Ana səhifə

Mengapa yesus menunggu


Yüklə 0.69 Mb.
səhifə4/12
tarix27.06.2016
ölçüsü0.69 Mb.
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   12

Sebagai pengantara, Yesus memenuhi dua peran khusus: (1) Ia membungkam tuduhan Setan “de-ngan argumentasi yang dilandaskan bukan atas kebajikan kita, melainkan atas kebajikanNya” (Testimonies, vol. 5, hlm. 472). kehidupanNya yang sempurna dalam hal ketaatan, yang dimeteraikan dengan kematian yang mendukakan hati Tuhan dan yang menyatakan kengerian dan akhir yang mengerikan dari dosa, menjadi dasar bagi perda-maian dan pendamaian antara Tuhan dan manusia. Ia memperoleh hak untuk mengampuni kita. (2) Ia bebas untuk memberikan kuasa kasih karunia kepada semua orang yang memilih untuk meng-hidupkan kehidupan yang menang. “Dia adalah Imam Besar gereja, dan Dia memiliki tugas yang harus dilakukan yang tidak dapat dilakukan oleh siapapun selain Dia. Melalui kasih karuniaNya Ia mampu memelihara setiap orang dari pelang-garan.”—Ellen G. White, dalam Signs of the Times, 14 Februari 1900. Adakah yang dapat diminta sese-orang lebih daripada itu?
Dipandang dari sisi pertentangan kosmis antara kebaikan dan kejahatan, antara tokoh-tokoh uta-ma, Kristus dan Setan, pekerjaan pengantaraan Tuhan kita menjadi sangat penting.2 Ketika Setan berkata bahwa orang-orang berdosa tidak berhak memperoleh pengampunan, bahwa mereka tidak berhak atas kehidupan kekal melebihi dirinya, bahwa Tuhan telah menuntut terlalu banyak dari makhluk ciptaanNya dan oleh karenanya Tuhan itu tidak masuk akal—Yesus berdiri di hadapan dunia-dunia yang sedang menyaksikan sebagai jawaban kekal atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Apakah yang dilihat oleh para malaikat dan yang lain-nya? Mereka melihat Seorang Manusia yang meng-hadapi Setan di kandangnya sendiri, yang “dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah” (Ibrani 2:17). Mereka melihat Seorang Manusia yang telah mengalahkan setiap pencobaan untuk melayani DiriNya, yang membuktikan bahwa se-mua pria dan wanita, dengan kuasa yang sama yang tersedia bagi mereka sebagaimana yang dimilikiNya, dapat menghidupkan kehidupan yang penuh kemenangan. Ketaatan yang sempurna dari Tuhan kita kepada kehendak Tuhan selama tiga puluh tiga tahun dalam memerangi “peperangan yang harus dihadapi oleh setiap anak manusia” (The Desire of Ages, hlm. 49), membungkam setiap tuduhan Setan. Kita memiliki Sahabat di pengadilan yang tidak pernah kalah dalam setiap kasus.
Sebagai tambahan, lengan Kristus yang penuh kuasa menjangkau semua orang yang telah memutuskan untuk menyerahkan pemeliharaan jiwa mereka ke-padaNya. Ia telah memenangkan hak untuk meng-antarai dalam kehidupan para pengikutNya. Ia menerobos kuasa yang digunakan oleh Setan un-tuk membelenggu mereka, mengembangkan di da-lam para pengikutNya yang setia suatu kehendak yang dikuatkan untuk melawan kecenderungan dosa. Pertahanan yang sama telah digunakanNya Sendiri untuk mengalahkan dosa.
Pengantaraan seperti ini diperlukan oleh setiap orang saat ini, setiap hari, dan hingga Yesus datang kembali. “Setiap orang yang akan keluar dari per-hambaan dan pelayanan kepada Setan, dan akan berdiri di bawah panji-panji darah Pangeran Imma-nuel akan dijaga dengan pengantaraan Kristus. Kristus, sebagai Pengantara kita, di sebelah ka-nan Bapa, selalu memandang kita, karena menja-ga kita dengan pengantaraanNya adalah sama pentingnya dengan penebusan kita oleh darah-Nya. Jikalau Ia melepaskan genggamanNya atas kita untuk sejenak saja, Setan telah siap untuk menghancurkan kita. Mereka yang telah dibeli dengan darahNya, sekarang dipeliharaNya dengan pengantaraanNya.”—The SDA Bible Commentary, Komentar Ellen White tentang Roma 8:34, hlm. 1078.
Di sini, dalam peran kedua sebagai Pengantara (ya-itu menyediakan kasih karunia yang mempertahan-kan untuk menjaga kita agar tidak terus berdosa) terletak pengharapan dari setiap orang Kristen. Melalui apa yang telah dilakukanNya bagi kita, Yesus akan melakukan bagianNya untuk mem-bungkam tuduhan-tuduhan si penuduh. Namun Ia tidak dapat membungkam tuduhan-tuduhan itu jikalau kita tidak memberikan izin kepadaNya un-tuk melakukan pekerjaanNya di dalam kita. Per-kataan Yohanes adalah sederhana dan penuh pene-kanan: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengam-puni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).
Dalam komentarnya tentang ayat ini, Ellen White me-ngatakan, “Darah Yesus Kristus menyucikan kita dari segala dosa… Kita perlu menjaga di hadapan kita khasiat darah Yesus. Darah yang menyucikan kehidupan, mempertahankan kehidupan, dimanfa-atkan oleh iman yang hidup, adalah pengharapan kita. Kita perlu bertumbuh dalam menghargai nilai-nya yang takterhingga, karena ia akan membela kita hanya jikalau melalui iman kita mengakui kebajikannya, menjaga hati nurani tetap bersih dan berdamai dengan Tuhan.”Ibid., tentang 1 Yohanes 1:7, 9, hlm. 948.
Peran ganda Tuhan kita sebagai Pengantara mem-bungkam tuntutan-tuntutan Setan, dan karenanya membuka pintu kepada manfaat dari kehidupanNya yang diberikan kepada pria dan wanita, dan menjamin bahwa kuasa yang cukup telah tersedia bagi setiap orang untuk menjauhkannya dari dosa.
Peran ganda ini berfokuskan pada inti dari rencana penebusan, bahwa tujuan Tuhan adalah mengha-puskan dosa dari alam semesta. Ini tidak dilakukan dengan sekedar membuat pernyataan bahwa dosa dihapuskan, atau dengan menghapus bersih setiap catatan setiap orang dengan sapu kasih karunia yang maha besar. Jikalau demikian, hikmat dan keadilan Tuhan Sendiri akan selamanya dicurigai; tidak ada yang akan diselesaikan dalam pertentangan besar apakah Tuhan itu adil dalam memberikan hukum yang tidak dapat dipelihara oleh siapapun atau apakah Tuhan adalah adil dalam mengeluarkan Setan dan sepertiga malaikat selamanya (lihat Wahyu 12:3, 4).
Satu-satunya jalan untuk menghancurkan dosa, se-mentara mempertahankan orang-orang berdosa dan keadilan Tuhan, adalah dengan cara mengubah si pemberontak menjadi anak yang setia, secara sukarela dan kesetiaan menjadi kebiasaan. Dosa adalah tinju terkepal yang diacungkan oleh si makhluk ciptaan ke hadapan muka Sang Penciptanya; dosa adalah ketidak-percayaan makhluk ciptaan kepada Tuhan, yang memecatNya sebagai Tuhan atas kehi-dupannya. Akibat dari pemberontakan ini adalah me-matikan, sebagaimana dinyatakan oleh sejarah dunia yang membosankan ini.
Hanya orang-orang berdosa yang mengakui dosa-dosanya dan meninggalkannya “akan disayangi” (Ams 28:13). Tuhan tidak tertarik untuk memusnahkan pria dan wanita; tujuan pertamaNya adalah untuk menyelamatkan mereka, menyelamatkan mereka dari mementingkan diri sendiri, memohonkan peni-laian yang lebih baik, dan mengembalikan mereka kepada hubungan kepercayaan yang sukarela dan bahagia.
Namun satu hal yang tidak dapat diremehkan Tuhan adalah kepura-puraan. Tidak ada yang diselesaikan jikalau anggota gereja mengakui nama Kristus, namun bukan kuasaNya; atau mengakui kuasaNya, namun bukan tabiatNya.3
Karena alasan inilah maka Ellen White menekankan ajaran Alkitab yang fundamental ketika ia menuliskan: “Agama Kristus berarti lebih dari pengampunan dosa; ini berarti menghapuskan dosa-dosa kita, dan mengisi kekosongan itu dengan kasih karunia Roh Kudus.”Christ’s Object Lessons, hlm. 419, 420.4
Pekerjaan pengantaraaan Yesus sebagai “pengantara kita yang penuh kuasa” bukan saja berlaku untuk me-nyediakan bagi orang berdosa pengampunan yang menjadi mungkin karena pengorbanan pendamaian-Nya, melainkan juga menyediakan kuasa melalui Roh Kudus sehingga dosa-dosa itu benar-benar dikikis dari tabiat orang-orang Kristen yang rela dan percaya.5 Pemikiran yang mengejutkan ini tidak pernah diulang-ulang secara memadai, namun jarang terdengar di halaman-halaman sejarah gereja. Inilah kebenaran yang paling ditakuti oleh Setan.6
Tidaklah mengherankan bahwa Setan bergembira ketika kebenaran-kebenaran tentang Bait Suci dijadi-kan misteri, dikaburkan, atau dikesampingkan sebagai pokok bahasan yang membosankan. Tidaklah meng-herankan Ellen White menulis, “Semua orang harus menjadi cerdas sehubungan dengan pekerjaan pendamaian, yang sedang berlangsung di dalam Bait Suci di atas. Ketika kebenaran agung ini dili-hat dan dipahami, mereka yang memegangnya akan bekerja selaras dengan Kristus untuk mem-persiapkan suatu umat yang akan berdiri pada hari besar Tuhan, dan usaha-usaha mereka akan berhasil.”—Testimonies, vol. 5, hlm. 575.
Pekerjaan mempersiapkan “suatu umat yang akan berdiri pada hari besar Tuhan” dapat dipahami se-cara baik dalam kaitannya dengan ajaran tentang Bait Suci. Tugas untuk menjelaskan ini kepada dunia telah dibebankan kepada umat MAHK.
Bab-bab berikut akan meneliti perihal ini secara lebih khusus.
--------------

1At-one-ment” (pendamaian) adalan ungkapan tujuan ilahi untuk menghancurkan dosa yang memecah alam semesta. Pengembalian kepada kesatuan tidaklah diselesaikan di salib. Masalah dosa belum sepenuh-nya dibereskan. Salib adalah tindakan puncak dari Tuhan bagi penebusan manusia. Namun itu hanya-lah salah satu aspek dari pekerjaan Kristus menuju pendamaian akhir. Rekonsiliasi menjadi efektif oleh Kristus yang hidup. Ini bukanlah sesuatu yang telah terjadi dua ribu tahun yang lalu. At-one-ment dialami hanya ketika manusia setiap hari hidup dalam keper-cayaan dan kebergantungan kepada Dia…

“Bisa saja bahwa kegagalan untuk memahami pekerjaan Tuhan kita seutuhnya, baik di salib maupun di Bait Suci surga, menyebabkan manusia memiliki pengetahuan yang kurang lengkap tentang seluruh kebenaran yang dinyatakan dalam Alkitab tentang makna pendamaian sepenuhnya… Keduanya, baik kemenangan di salib maupun pekerjaan Kristus se-bagai imam di surga, adalah pengharapan dan per-mohonan bagi pembaharuan dan pendamaian ter-akhir.”—Edward Heppenstall, dalam Our High Priest, hlm. 29, 31.


2 Dalam Bait Suci surga segala sesuatunya adalah dinamis, asli, dan berkenaan dengan masalah-masa-lah kekal. Kebenaran tentang Bait Suci memperla-kukan Setan sebagai musuh yang sejati, kekuatan-kekuatan kejahatan sebagai sesuatu yang nyata, yang bertentangan dengan Kristus dalam pepe-rangan yang mempengaruhi setiap makhluk cipta-an di alam semesta. Di sinilah nasib manusia ditentukan untuk kebahagiaan atau kemalangan. Di sinilah realitas kebenaran dan tujuan Tuhan da-pat dilihat secara jelas”—Heppenstall, op,cit,hlm. 19.
3Lucifer mendambakan kuasa Tuhan, namun bu-kan tabiatNya”—Ellen G. White, The Desire of Ages, hlm. 435.
4 “Untuk memperoleh pengampunan sebagaimana Kristus mengampuni, bukan semata-mata diampuni, melainkan diperbaharui dalam roh pikiran kita.”—Ellen G. White, dalam Review and Herald, 19 Agustus 1890.
Kasih karunia Kristus memurnikan ketika meng-ampuni, dan melayakkan manusia bagi surga yang kudus.”—Ellen G. White, That I May Know Him, hlm. 336.
5 “Melalui penurutan yang sempurna dari Anak Allah, melalui kebajikan-kebajikan darahNya, dan kuasa pengantaraanNya, manusia dapat menjadi bagian dari kodrat ilahi.”—Ellen G. White, dalam Signs of the Times, 6 Juli 1888.
6 Ellen White memfokuskan pada isu-isu yang ingin di-kaburkan oleh Setan: “Jikalau mereka yang me-nyembunyikan dan mencari-cari alasan bagi pem-benaran kesalahan-kesalahan mereka dapat meli-hat betapa Setan bersukaria atas mereka, betapa ia mengejek Kristus dan para malaikat kudus melalui perbuatan mereka, mereka akan segera mengakui dosa-dosa mereka dan meninggalkannya. Melalui kekurangan dalam tabiat, Setan bekerja untuk me-nguasai pikiran sepenuhnya, dan ia mengetahui bahwa jikalau kekurangan-kekurangan ini dipeliha-ra, ia akan berhasil. Maka, ia terus menerus beru-saha untuk menipu para pengikut Kristus dengan kelicikannya yang mematikan sehingga orang ti-dak akan mungkin untuk mengalahkannya. Namun Yesus memohon demi mereka dengan tanganNya yang terluka, tubuhNya yang memar; dan Ia meng-umumkan kepada semua orang yang hendak me-ngikut Dia, ‘Kasih karuniaKu adalah cukup bagi-mu.’ Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.’ Maka, janganlah ada orang yang menganggap kekurangan-kekurangan mereka ti-dak dapat disembuhkan. Tuhan akan memberikan iman dan kasih karunia untuk mengalahkannya.”—The Great Controversy, hlm. 489.
BAB VI

Tujuan Tuhan melalui satu Lambang



Untuk dapat memahami secara lebih baik tujuan yang lebih luas dari gereja Kristen secara umum, dan gerakan Masehi Advent Hari Ketujuh secara khusus, dan juga sasaran besar dari rencana keselamatan, kita harus merenungkan lebih lanjut mengapa Tuhan memberikan Bait Suci di bumi kepada bangsa Israel di masa Perjanjian Lama.
Pelayanan Bait Suci di bumi melambangkan, bahkan hampir sejelas kotak pasir bagi taman kanak-kanak, bagaimana Tuhan berencana mengatasi masalah dosa sehubungan dengan pribadi, bumi, Setan dan seluruh alam semesta. Perhatian utama Tuhan adalah makhluk ciptaanNya yang berakal budi pada suatu hari akan bebas dari ikatan dan kekawatiran dosa, dan dibersihkan dari segala keraguan tentang kasih dan hikmatNya. Namun Ia mengetahui bahwa ini akan terjadi, bukan melalui perintah, melainkan melalui pilihan bebas dari mereka yang berdiam dalam kebenaran tentang Dia dan yang bertindak sesuai dengan kebenaran itu.
Bagaimanakah Tuhan memperoleh penyelesaian atas masalah dosa pada pria dan wanita yang memberon-tak dan hanya berorientasi pada bumi? Menuliskan-nya di awan-awan? Menggemakannya dalam guntur setiap hari di padang belantara Sinai pada dini hari? Tidak. Mengetahui bagaimana kita belajar dan me-nyimpan pengetahuan secara paling efektif, Ia mela-kukan yang terbaik, meskipun kurang spektakuler dan mengagumkan dibandingkan dengan guntur dan tulis-an di awan. Ia memberikan kita suatu kisah bergam-bar yang terbungkus dalam drama manusia, suatu pe-lajaran yang dapat dilihat, didengar, dialami, dan dia-cu berulang-ulang, pun jikalau ingatan menjadi lemah dan kemampuan belajar menjadi lambat.
Setelah menyatakan kepada bangsa Israel rencana kerjaNya mengenai kehidupan, kebebasan, dan keba-hagiaan dalam Sepuluh Hukum, yang dilatarbelakangi dengan guntur dan kilat di Sinai, Ia mengetahui bah-wa hukum itu hanya akan meliputi orang berdosa. Ia mengetahui bahwa harapanNya hanya akan menam-bah perasaan ketidakberdayaan dan putus asa manu-sia. Maka, segera Ia memerintahkan untuk mem-bangun sebuah Bait Suci di bumi untuk mengajarkan pelajaran ganda yang sebelumnya telah kita bahas dalam buku ini—“pelajaran tentang pengampunan atas dosa, dan kuasa melalui Juruselamat untuk taat demi hidup” (Education, hlm. 36). Pengampun-an dan kuasa, aspek dari peran ganda Pengantara kita yang yang penuh kuasa, adalah apa yang dibutuhkan oleh bangsa Israel dan yang kita butuhkan saat ini!
Dalam pelayanan Bait Suci yang mengagumkan ini “Tuhan menginginkan agar umatNya membaca tujuan-Nya bagi jiwa manusia. Itu adalah tujuan yang sama yang telah disampaikan kemudian oleh rasul Paulus, berbicara mengenai Roh Kudus: “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membina-sakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.’”—Ibid.
Bait Suci Yerusalem di masa Kristus dimaksudkan untuk melanjutkan fungsi yang sama sebagaimana Bait Suci di bumi: “Bait Suci itu, yang dibangun karena kepercayaan akan Kehadiran ilahi, diran-cang sebagai pelajaran bagi Israel dan bagi dunia. Dari zaman kekekalan adalah menjadi tujuan Tuhan bahwa setiap makhluk ciptaan, dari malai-kat yang terang dan kudus hingga manusia, harus menjadi Bait Suci bagi kediaman Sang Pencipta. Karena dosa, manusia gagal menjadi Bait Suci bagi Tuhan… Namun melalui inkarnasi Anak Allah, tujuan Surga digenapi. Tuhan berdiam di dalam ke-manusiaan, dan melalui kasih karunia yang me-nyelamatkan hati manusia kembali menjadi Bait Suci Nya. Tuhan merancang bahwa Bait Suci di Yerusalem haruslah menjadi saksi terus menerus bagi nasib yang agung yang terbuka bagi setiap jiwa… Dalam penyucian Bait Suci dari pembeli dan pedagang dunia, Yesus mengumumkan misiNya untuk menyucikan setiap hati dari kekotoran do-sa—dari keinginan-keinginan duniawi, hasrat yang mementingkan diri sendiri, kebiasaan-kebiasaan jahat, yang menggerogoti jiwa… Tidak ada seo-rang manusiapun yang melalui kekuatannya sen-diri dapat mengusir si jahat yang telah menguasai hatinya. Hanya Kristus yang dapat menyucikan Bait Suci jiwa. Namun Ia tidak akan memaksa ma-suk. Ia datang tidak ke dalam hati sebagaimana pada Bait Suci di masa lampau; namun Ia berkata, ‘Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapat-kannya’ Wahyu 3:20”The Desire of Ages, hlm. 161.
Salah satu tujuan inkarnasi Tuhan kita adalah untuk memberikan kita pelajaran tambahan, kali ini dalam daging dan darah: untuk mendemonstrasikan ba-gaimana Tuhan ingin memiliki hubungan dengan pria dan wanita, dan apa yang diharapkan Tuhan dari mereka. Dengan demikian, Ia menggenapi tuju-an yang dilambangkan oleh Bait Suci (Ibid.)1
Apa yang diajarkan dalam pelayanan Bait Suci melalui lambang, itulah yang diteladankan oleh Yesus. Apa yang diteladankan oleh Yesus, harus-lah dicerminkan oleh para pengikutNya.2
Dalam segala hal, melalui kehidupan dan kematian-Nya, Yesus memenuhi tuntutan keadilan dan me-mungkinkan Tuhan “untuk menunjukkan keadilanNya pada masa kini, supaya nyata bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus” (Roma 3:26).3 Yesus membukakan kebo-hongan-kebohongan Setan dengan cara mende-monstrasikan bahwa Tuhan tidak mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin ketika Ia menuntut ketaatan dari ciptaanNya; kehidupan Yesus mem-buktikan bahwa manusia dapat hidup dalam kehi-dupan yang taat dan menang.4
Apa yang telah dilakukan oleh Yesus bagi kita dalam kehidupan dan kematian pengorbananNya dinyatakan dalam upacara-upacara dalam kemah suci di padang belantara dan Bait Suci selanjutnya di Yerusalem. Pe-lajaran-pelajaran ini haruslah kita renungkan dengan khidmat dan terima dengan rasa syukur. Apa yang ingin dilakukanNya di dalam kita hanyalah menunggu kerja sama kita untuk mengizinkan Dia untuk menyele-saikan pekerjaanNya untuk menyucikan Bait Suci jiwa kita. Aspek ganda dari peran Tuhan kita sebagai Penebus dinyatakan lebih jelas lagi ketika kita mempelajari bagaimana upacara-upacara Bait Suci di bumi juga melambangkan gereja Kristen.
Pada pergantian abad, Ellen White menggariskan suatu hubungan yang menarik antara upacara-upaca-ra Bait Suci di bumi dan gereja Kristen. Dia menulis-kan, “Bait Suci Yahudi adalah sebuah tipe (lam-bang) dari gereja Kristen… Gereja di bumi, yang terdiri atas orang-orang yang setia dan patuh kepada Tuhan, adalah ‘Bait Suci yang sesung-guhnya,’ di mana Sang Penebus adalah pelayan-nya. Tuhan, dan bukan manusia, membangun Bait Suci ini di atas sebuah landasan yang diangkat tinggi. Bait Suci ini adalah tubuh Kristus, dan dari utara, selatan, timur dan barat, Ia mengumpulkan mereka yang akan membantu membangunnya.
Melalui Kristus, orang-orang percaya yang sejati dinyatakan sebagai yang dibangun bersama-sama untuk suatu kediaman Tuhan melalui Roh Kudus. Paulus menulis: “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasihNya yang besar, yang dilimpahkanNya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan—dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karu-nia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan ke-baikanNya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pem-berian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus un-tuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu –sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,--bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak men-dapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemi-sah, yaitu perseteruan, sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manu-sia baru di dalam diriNya, dan dengan itu menga-dakan damai sejahtera, dan untuk memperdamai-kan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejah-tera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (Efesus 2:4-22).
Meskipun rencana keselamatan dilaksanakan menurut rencana yang ditentukan sejak sebelum dunia ini diciptakan, namun baik pria maupun wanita tidak akan diselamatkan kecuali mereka sendiri mengalami iman, dan membangun di atas landangan yang benar, kecuali mereka mengizin-kan Tuhan untuk menciptakan mereka kembali melalui Roh Kudus. Tuhan bekerja di dalam dan melalui agen manusia yang bekerja sama dengan dia melalui pikiran untuk membantu membangun bangunan Tuhan. sebuah Bait Suci yang kudus dibangun atas mereka yang menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka… Dengan menerima Kristus dan menurut kepada kehendak-Nya, manusia menuju kepada kesempurnaan. Pembentukan tabiat-tabiat pribadi ini, yang diper-baharui, membangun sebuah bangunan yang lebih mulia daripada pekerjaan manusia fana manapun. Maka pekerjaan besar Tuhan maju dari satu titik ke titik selanjutnya. Mereka yang menginginkan sebu-ah tempat di dalam gerejaNya menunjukkan ini melalui kemauan mereka untuk begitu menurut ke-pada kehendakNya sehingga mereka dapat diper-cayakan atas kasih karunia untuk membagi-kannya kepada orang lain…
Kristus adalah Pelayan dari Bait Suci yang sejati, Imam Besar bagi semua orang yang percaya kepadaNya sebagai Juruselamat pribadi mereka; dan jabatanNya tidak dapat diambil alih oleh siapa-pun. Dialah Imam Besar gereja, dan Dia memiliki pekerjaan yang harus dilakukan yang tidak dapat dilakukan oleh siapapun. Melalui kasih karuniaNya Ia mampu untuk menjaga setiap manusia dari pelanggaran. Para duta-besarNya, yaitu mereka yang menerima Dia, dilahirkan kembali, dan oleh karenanya menjadi layak untuk menjadi wakilNya [Ibrani 7:26-28].”—God’s Care for His Church.” Signs of the Times, 14 Februari 1900.

Kata-kata ini menekankan beberapa aspek penting dari rencana keselamatan, khususnya dipandang dari perlambangan upacara-upacara Bait Suci . Tanpa me-ngurangi apapun dari kenyataan bahwa Yesus adalah pelayan dalam “’Bait Suci yang sejati” di surga, yang Bait Suci di bumi adalah gambarannya,’ atau bahwa “Bait Suci yang sejati’ di surga adalah Bait Suci perjanjian baru” (The Great Controversy, hlm. 417), Ellen White membuat penerapan berikutnya dari peranNya sebagai pelayan dari Bait Suci yang sejati. “Bait Suci sejati” dalam penerapannya pada gereja di bumi, terdiri atas orang-orang yang mengizin-kan kasih karunia-Nya untuk menjaga mereka dari pelanggaran, orang-orang yang benar-benar dila-hirkan kembali yang menjadi layak untuk menjadi wakilNya.


Dari sejak peresmian Bait Suci di padang belantara hingga Bait Suci-Bait Suci di Yerusalem, para pengikut Tuhan mengetahui bahwa rencana keselamatan yang dilambangkan dalam upacara-upacara Bait Suci berhubungan dengan manusia, bukan binatang, tirai kain, kayu ataupun air. Aspek-aspek harafiah dari ajaran tentang Bait Suci mengajarkan kebenaran-kebenaran yang harafiah tentang bagaimana Tuhan berurusan dengan manusia. Ia tidak mem-bersihkan dan memulihkan peralatan, melainkan orang-orang. Kebenaran-kebenaran yang mulia yang dilambangkan di dalam Bait Suci di bumi mengacu kepada tindakan-tindakan, peristiwa-peristiwa, dan hu-bungan-hubungan yang sangat harafiah yang ada antara Tuhan dan umat-Nya.5
Sementara Yesus berada dalam satu tempat yang sangat nyata, melaksanakan fungsi-fungsi yang sa-ngat nyata untuk menyelesaikan pertentangan besar itu, salah satu dari perhatian utamaNya yang ber-hubungan dengan puncak dari pertentangan besar adalah pembangunan gerejaNya di bumi. Bait Suci di bumi adalah bayangan (Ibrani 8:5) dari kebenaran-kebenaran agung ini, yang tampak dalam terang siang Perjanjian Baru, dan selanjutnya diperjelas dalam tulisan-tulisan Ellen G. White. Untuk dapat melihat kebenaran-kebenaran ini dalam terangnya yang ter-jelas, kita tidak perlu mengurusi terlalu rinci tentang Bait Suci di bumi; kita harus melanjutkan kepada pe-nerangan-penerangan selanjutnya yang menafsirkan dan menjelaskan tentang bayangan itu.
Ellen White dan yang lainnya telah menunjukkan bah-wa Tuhan terutama berurusan dengan orang-orang; bahwa semua sarana pengajaranNya mewakili baik perananNya maupun peranan manusia dalam perten-tangan besar itu.6 Tujuan dari keselamatan adalah memiliki suatu umat yang ditebus dan suci. Tujuan dari ajaran-ajaran dan upacara-upacara Bait Suci adalah untuk menjelaskan sasaran yang indah ini dan memberikan suatu penjelasan yang jelas tentang bagaimana pria dan wanita yang jujur dapat mencapai sasaran tersebut.
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   12


Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət