar yang kita punya, bu-kanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibrani 4:15); “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaanNya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah” (Ibrani 5:8-10).
Untuk membuktikan bahwa Setan adalah penipu, Ye-sus membela keadilan Tuhan. Sebagai Imam Besar, yang membela kasus manusia di hadapan alam se-mesta, Ia adalah saksi hidup bahwa manusia yang hi-dup pada sisi Kejatuhan dapat melawan dosa, bahwa Tuhan tidak menuntut sesuatu yang tidak mungkin.12 “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya. MaksudNya ialah untuk menunjukkan keadilanNya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus” (Roma 3:25, 26).
Namun kehidupan tanpa dosa yang dihidupkan Yesus hanyalah salah satu fase dalam pembelaan mulia dari tabiat Tuhan. Karya kasih karunia di dalam kehidupan orang-orang Kristen yang telah menang akan menjadi bukti selanjutnya dari kuasa dan kemuliaan Tuhan. “Juruselamat datang untuk memuliakan Bapa dengan mendemonstrasikan ka-sihNya; maka demikianlah Roh Kudus untuk me-muliakan Kristus dengan menyatakan kasih karu-niaNya kepada dunia; Citra Tuhan haruslah dinya-takan kembali di dalam kemanusiaan. Martabat Tuhan, martabat Kristus, terlibat dalam penyem-purnaan tabiat-tabiat umat Tuhan.”The Desire of Ages, hlm. 671.13
Tabiat-tabiat dari orang-orang Kristen di akhir zaman yang menurut kepada perintah-perintah Tuhan dan beriman kepada Yesus” adalah kualitas yang sama yang dimiliki Enokh, Daniel, dan orang-orang di masa lalu yang menjadi pemenang yang disucikan, yang dengan demikian membela hikmat dan kuasa Tuhan. pengalaman Ayub akan terjadi kembali. “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas” (Ayub 23:10). Maka itu ter-jadi. Melalui daya tahan yang sabar, ia mempertahan-kan tabiatnya sendiri, dan oleh karenanya tabiat dari Dia yang diwakiliNya.” Education, hlm. 156. (Lihat juga Yehezkiel 36:23-28).
Demikianlah pengharapan Tuhan, dan pengharapan para penulis Alkitab khususnya ketika mereka memu-satkan perhatian pada akhir zaman ketika tuaian dari benih Injil harus dikumpulkan. Mengapa saat panen itu ditunda? Itulah pokok pembahasan kita pada bab ber-ikutnya.
------------------

1 “Ini adalah hari pendamaian yang besar itu, dan Pembela kita berdiri di hadapan Bapa, memohon sebagai pengantara kita. Sebagai gantinya pakaian pembenaran diri, kita harus didapati setiap hari merendahkan diri kita di hadapan Tuhan, mengaku dosa-dosa pribadi kita masing-masing, memohon pengampunan dari pelanggaran-pelanggaran kita, dan bekerja sama dengan Kristus dalam pekerjaan mempersiapkan jiwa kita untuk mencerminkan citra ilahi. Kecuali kita masuk ke dalam Bait Suci di dalam, dan bersatu dengan Kristus dalam membe-reskan keselamatan kita sendiri dengan rasa takut dan gemetar, kita akan ditimbang di dalam Bait Suci, dan akan ditemukan kurang.”The SDA Bible Commentary, Komentar Ellen G. White tentang kitab Ibrani 10:19-21, hlm. 933-934.
2 Pembahasan ini tentang hubungan antara perkem-bangan tabiat dan percepatan atau penundaan Keda-tangan Kedua akan dibahas dalam Bab yang berjudul “Mengapa Waktu Ditunda.”
3 Seandainya orang-orang Advent, setelah kekecewa-an besar di tahun 1844, berpegang teguh pada iman mereka dan bersatu mengikuti dalam pembukaan pemeliharaan Tuhan, menerima pekabaran dari malai-kat ketiga dan dengan kuasa Roh Kudus mengabar-kannya kepada dunia, mereka pasti telah melihat ke-selamatan dari Tuhan, Tuhan tentu telah menempa usaha-usaha mereka dengan kekuatan, pekerjaan ten-tu telah selesai, dan Kristus tentu telah datang untuk menerima umatNya dan memberi upah mereka. Na-mun dalam periode keraguan dan ketidakpastian yang mengikuti kekecewaan itu, banyak orang percaya Ad-vent menyerahkan iman mereka…. Maka pekerjaan menjadi terhalang, dan dunia ditinggalkan dalam kege-lapan. Seandainya tubuh Advent secara keseluruhan bersatu dalam hukum-hukum Tuhan dan iman kepada Yesus, betapa akan berbedanya sejarah kita!

“Bukanlah kehendak Tuhan bahwa kedatangan Kristus harus ditunda. Tuhan tidak merancang bahwa umatNya, yaitu Israel, harus mengembara selama 40 tahun di padang belantara. Ia berjanji untuk menuntun mereka langsung ke tanah Kanaan, dan menetapkan mereka di sama sebagai suatu umat yang kudus, sehat, dan bahagia. Namun mereka yang mendengar-kan kabar itu pertama kali, tidak dapat masuk karena ketidakpercayaan mereka. Hati mereka dipenuhi oleh keluhan, pemberontakan, dan kebencian, dan Tuhan tidak dapat menggenapi perjanjianNya dengan mereka…



Dosa-dosa yang sama telah menunda ma-suknya Israel modern ke dalam Kanaan surgawi. Janji-janji Tuhan tidak pernah salah. Adalah keti-dakpercayaan, keduniawian, ketidaksucian, dan pertentangan di antara orang-orang yang mengaku percaya kepada Tuhan, itu semua yang telah me-nahan kita di dunia yang penuh dosa dan penderi-taan ini selama bertahun-tahun.” Evangelism, hlm. 695-696. “Adalah hak istimewa setiap orang Kris-ten, bukan hanya mencari, melainkan juga mem-percepat kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus. Seandainya kita semua yang mengakui namaNya memberi buah bagi kemuliaanNya, betapa cepat seluruh dunia akan ditabur dengan benih Injil. Segera panenan terakhir akan matang, dan Kristus akan datang untuk mengumpulkan biji-biji yang berharga”—E. G. White, Testimonies, vol. 8, hlm. 22.
4 “Segera setelah umat Tuhan dimeteraikan pada dahi mereka—ini bukan meterai atau tanda yang dapat dilihat, namun berpegang kepada kebenaran, baik secara intelektual maupun rohani, sehingga mereka tidak dapat digoyahkan—segera setelah umat Tuhan dimeteraikan dan dipersiapkan untuk penggoncangan, saa-nya akan tiba.”—The SDA Bible Commentary, Komentar Ellen G. White tentang Yehezkiel 9:2-4, hlm. 1161.
5 “Kristus menunggu dengan kerinduan akan pernya-taan DiriNya di dalam gerejaNya. Ketika tabiat Kris-tus dihasilkan secara sempurna di dalam umatNya, maka Ia akan datang untuk mengakui mereka se-bagai milikNya. “Adalah hak istimewa setiap orang Kristen, bukan hanya mencari, melainkan memperce-pat kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus. Seandai-nya kita semua yang mengakui namaNya memberi buah bagi kemuliaanNya, betapa cepat seluruh dunia akan ditabur dengan benih Injil. Segera panenan tera-khir akan matang, dan Kristus akan datang untuk me-ngumpulkan biji-biji yang berharga.”—Christ’s Object Lessons, hlm. 69.
6 “Pelajaran lain yang diajarkan oleh Bait Suci, melalui upacara korbannya, adalah pelajaran tentang peng-ampunan, dan kuasa melalui Juruselamat untuk taat bagi hidup.”—Ellen G. White, Education, hlm. 36.
7 “Peristiwa yang berhubungan dengan Bait Suci di atas harus memberi kesan yang sedemikian kepada pikiran dan hati semua orang sehingga mereka dapat mengesankan kepada orang lain. Semua orang perlu menjadi lebih cerdas dalam hal pekerjaan pendamai-an, yang sedang berlangsung di dalam Bait Suci di atas. Ketika kebenaran yang agung ini dilihat dan dipahami, mereka yang berpegang kepadanya akan bekerja selaras dengan Kristus untuk mempersiap-kan suatu umat untuk berdiri pada hari besar Tuhan, dan usaha-usaha mereka akan berhasil. De-ngan belajar, merenungkan, dan berdoa, umat Tuhan akan ditinggikan mengatasi pemikiran dan perasaan orang-orang dunia yang umum, dan akan dibawa kepada keselarasan dengan Kristus dan pekerjaan besarnya untuk menyucikan Bait Suci di atas dari dosa-dosa umat. Iman mereka akan berjalan bersama Dia ke dalam Bait Suci, dan para penganutnya di bumi akan berhati-hati mengingat kembali kehidupan mereka dan membandingkan tabiat mereka dengan standar besar pembenaran atau kesalehan. Mereka akan melihat kekurangan-kekurangan mereka; mereka juga akan melihat bahwa mereka memerlukan bantuan dari Roh Tuhan jikalau mereka ingin menjadi layak bagi pekerjaan yang besar dan khidmat pada masa kini yang dibebankan kepada para dutabesar Tuhan.”—Testimonies, vol. 5, hlm.575.
8 Dalam artikel yang sama, Bates menunjukkan bah-wa “penyucian” umat Tuhan akan terjadi sebelum tujuh bala terakhir.
9 Selanjutnya di tahun 1901, dalam serangkaian artikel dalam Review, Haskell menekankan tema yang sama, bahwa suatu umat yang telah dipersiapkan di bumi se-suai dengan Bait Suci yang telah disucikan di surga: “Pengetahuan yang tidak dimiliki mereka [orang-orang Yahudi] adalah penerapan rohani dari pertanyaan ten-tang Bait Suci, yang berpusatkan pada Kristus. Perta-nyaan tentang Bait Suci haruslah menyatakan tentang Kristus, pekerjaanNya di dalam pengadilan surga, dan demikian juga akan dilaksanakan di dalam hati para pengikutNya. Maka jelaslah bahwa pekerjaan di dalam hati manusia haruslah sesuai dengan pekerjaan Kristus di surga.
“Ada tiga Bait Suci yang disebutkan dalam Alkitab, dan semuanya harus dipadukan dalam satu pelajaran… Pekerjaan Kristus di dalam surga adalah juga ber-langsung di dalam Bait Suci hidup umatNya di bumi; maka sementara ada satu Bait Suci di bumi, dan masih ada satu di surga, yang terpenting dari ketiganya adalah umatNya; karena obyek dari Bait Suci di bumi adalah untuk mengajarkan kepada manusia bagaimana mengetahui dan percaya ke-pada pekerjaan yang sesungguhnya dilakukan bagi mereka di dalam Bait Suci di surga… Seluruh pekerjaan yang dinyatakan melalui Bait Suci yang ada di bumi menjadi bayangan dari pekerjaan sesungguh-nya dari Kristus di surga, yaitu penyucian GerejaNya di bumi, dan sebagai akibatnya, pengabaian akan pe-ngetahuan tentang kebenaran-kebenaran ini akan menyebabkan manusia tidak siap untuk pengha-kiman Tuhan yang akan segera terjadi, sebagaima-na orang-orang Yahudi tidak siap ketika kehancuran terjadi pada mereka.”—“The Sanctuary Question from the Standpoint of The Book of Hebrews,” Review and Herald, 13 Agustus 1901, hlm. 518.
10 Dalam sebuah artikel sebelumnya di tahun yang sa-ma dalam Review and Herald, Prescott telah menulis: “Pada saat penghapusan dosa dari Bait Suci di surga, harus ada suatu pengalaman khusus tentang kesela-matan dari dosa di antara mereka yang menunggu kedatangan Tuhan.’—“Is This the Message Needed?” Review and Herald, 3 Februari 1903, hlm. 5.
Kita mungkin bertanya, Bagaimana pemulihan Bait Suci di surga dan penghapusan dosa dalam catatan surga berhubungan langsung dengan umat yang disu-cikan di bumi? Dalam sebuah khotbah yang disampai-kan pada Pertemuan Konsul Tahunan tahun 1974, W. D. Frazee menanggapi pertanyaan ini dengan indah. Ia mengatakan bahwa pekerjaan di Bilik Maha Suci pada suatu hari akan selesai hanya karena “pe-kerjaan sudah tidak ada lagi.” Orang-orang berdosa akan terus berbuat dosa, dan tidak akan meminta pengampunan dari Tuhan; dosa-dosa mereka tidak akan masuk ke dalam Bilik Maha Suci. Orang-orang saleh, pada akhirnya, dengan pertolongan dari Peng-antara mereka yang penuh kuasa, tidak akan berbuat dosa lagi: Tidak diperlukan lagi persembahan peng-ampunan dosa.”
Ia bertanya, “Mengapa Yesus harus berdiri di sana di dalam Bait Suci dengan tangan terangkat dan memba-wa korban DiriNya? Karena tuntutan dosa yang terus menerus… Namun penutupan pintu kasihan akan menunjukkan kenyataan yang indah ini bahwa sa-ma pastinya seperti orang-orang jahat sampai kepada titik ketika mereka tidak dapat kembali lagi, demikianlah orang-orang saleh telah melewati titik di mana mereka tidak dapat kembali.”—“Then Shall the Sanctuary be Cleansed,” Review and Herald, 6 Maret 1975, hlm. 4.

11 “Kristus sedang menyucikan Bait Suci di surga dari dosa-dosa umat, dan kita harus bekerja selaras de-ngan Dia di bumi, menyucikan Bait Suci jiwa dari keko-toran moral.”—Ellen G. White, dalam Review and Herald, 11 Februari 1890.
12Kristus mengilhami manusia dengan atribut-atribut Tuhan. Ia membangun tabiat manusia de-ngan keserupaan tabiat ilahi, dengan fondasi yang saleh dari kekuatan dan keindahan rohani. Maka pembenaran hukum digenapi di dalam orang yang percaya kepada Kristus… Dengan kehidupan dan kematianNya, Kristus membuktikan bahwa keadil-an Tuhan tidak menghancurkan belas kasihanNya, namun bahwa dosa dapat diampuni, dan bahwa hukum adalah adil, dan dapat ditaati secara sem-purna. Tuduhan-tuduhan Setan dipatahkan.”—The Desire of Ages, hlm. 762.
13 “Jikalau pernah ada suatu umat yang terus menerus memerlukan terang yang semakin besar dari surga, inilah umat yang, pada masa berbahaya ini, dipanggil oleh Tuhan sebagai penerima hukumNya yang kudus dan untuk mempertahankan tabiatNya di hadapan dunia.”—Testimonies, vol. 5, hlm. 746.
Ketika Kristus datang kelak, tubuh kita yang hina ini akan diubahkan, dijadikan seperti tubuhNya yang mulia; namun tabiat yang hina tidak akan menjadi kudus. Pengubahan tabiat harus terjadi sebelum kedatanganNya, kodrat kita harus murni dan kudus; kita harus memiliki pikiran Kristus, sehingga Ia dapat memandang dengan senang citraNya tercermin di dalam jiwa-jiwa kita.”Our High Calling, hlm. 278.
“Kehormatan Kristus harus berdiri lengkap di dalam kesempurnaan tabiat umat pilihanNya.”—Ellen G. White, dalam Signs of the Times, 25 November 1890.

BAB VIII


Mengapa Waktu Ditunda

Kita telah mengetahui bahwa ajaran tentang Bait Suci bukan saja menjelaskan pentingnya tahun 1844, me-lainkan juga memberi unsur pemersatu bagi banyak kebenaran teologis, seperti Kedatangan Kedua, peng-hakiman, pentingnya Sepuluh Hukum, peran sentral Yesus Kristus sebagai wakil dan pengantara manusia, dan kemendesakan waktu dalam penyelesaian perin-tah Injil.


Ellen White mencatat bahwa ajaran tentang Bait Suci yang semakin meningkat “membuka kepada pan-dangan kepada sebuah sistem kebenaran yang lengkap, berhubungan dan selaras, yang menunjuk-kan bahwa tangan Tuhan telah menuntun pergerak-an advent yang besar dan menyatakan kewajiban masa kini tentang kedudukan dan pekerjaan umat-Nya.”—The Great Controversy, hlm. 423.
Sebagaimana yang dilihat oleh pergerakan Advent berpuluh tahun yang lalu, dan akhirnya masuk kepada abad kedua dari keberadaannya, ajaran tentang Bait Suci menolong menjelaskan mengapa waktunya di-tunda terus, telah jauh lewat hari ketika seharusnya Yesus telah kembali ke bumi. Tanpa penjelasan ini, sungguh-sungguh akan sulit bagi kita untuk meng-hadapi dunia, sebagaimana anak-anak kita sendiri, tahun demi tahun, sementara mengabarkan bahwa kedatangan Yesus sudah amat dekat. Tanpa ajaran tentang Bait Suci , “amat dekat” akan kehilangan arti pentingnya setelah lebih dari satu setengah abad.
Setelah kekecewaan pada tanggal 22 Oktober 1844, orang-orang Advent mula-mula menjelaskan hakekat peristiwa yang telah terjadi, yang menjelaskan Keke-cewaan tersebut. Mereka mengetahui bahwa gantinya datang ke bumi untuk menyucikannya dalam pengha-kiman, Yesus telah memulai fase terakhir dari peran Imam BesarNya di dalam Bait Suci surga. Mereka te-tap percaya bahwa akhir dari segala sesuatu sudah dekat. Dengan berlalunya waktu, perhatian utama mereka, sebagaimana yang mereka pahami, adalah untuk memperingatkan orang-orang akan saat peng-hakiman dan bahwa Yesus akan segera datang.
Namun Tuhan masih memiliki sesuatu yang harus di-ajarkan kepada umatNya, dan melalui mereka, kepa-da semua orang yang jujur mencari kebenaran di ma-na-mana. Apa yang telah berusaha diajarkanNya ha-nya ditangkap dengan lambat oleh umatNya. Ini bu-kanlah karena ajaran itu sulit, melainkan karena ini adalah ajaran yang paling ditakuti dan dibenci oleh Setan, dan ajaran yang paling mengganggu untuk da-pat diterima oleh orang-orang Kristen yang kebetulan.
Alasan mengapa Yesus tidak datang segera setelah 1844—pada zaman generasi yang melihat tanda-tanda besar pada matahari, bulan dan bintang—ada-lah bahwa “umatNya belum siap untuk bertemu dengan Tuhan mereka. Masih diperlukan pekerjaan persiapan yang harus diselesaikan bagi mereka. Terang harus diberikan, yang menuntun pikiran mere-ka kepada Bait Suci Tuhan di surga; dan sementara mereka dengan iman harus mengikuti Imam Besar mereka dalam pelayanan di sana, kewajiban-kewa-jiban baru akan dinyatakan. Pekabaran peringatan dan petunjuk yang lain harus diberikan kepada gereja.”—Ibid., hlm. 424, 425.
Apakah peringatan dan petunjuk yang harus diberikan ini, bukan terutama bagi dunia, melainkan bagi gere-ja? Untuk menjawab pertanyaan ini, Ellen White membukakan arti penting yang mendalam dari ajaran tentang Bait Suci : “Mereka yang hidup di bumi ini ketika pengantaraan Kristus berakhir di dalam Bait Suci di atas harus berdiri memandang Tuhan yang kudus tanpa seorang pengantara. Pakaian mereka haruslah tanpa noda, tabiat mereka harus-lah disucikan dari dosa oleh tetesan darah. Mela-lui kasih karunia Tuhan dan usaha mereka yang rajin mereka harus menjadi pemenang dalam pe-perangan melawan kejahatan. Sementara pengha-kiman pemeriksaan berlangsung di surga, semen-tara dosa-dosa yang diakui oleh orang-orang per-caya dibersihkan dari Bait Suci, haruslah ada suatu pekerjaan penyucian yang khusus, yaitu menjauhkan dosa dari antara umat Tuhan di bumi. Pekerjaan ini lebih jelas dinyatakan dalam peka-baran-pekabaran dalam Wahyu 14. “Ketika peker-jaan ini selesai, para pengikut Kristus akan siap menyambut kedatanganNya.”Ibid., hlm. 425.
Ajaran tentang satu umat yang siap adalah sesuai dengan Alkitab,1 bukan sesuatu yang diusahakan oleh orang-orang MAHK. Inilah ajaran yang tampak-nya paling dibenci oleh Setan, karena ajaran ini mem-buka kebohongan-kebohongannya dan kekalahan-nya. Setan suka mengejek Yesus sementara Ia berdiri dalam peran sebagai Imam Besar, yang sedang beru-saha untuk mewakili para pengikutNya yang nama-namanya dipertimbangkan dalam penghakiman pe-meriksaan. Dengan kegembiraan yang kejam Setan menunjukkan kesalahan-kesalahan orang-orang yang mengakui nama Kristus namun bukan kuasaNya; dengan logika yang dapat dipahami, ia mengatakan bahwa para pelanggar hukum Tuhan itu tidak “layak” bagi kehidupan yang kekal melebihi dirinya, dan bah-wa Kristus benar-benar tidak adil jikalau Ia mengabai-kan dosa-dosa mereka.2
Maka, orang Kristen yang menang menggiring Setan kepada kemarahan dan keputusasaan (Wahyu 12: 17). Pria dan wanita ini membuktikan bahwa Tuhan tidak menuntut terlalu banyak dari anak-anakNya keti-ka Ia menuntut ketaatan mereka; mereka menyele-saikan sekali dan untuk selamanya pertentangan besar tentang apakah Tuhan layak menerima kasih, penghormatan dan ketaatan dari ciptaanNya.
Karena alasan-alasan inilah “Setan mengusahakan rencana-rencana untuk menyibukkan pikiran kita, se-hingga kita tidak memikirkan pekerjaan yang seharus-nya kita terlibat di dalamnya. Si penipu ulung itu mem-benci kebenaran-kebenaran besar yang menyatakan tentang pengorbanan pendamaian dan pengantara yang penuh kuasa. Ia mengetahui bahwa segala se-suatunya bergantung pada kemampuannya membe-lokkan pikiran dari Yesus dan kebenaranNya...
“Melalui kekurangan-kekurangan dalam tabiat, Setan bekerja untuk memperoleh kontrol atas pikiran secara menyeluruh, dan ia mengetahui bahwa jika keku-rangan-kekurangan ini dipelihara, ia akan berha-sil. Maka ia terus menerus berusaha untuk menipu para pengikut Kristus dengan penyesatan-penyesatan yang mematikan sehingga tidak mungkin bagi manu-sia untuk menang.” Ibid., hlm. 488, 489.
Pekabaran tentang “peringatan dan petunjuk” ini (ibid., hlm. 425), yang akan membangunkan sepenuh-nya orang-orang yang menunggu Yesus datang kem-bali dengan kemuliaan, telah disebut, pada kesempat-an lain, sebagai “nasehat dari Saksi yang Benar,” atau pekabaran Laodikea.3
Pekabaran ini adalah bagi anggota-anggota gereja yang secara salah telah percaya bahwa Yesus akan menyelamatkan umatNya dalam keadaan berdosa mereka dan bahwa mereka tidak perlu membuat suatu persiapan khusus untuk dapat mempercepat saat kedatanganNya.
Ellen White mengumumkan bahwa pekabaran Laodi-kea berlaku bagi orang percaya Advent dan bahwa tu-juan utamanya adalah untuk menyucikan hati dari segala dosa. Penerapan ilahi ini menggegerkan ge-reja pada pertengahan tahun 1850-an dan sebagian orang percaya bahwa penekanan Laodikea “akan ber-akhir dalam seruan nyaring malaikat ketiga” (Testi-monies, vol. 1, hlm. 186).
Namun tujuan yang sesungguhnya dari pekabaran ini tidak dipahami secara umum bahkan oleh mereka yang tergerak oleh arti pentingnya. Banyak yang kehi-langan semangat karena waktu berjalan terus tanpa ada suatu demonstrasi dari pemeliharaan Tuhan. Me-reka mencari ke luar lebih daripada mencari ke dalam untuk hasil-hasil yang dijanjikan dalam “nasehat dari Saksi yang Benar.”
Karena mereka tidak benar-benar percaya bahwa Tuhan mengharapkan umatNya untuk menghidupkan kehidupan yang menang “sebagaimana Aku pun telah menang” (Wahyu 3:21), “pekabaran” itu tidak dapat sepenuhnya melakukan tugasnya. Ellen White melihat masalah ini: “Saya melihat bahwa pekabaran ini tidak akan menyelesaikan pekerjaannya dalam beberapa bulan yang pendek saja. Ini dirancang untuk mem-bangkitkan umat Tuhan, untuk menunjukkan bagi me-reka kemunduran mereka, dan menuntun kepada per-tobatan yang sungguh-sungguh, sehingga mereka berkenan bagi kehadiran Yesus, dan layak bagi seru-an nyaring dari malaikat ketiga… Jikalau nasehat dari Saksi yang Benar itu benar-benar diperhatikan, Tuhan tentu telah mengaruniakan kepada umatNya suatu kuasa yang besar…
“Jikalau pekabaran itu hanya dalam masa yang pen-dek sebagaimana yang diduga banyak orang, maka tidak akan ada waktu bagi mereka untuk mengem-bangkan tabiat. Banyak yang digerakkan oleh pe-rasaan, bukan oleh prinsip dan iman, dan peka-baran yang khidmat dan penuh kuasa ini meng-gerakkan mereka. Pekabaran itu menyentuh perasa-an mereka, dan menyebabkan mereka merasa takut, namun tidak menyelesaikan pekerjaan yang seharus-nya yang telah dirancang oleh Tuhan”—Ibid., hlm. 186, 187..
Perkembangan tabiat yang memisahkan umat Tuhan di akhir zaman perlu waktu. Namun tidak akan pernah lebih lama dari satu generasi. Jikalau persiapan tabiat ini tidak diselesaikan dalam generasi yang mengalami kekecewaan besar tahun 1844 (sebagaimana yang seharusnya terjadi) maka Tuhan akan menunggu anak-anak mereka untuk belajar tentang petunjuk dan manfaat dari peringatan yang telah diterapkan secara salah oleh orangtua mereka. Jikalau bukan anak-anak mereka, maka cucu-cucu mereka.
Namun janji itu adalah pasti. Beberapa generasi Ad-vent akan memahami unsur yang penting dalam ajar-an tentang Bait Suci ini—ini bisa saja adalah kita. Orang-orang ini akan menyatakan dan mempertahan-kan di hadapan alam semesta tentang lengan “sang pengantara yang penuh kuasa” yang perkasa yang sekarang berdiri di hadapan Bapa kita di surga, me-nunggu untuk membentuk umat yang akan layak bagi “hujan akhir” dan oleh karenanya “layak untuk diubahkan” (Ibid., hlm. 187).
Betapa khidmatnya gambaran tentang umat Tuhan seharusnya pada hari-hari terakhir segera sebelum penutupan pintu kasihan. Adakah kata-kata yang le-bih menyentuh: “Saya juga melihat bahwa banyak yang tidak menyadari bagaimana mereka seharus-nya untuk dapat hidup di hadapan Tuhan tanpa seo-rang Imam Besar di dalam Bait Suci selama masa-masa aniaya. Mereka yang menerima meterai dari Tuhan yang hidup dan dipelihara pada masa aniaya harus mencerminkan citra Yesus sepenuhnya.
“Saya melihat bahwa banyak orang yang mengabai-kan persiapan yang begitu diperlukan dan menantikan waktu “penyegaran” dan “hujan akhir” yang melayak-kan mereka untuk berdiri pada hari Tuhan dan hidup di hadapanNya. Oh, berapa banyak yang saya lihat pada masa aniaya tanpa suatu tempat perlindungan! Mereka telah mengabaikan persiapan yang begitu di-perlukan; maka mereka tidak dapat menerima penyegaran yang harus dimiliki semua orang agar mereka layak untuk hidup di hadapan Tuhan yang kudus.”—Early Writings, hlm. 71.
Marilah kita masing-masing mempertimbangkan bagi-an kita masing-masing dalam pertentangan besar ini; marilah kita mempercepat untuk menerima pengam-punanNya, lengkap dan sempurna, bagi dosa-dosa yang diakui. Janganlah kita membiarkan satu jam le-wat tanpa mencari kuasaNya demi kita bagi pekerjaan perkembangan tabiat kita menjadi cerminan yang setia dari polaNya yang penuh kasih dan tanpa dosa. Tidak ada perkataan yang dapat menyatakan betapa Yesus ingin untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, untuk memberikan kita kehidupan penuh sukaci-ta dan kedamaian yang tanpa putus sekarang ini, dan secara pribadi menyambut kita ke dalam kerajaan-Nya.
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   12


Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət