Ana səhifə

Mengapa yesus menunggu


Yüklə 0.69 Mb.
səhifə3/12
tarix27.06.2016
ölçüsü0.69 Mb.
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   12

Umat MAHK memahami dalam ajaran tentang Bait Suci “suatu sistem kebenaran yang lengkap, yang saling berhubungan dan selaras, yang menunjuk-kan tangan Tuhan telah menuntun pergerakan advent yang besar dan menyatakan kewajiban masa kini, ajaran ini menjelaskan posisi dan pekerjaan umat Tuhan.”The Great Controversy, hlm. 423. Mereka memahami secara jelas akan keabsahan pengalaman 1844, yang sangat meng-hancurkan hati sebelum maknanya menjadi lebih jelas. Mereka memahami kewajiban mereka di ma-sa kini sebagai jurubicara-jurubicara Tuhan untuk mengabarkan peringatan yang mengerikan itu dan undangan ilahi dari malaikat ketiga dalam Wahyu 14 kepada siapa saja yang mau mendengarkan. Mereka memahami masa depan tentang pengha-kiman Tuhan atas bumi ini, kehidupan bagi orang saleh dan kehancuran bagi orang jahat.
Masa lalu, masa kini dan masa depan—semuanya menjadi lebih jelas karena ajaran tentang Bait Suci. Apa artinya pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran Bait Suci ini bagi pengalaman orang Advent di pertengahan abad ke-19, dan apa yang seharusnya artinya bagi kita saat ini akan dibahas pada bagian selanjutnya.8
---------------

1 Untuk pelajaran singkat tentang nubuatan 2300 hari/tahun, yang dimulai tahun 457 SM, baca The Great Controversy, hlm. 409, 410; untuk dasar sejarah yang menentukan keabsahan dan pentingnya tahun 457 SM, lihat SIEGFRIED H. HORN dan LYNN H. WOOD, The Chronology of Ezra 7 (Washington: Review and Herald, 1970), dan SDA Bible Comment-ary, vol. 3, hlm. 85-110.
2 Lihat SDA Encyclopedia, edisi yang diperbaharui (1976), hlm. 1280 tentang bagian tulisan Edson berjudul “Life and Experience.”
3 Sebuah ungkapan yang digunakan, barangkali untuk pertama kalinya, oleh Edward Heppenstall, Our High Priest (Wasington: Review and Herald Publishing Association, 1972), hlm. 107.
4 Umat Advent mula-mula menemukan bahwa pada suatu waktu tertentu, di bawah seruan sangkakala malaikat ketujuh, Kristus akan mengubah posisiNya di Bait Suci surga dari Bilik Suci ke Bilik Maha Suci; dan inilah peristiwa yang mereka simpulkan sebagai pe-ristiwa yang akan terjadi di tahun 1844. Penemuan akan kesalahan mereka tidak terjadi hingga waktu itu lewat. Kemudian mereka melihat melalui iman ke dalam Bait Suci surga, dan Hukum Tuhan di dalam tabut perjanjian, pelajaran tentang pertanyaan tentang Bait Suci, dan kebenaran-kebenaran yang berhu-bungan dengan Bait Suci inilah yang menuntun seke-lompok orang untuk memelihara hukum Tuhan, dan memisahkan diri, sebagaimana orang-orang Advent Hari Ketujuh di masa kini.”—STEPHEN H. HASKELL, ‘Bible Study,’ General Conference Bulletin, 7 April 1901, hlm. 98-99.
5 “The Hour of His Judgement Come,” Review and Herald, 14 Februari 1854, hlm. 29, 30.
6 White menyimpulkan dari teks-teks seperti 1 Petrus 4:17, bahwa hanya ada dua kelas (kelompok) yang terdapat dalam penghakiman, bahwa “masing-masing kelompok memiliki masa penghakiman sendiri; dan menurut teks tersebut, penghakiman kepada rumah, atau gereja Tuhan akan terjadi pertama.
“Kedua kelas itu akan dihakimi sebelum mereka di-bangkitkan dari kematian, penghakiman pemeriksa-an kepada rumah, atau gereja Tuhan akan terjadi sebelum kebangkitan pertama; demikian juga peng-hakiman kepada orang jahat terjadi selama masa 1000 tahun dalam Wahyu 20, dan mereka akan dibangkitkan pada penutupan masa tersebut.”—The Judgement,” Review and Herald, 29 Januari 1857, hlm. 100.
7 Di tahun 1850, James White menulis: “Satu bagian dalam pekabaran malaikat ketiga adalah – “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus” (Wahyu 14:12). Kita mengetahui bahwa masa tunggu yang tekun dari orang-orang kudus adalah sejak kekecewaan di tahun 1844: Dan itu telah terjadi dan kita semua telah mengetahuinya. Kita tidak boleh salah di sini. Kita kemudian mengetahui bahwa saat pekabaran ketiga adalah sekarang. Kita juga mengetahui bahwa saat untuk memelihara seluruh hukum secara benar adalah sejak 1844, karena Tuhan memanggil kita keluar dari Babel…
Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjianNya di dalam Bait Suci itu” (Wahyu 11:19). Apakah Yohanes melihat tabut berisikan sepuluh hukum di surga? Ya, oleh karenanya ia menyaksikannya; dan tidak ada orang yang percaya kepada Alkitab akan meragu-kan kesaksiannya, dan mengatakan bahwa ia berada di bawah pengaruh hipnotis, dan mengata-kan sesuatu secara tidak benar. Maka, jika hukum-hukum Tuhan itu disimpan di surga, tentulah hukum itu tidak dihapuskan di bumi.
Dalam lambangnya (type), Bait Suci Tuhan di bumi, tempat di mana tabut berada adalah bagian yang paling kudus di dalam bilik kedua. Dalam kegenapannya (antitype), ‘Bait Suci Tuhan’ ‘di surga,’ tabut itu haruslah berada di tempat yang sama, karena Bait Suci di bumi adalah pola dari segala sesuatu yang ada di surga.” Dalam Bait Suci di bumi, “Bilik Maha Suci’ dibuka pada setiap akhir tahun, karena hanya Imam Besar sajalah yang masuk pada hari itu sehingga ia dapat menyucikan Bait Suci; tetapi ‘Bilik Maha Suci’ di dalam Bait Suci surga tidak dibuka hingga Yesus, Imam Besar kita, masuk untuk menyucikan Bait Suci pada akhir dari 2300 hari, di tahun 1844…
Tuhan telah menandai pengalaman masa lalu dan posisi masa kini kita sedemikian jelas, sehingga tidak perlu ada orang yang ragu-ragu. Semua orang kudus akan melihat dan mengetahui di ma-na mereka, dan memahami kebenaran masa kini dan kewajiban masa kini”—“The Third Angel’s Message,” The Present Truth, April 1950.
8 Stephen N. Haskell menyatakannya dengan baik: “Jikalau imanmu tidak dihidupkan kembali dalam pertanyaan tentang Bait Suci dan dalam pekerjaan Iman Besar kita, dan jikalau kamu tidak memper-oleh pengalaman darinya, saya khawatir kamu tidak akan pernah berhasil. Kita harus memiliki sebuah pengalaman dalam pekerjaan Iman Besar kita ini.”—Khotbah disampaikan di College View, Nebraska (1904), diterbitkan dalam Mattie H. Welch, Present Truth for Perilous Times (Nashville: Southern Publishing Association, tanpa tahun).

BAB IV


Kebenaran yang Paling Ditakuti oleh Setan

Nasehat telah diberikan bahwa “pelajaran tentang Bait Suci dan penghakiman pemeriksaan harus dipahami secara jelas oleh umat Tuhan.”—The Great Contro-versy, hlm. 488. Pengetahuan ini haruslah lebih dari sekedar pemahaman tentang sebuah buku teks. Tanpanya, anggota gereja pada akhirnya akan kehi-langan jiwanya, sebagaimana Ellen White selanjutnya menyatakan: “Semua orang memerlukan pengeta-huan bagi diri mereka sendiri tentang posisi dan pekerjaan dari Imam Besar mereka. Jikalau tidak, akan menjadi tidak mungkin bagi mereka untuk mempraktekkan iman mereka yang adalah menda-sar pada masa kini atau untuk menempati posisi yang dirancang Tuhan bagi mereka.”Ibid. Per-ingatan yang mengerikan seperti ini tidak pernah diberikan oleh Ellen White tentang pelajaran Alkitab lainnya.


Mengapa Ellen White memberi penekanan sedemi-kian keras? Apakah yang sangat mendasar dalam ajaran tentang Bait Suci untuk dapat memahami pekabaran dan misi orang Advent? Selanjutnya, mengapa terdapat kebisuan di dalam gereja Kristen pada umumnya, dan di mimbar-mimbar Advent khususnya, tentang ajaran ini? Dan mengapa terjadi kebosanan yang aneh di antara orang Advent tentang kebenaran-kebenaran tentang Bait Suci jika-lau kebenaran ini begitu vital bagi kesehatan rohani setiap anggota gereja, khususnya pada masa-masa setelah tahun 1844? Semata-mata karena Setan tidak menghendaki orang-orang memahami kebe-naran-kebenaran yang tinggi tentang Yesus, yang dinyatakan dalam ajaran tentang Bait Suci. Setan tidak peduli jikalau anggota-anggota gereja memba-yar persepuluhan, mengakui hari Sabat sebagai hari kudus Tuhan, dan membangun sekolah-sekolah dan rumah sakit-rumah sakit yang lebih besar. Ia tidak terlalu risau jika anggota-anggota gereja berdoa setiap hari agar Yesus mengampuni dosa-dosa mere-ka dan agar Yesus segera kembali ke bumi. Betapa-pun, orang-orang yang menyalibkan Yesus dahulu juga melakukan hal serupa.
Namun Setan benar-benar membenci “kebenaran-kebenaran agung yang memberi pandangan akan korban bagi pendamaian dan pengantara yang penuh kuasa, dan ia tahu bahwa baginya segala sesuatu tergantung kepada kemampuannya untuk membelokkan pikiran dari Yesus dan kebenaran-Nya.”Ibid., Akibatnya, “Setan merancang rencana-rencana tak terbilang untuk menyibukkan pikiran kita, sehingga pikiran tidak tertuju pada satu pe-kerjaan yang seharusnya kita sangat terlibat di dalamnya.”—Ibid.
Dengan perkataan lain, jikalau Setan dapat menye-babkan kebingungan atau kebosanan kepada dua kebenaran inti dalam rencana keselamatan, ia tidak peduli berapa besar pekerjaan lain yang akan kita lakukan atau ketahui. Kedua kebenaran inti ini adalah (1) “pengorbanan pendamaian” dan (2) “pengantara yang yang penuh kuasa.” Di dalam keduanya berhubungan tanpa terpisahkan apa yang telah dilakukan Yesus bagi kita dan apa yang ingin dilakukanNya di dalam kita.
Satu masalah pokok dan yang bertumbuh subur dalam Kekristenan adalah bahwa orang-orang cende-rung memusatkan perhatian pada salah satu saja: apa yang telah dilakukan Yesus atau apa ingin dilaku-kan Yesus di dalam kita. Jarang kedua konsep ini dipegang dalam keseimbangan yang benar. Ketika pengorbanan pendamaian, yaitu apa yang telah dilakukan Yesus bagi kita, disampaikan secara tidak proporsional, terlalu sering catatan menun-jukkan bahwa pekerjaan Roh Kudus diabaikan; maka berkembanglah agama yang berorientasi ke-pada doktrin, kaku dan dingin. Seringkali, sebagai reaksi terhadap penekanan yang berlebihan ini, pe-kerjaan pengantaraan yang penuh kuasa ditekan-kan secara berlebihan oleh orang-orang Kristen yang jujur yang merasakan kekosongan dalam pengalaman pribadi akibat dari agama yang ter-lalu intelektual. Namun memberi penekanan yang berlebihan kepada apa yang dilakukan Kristus di dalam kita menyebabkan kita memokuskan perha-tian secara tidak proporsional kepada pendengar dan pengalaman rohaninya; Firman yang mula-mula dan tujuan dari pendamaian Tuhan kita tidak diberi tekanan yang sesuai, dan oleh karenanya menjadi kabur. Maka, iman hanyalah menjadi ma-salah perasaan dan cerminan dari suatu penga-laman rohani seseorang daripada tanggapan yang taat kepada Tuhan, yaitu pengakuan bahwa kita adalah ciptaanNya dan yang telah ditebusNya.
Pemahaman tentang kebenaran-kebenaran dasar dari ajaran Bait Suci akan menyelamatkan anggota-anggota gereja dari kesalahan kembar ini, yaitu di satu pihak, rasa aman intelektual yang terlalu per-caya diri, dan di pihak lain, emosionalisme yang terlalu percaya diri. Kebenaran-kebenaran tentang Bait Suci akan menyelamatkan kita dari perangkap perang slogan yang sia-sia, yang di dalamnya sendi-ri, menunjukkan hanya sebagian saja dari kebenaran-kebenaran yang diberi penekanan secara salah. Se-bagai contoh, jikalau tidak dipahami secara benar, mereka yang berseru, “itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:9) harus siap dengan pernyataan tandingan, “bukan karena iman (syahadat-)mu, jangan ada orang yang memegahkan diri karenanya.”
Kedua kesalahan ini memotong (mem-bypass) tujuan yang sesungguhnya dari rencana keselamatan—yaitu pemusnahan praktek-praktek dosa dalam ke-hidupan Kristiani, di sini dan saat ini. Ajaran tentang Bait Suci yang dipahami secara benar akan menolong membawa dari kebenaran-kebenaran yang telah diberi penekanan secara berlebihan menuju kepada konsep yang selaras dengan rencana keselamatan.1
Apa yang paling ditakuti oleh Setan adalah bahwa ada suatu generasi yang akan sungguh-sungguh memperhatikan Tuhan dan mendengarkan Dia dengan seksama.2 Setan takut bahwa orang-orang MAHK akan mendengarkan perkataan Tuhan dan bekerja sama dengan Dia dalam penghapusan ke-biasaan-kebiasaan dosa. Setan takut bahwa orang-orang Advent akan menyatukan perhatian mereka kepada pemeliharaan hukum dengan “beriman kepada Yesus” (Wahyu 14:12). Setan takut bahwa mereka yang sungguh-sungguh menginginkan “beriman kepada Yesus” juga akan mengem-bangkan tabiat Yesus. Setan takut bahwa mereka yang mengembangkan tabiat Yesus melalui iman dalam kuasa Tuhan untuk bertahan akan mem-buktikan bahwa Setan telah salah di hadapan alam semesta yang sedang mengamati.
Setan takut bahwa pria dan wanita yang dulu per-nah terbelenggu, masing-masing dengan catatan masa lalu yang mementingkan diri sendiri dan kegagalan rohani, akan mendemonstrasikan bah-wa jalan kehidupan Tuhan adalah jalan kehidupan yang paling sehat, menyenangkan dan membaha-giakan. Setan takut bahwa tabiat yang menang dan menarik dari para pemelihara hukum ini akan mempercepat Kedatangan Tuhan (Advent) dan kehancuran akhir baginya, karena “Kristus se-dang menunggu dengan kerinduan yang lama akan manifestasi DiriNya di dalam gerejaNya. Ketika tabiat Kristus akan dinyatakan secara sem-purna di dalam umatNya, maka Ia akan datang untuk mengakui mereka sebagai milikNya”Christ’s Object Lessons, hlm. 69.
Setan takut bahwa kemungkinan-kemungkinan yang mulia ini akan terbuka ketika pria dan wanita mempelajari ajaran tentang Bait Suci. Ia bahkan akan puas jikalau anggota-anggota gereja mengarah-kan pandangan mereka kepada salib di mana Tuhan mereka tergantung antara langit dan bumi—sepan-jang mereka tidak mengikuti Dia ke dalam Bait Suci surga dan menemukan mengapa Dia telah hidup dan mati. Setan akan puas jikalau anggota-anggota gereja menumpahkan persembahan-per-sembahan dalam prosentase yang semakin ber-tambah, membangun lembaga-lembaga kesehat-an dan pendidikan yang paling menyenangkan di seluruh penjuru bumi, menerima pujian di mana-mana karena acara-acara radio dan televisi yang sehat, klinik-klinik berhenti merokok, dan seba-gainya. Ia akan puas sepanjang seluruh kegiatan yang luar biasa ini tidak bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam kualitas hidup yang pada suatu hari akan memisahkan umat Tuhan sebagaimana rencanaNya dan satu-satunya jalan untuk menye-lesaikan masalah dosa.
Pada halaman-halaman selanjutnya kita akan mem-pelajari unsur-unsur dalam ajaran tentang Bait Suci yang menjelaskan bahwa Tuhan ingin melakukan bagi kita lebih besar daripada sekedar mengam-puni dosa-dosa kita. Kita akan melihat bahwa ajar-an tentang pembenaran oleh iman adalah berhu-bungan tanpa terpisahkan dengan kebenaran tentang Bait Suci dan berasal daripadanya, dan bahwa mengalami kebenaran-kebenaran yang dije-laskan dalam ajaran tentang Bait Suci sangat berhubungan dengan kesegeraan kembalinya Yesus.
--------------
1 W.W. Prescott mengetahui bahwa bahaya yang besar dari kejatuhan ke dalam satu kesalahan atau yang lain yang muncul akibat dari kesalahpahaman tentang bagaimana Tuhan ingin menolong pria dan wanita untuk menghancurkan dosa. Bagi Gereja MAHK—khususnya di zamannya—pencobaan yang halus telah masuk dalam keyakinan doktrin dan kesetiaan yang nyata kepada tuntutan ilahi sebagai-mana Sabat hari ketujuh dan reformasi kesehatan:

Dalam Pertemuan General Konferens tahun 1903 ia menyatakan: “Sekarang bahwa pekabaran tentang Kristus, dan penyalibanNya, dan pekabaran tentang pembenaran Kristus sebagai karunia Tuhan melalui iman kepada Yesus, yang tidak meliputi dan meneri-ma perkembangan-perkembangan pasti dari sejarah advent, dari pengalaman advent, dan perkembangan-perkembangan pasti dari kebenaran bagi generasi ini, bukanlah pekabaran tentang pembenaran oleh iman, atau Kristus yang disalibkan, yang akan dikabarkan Tuhan bagi orang-orang saat ini.


“Janganlah salah paham akan saya. Saya akan berbi-cara secara paling sederhana. Anda mengetahui saya tidak berkhotbah melawan pengampunan dosa, pem-benaran Kristus, dan kemuliaan salib Kristus. Namun apa yang menjadi penekanan saya adalah ini, bahwa bukan melalui memulai dari satu sisi, dan mengabai-kan seluruh kebenaran mula-mula, dan seluruh kebe-naran nubuatan, dan semata-mata mengajarkan se-buah pekabaran umum tentang keselamatan melalui iman di dalam Kristus, tanpa menerapkan pekabaran Tuhan tentang keselamatan melalui iman di dalam Kristus kepada generasi ini, bukanlah pekabaran yang dikehendaki Tuhan bagi generasi ini. (Jemaat, ‘Amin’). Pekabaran tentang kemuliaan salib Kristus, pekabaran tentang terang yang bersinar dari salib Kalvari, pekabaran tentang pembenaran Kristus seba-gai satu-satunya pengharapan kita akan keselamatan, di dalam generasi ini haruslah mencakup penerapan yang pasti dan pemberlakuan kebenaran-kebenaran ini, mengingat sejarah advent dan nubuatan advent. Dan ketika kebenaran-kebenaran itu dikhotbahkan dalam terang sejarah advent dan nubuatan advent, kebenaran-kebenaran itu akan menyelamatkan orang -orang dari dosa dan dari perbuatan dosa saat ini. Kebenaran-kebenaran itu akan mempersiapkan suatu umat yang akan berdiri pada waktu penco-baan yang akan kita hadapi, dan akan memper-siapkan suatu umat untuk bertemu dengan Tuhan di udara, dan untuk selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan; itulah pekabaran yang harus dikumandangkan kepada generasi ini.”—“The Gospel Message for Today,” General Conference Bulletin, 2 April 1903, hlm. 54.
2 “Setan menemukan rancangan-rancangan yang tak-terbilang banyaknya untuk menyibukkan pikiran ki-ta, sehingga pikiran kita tidak akan memikirkan satu pekerjaan yang seharusnya menjadi tugas kita. Si penipu ulung itu membenci kebenaran-kebenaran agung yang membawa kepada pandangan akan pe-ngorbanan pendamaian dan pengantara yang penuh kuasa. Ia mengetahui bahwa padanya segala sesuatu bergantung pada pembelokan pikiran orang-orang dari Yesus dan kebenaranNya.

Mereka yang menginginkan keuntungan dari pengantaraan Juruselamat, tidak boleh mengizin-kan apapun mengganggu kewajiban mereka akan kesucian yang sempurna dalam takut akan Tuhan. Jam-jam berharga ini, gantinya digunakan untuk kesenangan, untuk pamer, untuk mencari perhati-an, haruslah dibaktikan untuk mempelajari firman kebenaran dalam doa dan kesungguhan. Perihal Bait Suci dan penghakiman pemeriksaan haruslah dipahami secara jelas oleh umat Tuhan. Semua orang perlu memiliki pengetahuan bagi diri mereka sendiri tentang kedudukan dan pekerjaan Imam Besar Agung mereka. Jikalau tidak demikian, akan menjadi tidak mungkin bagi mereka untuk melak-sanakan iman yang adalah mendasar di masa kini atau untuk menempati posisi yang dirancangkan Tuhan agar mereka tempati.”—The Great Contro-versy, hlm. 488.



BAB V

Peran Ganda Sang Pengantara



Sangatlah sulit bagi orang-orang untuk dapat mema-hami secara utuh atau menyatakan secara memadai tentang kebenaran-kebenaran yang mengagumkan yang tersirat dalam kenyataan bahwa Yesus Sendiri adalah sekaligus “imam dan korban” dalam rencana keselamatan (The Desire of Ages, hlm. 25). Paulus mencatat peranNya sebagai korban ketika ia menulis-kan, “Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menya-takan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapus-kan dosa oleh korban-Nya” (Ibrani 9:26). Paulus menekankan fungsi Tuhan kita sebagai imam ketika mengatakan, “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita” (ayat 24).
Sebagai Korban, Ia menyediakan landasan bagi ke-selamatan manusia dan memungkinkan adanya pengampunan; sebagai Imam Besar Ia menyediakan kuasa untuk memungkinkan perbaikan dari dosa. Pengampunan dan kuasa—“penyembuhan ganda.”
Hubungan antara kedua fase dalam keimamatan Tuhan kita inilah sesungguhnya yang ingin dikabur-kan oleh Setan: “Si penipu ulung itu membenci kebe-naran-kebenaran agung yang membawa kepada pan-dangan akan pengorbanan pendamaian dan peng-antara yang penuh kuasa.”—The Great Controversy, hlm. 488. Kesalahpahaman tentang kedua fase vital ini telah menggiring orang-orang Kristen ke dalam ke-salahan-kesalahan yang sedemikian besar dan sa-ngat beragam seperti takdir (predestination) dan universalisme; kesalahpahaman ini telah menyesat-kan jutaan orang dalam jaminan yang palsu dari “sekali selamat, tetap selamat,” dan “kasih karu-nia murahan” yang tak terelakkan yang segera mengikutinya, ketika pembenaran diberi tekanan secara tidak proporsional melebihi pengudusan. Kejelasan diperoleh ketika kita mengingat bahwa pembenaran adalah sebutan kita ke surga dan pengudusan adalah kelayakan kita.
Tanpa kematian Tuhan kita di salib, pendamaian oleh pengorbananNya, tidak akan ada keselamat-an yang tersedia bagi siapa saja (Roma 5:17-21); Kisah 4:12). Apa yang telah Dia lakukan bagi pria dan wanita tidak akan pernah dapat ditandingi oleh apapun yang dapat kita lakukan, berapapun lamanya kita hidup, atau betapapun tulusnya kita mencoba. Namun manfaat dari pendamaian pengorbananNya yang tersedia bagi semua orang (1 Yohanes 2:2; 1 Timotius 2:4) adalah berlaku hanya bagi mereka yang memanfaatkan karuniaNya melalui iman (Yo-hanes 1:12; 3:16), yaitu, dengan menerima undang-anNya yang penuh rahmat untuk menjadi anak-anakNya, dan mendemonstrasikan rasa syukur dengan mempercayai Dia dan menuruti kehendak-Nya.
Secara umum, pendamaian pengorbanan Tuhan kita lebih dipahami oleh gereja Kristen daripada penganta-raanNya sebagai Imam Besar. Sesungguhnya pema-haman yang lebih lengkap tentang pekerjaan Tuhan kita sebagai pengantara (1 Tim. 2:5) adalah posisi teologia yang khas dari Gereja MAHK, khususnya dalam penekanan kita pada penghakiman pemerik-saan, pra-Advent sebagai fase penutup dari peker-jaan pengantaraanNya.1
Setan tidak kecewa jikalau anggota-anggota gereja menekankan pada pendamaian melalui pengorbanan Kristus dalam khotbah-khotbah dan lagu-lagu pujian, jikalau manfaat dari apa yang telah dilakukan oleh Kristus bagi kita tidak dimanfaatkan oleh mereka, untuk memberi pengaruh pada mereka.
Maka, kita harus melihat secara seksama pada peran Tuhan kita sebagai pengantara. KeimamatanNya adalah satu-satunya penghubung bagi hubungan yang hidup antara Tuhan dan manusia, “pengan-tara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus” (1 Timotius 2:5). Ketika Ia masuk ke dalam Bait Suci surga pada kenaikanNya ke surga, Ia “masuk dengan darahNya Sendiri, untuk menumpahkan ke atas para muridNya manfaat dari pendamaianNya” (Early Writings, hlm. 260).
Jelaslah, harus tetap diingat bahwa “pengantaraan Kristus demi manusia di dalam Bait Suci di atas adalah sama mendasarnya bagi rencana kesela-matan sebagaimana kematianNya di salib.”The Great Controversy, hlm. 489. Mengapa kita sangat perlu memahami tujuan dari fungsi Tuhan kita sebagai Imam Besar kita adalah maksud dari pelajaran ini.
Peran pengantaraanNya sebagai Imam Besar kita dibagi atas dua bagian: pertama, melanjutkan dari ke-naikanNya hingga tahun 1844, dan kedua, dari 1844 hingga saat penutupan pintu kasihan. PekerjaanNya sejak 1844, sementara Ia terus menerapkan “manfaat dari pengantaraanNya” (Ibid., hlm. 430) bagi mereka yang berhak, melibatkan juga “tindakan terakhir dari pelayananNya bagi manusia—untuk melaksanakan pekerjaan penghakiman pemeriksaan dan untuk mem-buat pendamaian bagi semua orang yang dinyatakan berhak atas manfaatnya” (Ibid., 480).
Pertanyaannya adalah: Apakah manfaat-manfaat yang telah diterapkanNya sejak peristiwa salib dari kebajik-an pendamaian pengorbananNya? Dan Apakah “tin-dakan terakhir dari pelayanan Kristus” yang melibat-kan “pekerjaan penghakiman pemeriksaan”?
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   12


Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət