Ana səhifə

Mengapa yesus menunggu


Yüklə 0.69 Mb.
səhifə2/12
tarix27.06.2016
ölçüsü0.69 Mb.
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   12

Apakah yang begitu berbeda dalam ajaran tentang Bait Suci yang menjadikan Masehi Advent Hari Ketujuh (MAHK) unik dalam dunia teologi?1
Mengapa dikatakan bahwa menghapuskan kebe-naran tentang Bait Suci sesungguhnya sama de-ngan mengumumkan bahwa seseorang bukan lagi seorang MAHK?
Biarlah dikatakan secara sederhana dan jelas: Ajar-an Alkitab tentang Bait Suci, sebagaimana yang diyakini oleh Gereja MAHK, adalah pusat gravitasi dari rencana keselamatan, poros dari roda teolo-gia, yang menjelaskan dan menghubungkan selu-ruh kebenaran Alkitab yang sangat dihargai oleh orang Kristen, khususnya kebenaran-kebenaran yang telah diabaikan selama berabad-abad.
Ellen White, salah satu pemimpin Gereja MAHK yang mula-mula, menulis bahwa ajaran tentang Bait Suci “membuka kepada pandangan tentang satu sis-tem yang lengkap tentang kebenaran, yang saling berhubungan dan selaras, yang menunjukkan bahwa tangan Tuhan telah menuntun pergerakan advent yang besar dan menyatakan kewajiban masa kini karena ajaran ini menjelaskan keduduk-an dan pekerjaan umat Tuhan.”The Great Contro-versy, hlm. 423.
Banyak kaum terpelajar Advent telah memberi penekanan serupa pada ajaran tentang Bait Suci. Stephen N. Haskell, penulis buku The Cross and Its Shadow, mencatat bahwa “kita tidak dapat menaksir terlalu tinggi akan arti penting pertanyaan tentang Bait Suci … Melalui pokok bahasan inilah kita memperoleh pemahaman yang terang tentang misteri penebusan … Ini adalah pekerjaanNya sendiri di surga, yang dinyatakan dalam kehidupan umatNya di bumi, yang menghubungkan setiap jiwa dengan Tuhan…Perta-nyaan tentang Bait Suci haruslah menyatakan Kristus, pekerjaanNya di dalam pengadilan surga, sebagai-mana dilanjutkan di dalam hati para murid-Nya. Maka jelaslah bahwa pekerjaan di dalam hati umat haruslah bersesuaian dengan pekerjaan Kristus di surga…
Seluruh pekerjaan yang dinyatakan melalui Bait Suci di bumi yang menjadi bayangan dari pekerja-an Kristus yang sesungguhnya di surga adalah demi penyucian GerejaNya di bumi, dan oleh kare-na itu pengabaian akan pengetahuan tentang ke-benaran-kebenaran ini akan menyebabkan orang tidak siap bagi penghakiman Tuhan yang akan segera terjadi, senyata orang-orang Yahudi yang tidak siap bagi kehancuran yang menimpa mere-ka.”—“The Sanctuary Question From the Standpoint of the Book of Hebrews,” Review and Herald, 3 Agustus 1901.
Maka, ajaran tentang Bait Suci bukanlah pokok bahasan tidak wajib atau sampingan bagi pelajar Alkitab tingkat lanjutan, atau bagi mereka yang kebe-tulan tertarik kepada hal-hal yang eksotis dan miste-rius. Pokok ini adalah bagi setiap orang percaya. Ini bukanlah sebuah tema yang dapat dipahami secara lengkap atau bahkan dipahami sebagian saja, hanya oleh para peneliti intelektual saja. Untuk dapat mema-haminya sepenuhnya, kita harus juga mengalami kebenaran yang digambarkan dalam ajaran tentang Bait Suci.2
W.W. Prescott, seorang pemimpin Advent yang memiliki wawasan luas dan editor dari koran gereja sedunia 70 tahun yang lalu, menulis secara lengkap tentang hubungan antara ajaran tentang Bait Suci dengan misi khusus Gereja Advent. Dalam sebuah khotbah yang disampaikan pada pertemuan General Conference tahun 1903, ia mengatakan, “Ada sesuatu dalam langkah-langkah yang berbeda ini dalam per-kembangan tujuan Tuhan tentang keselamatan dari dosa, sebagaimana yang dinyatakan dalam Bait Suci dan pelayanannya, yang membuat suatu perbedaan bagi umat Tuhan, yang harus mereka ke-tahui. Adalah menjadi tujuan Tuhan bahwa mereka harus mengetahui hal ini, dan adalah keharusan bagi mereka untuk mengetahuinya, untuk dapat bekerja sama secara cerdas dengan perkembang-an tujuan Tuhan tentang keselamatan sebagai-mana terdapat dalam pertanyaan ini”— “The Gos-pel Message for Today,” General Conference Bulletin, 2 April 1903, hlm. 52.
Dalam serangkaian artikel yang ada dalam Review and Herald selama krisis panteisme, Prescott menco-ba menunjukkan perbedaan-perbedaan antara orang-orang yang bertikai tentang pandangan bahwa semua orang adalah Bait Suci yang hidup bagi kehadiran Tuhan, dan orang-orang yang percaya bahwa hanya orang-orang bertobatlah yang menjadi Bait Suci Tuhan. Pemahaman akan perbedaan ini bergantung kepada pemahaman yang benar tentang ajaran Bait Suci dan tentang pembenaran oleh iman.
Ia menyampaikan bahwa “inti dari pertanyaan tentang Bait Suci terdapat dalam kebenaran yang agung bahwa adalah tujuan Tuhan untuk berdiam di dalam daging…
“Adalah cukup jelas bahwa ketika Kristus pembenar-an kita berdiam di dalam hati melalui iman, menjadi-kan daging ini Bait SuciNya, kita memiliki pengalaman yang sesungguhnya tentang pembenaran oleh iman, maka dengan demikian pemikiran pokok dalam per-tanyaan tentang Bait Suci adalah pembenaran oleh iman, atau penghakiman oleh iman.”—“Studies in the Gospel Message,’ Review and Herald, 15 Juli 1902, hlm. 6.
Ajaran tentang Bait Suci adalah cara Tuhan untuk menggambarkan rencana keselamatan—baik yang menjadi bagian Tuhan maupun bagian kita. Pelayan-an di dalam Bait Suci, sebagaimana yang diajarkan kepada orang-orang Israel dalam pengalaman di padang belantara mereka dan lebih lengkap lagi diterangkan dalam Perjanjian Baru, bukanlah dimak-sudkan untuk mengaburkan rencana keselamatan, melainkan untuk menyederhanakan dan menggu-gah. Tampaknya perlu bagi kita untuk menekankan butir ini karena bagi banyak orang, masalah Bait Suci telah menjadi asing dan tidak menarik.
Ketika kebenaran tentang Bait Suci dipahami secara benar, ini akan menghilangkan misteri dan bukan menciptakannya. Jika dipandang dari dari situasi Perjanjian Baru, ajaran tentang Bait Suci kehilangan bayangannya dan menjelaskan kebenaran tentang peranan yang dimainkan oleh Tuhan dan manusia dalam rencana keselamatan yang agung dan mulia—bahkan sebagaimana matahari di siang hari mene-rangi jalan-jalan yang gelap dan menyinari warna bunga geranium dan mawar.
Maka pertanyaan yang masih ada: Mengapa ajaran tentang Bait Suci sebagai ajaran Kristen menjadi misteri bagi banyak orang MAHK, apalagi bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman MAHK? Mengapa bagi begitu banyak orang ajaran ini menjadi halangan yang begitu sulit, rumit dan seringkali tidak menarik dalam rantai pelajaran Alkitab yang dipelajari oleh seseorang bukan Advent sebelum mereka dibaptiskan, dan sangat jarang dipelajari kemudian?
Barangkali karena penekanan seringkali diberikan lebih pada bayangan dari gambaran Perjanjian Lama daripada terang matahari siang hari yang dijelaskan dalam Perjanjian Baru. Barangkali karena ajaran ten-tang Bait Suci telah dianggap lebih sebagai pokok bahasan yang harus dipelajari daripada sebuah kebenaran yang harus dialami. Barangkali karena rincian-rincian dasar diulang-ulang, sehingga mem-beri kesan bahwa tidak ada lagi yang harus dipelajari.
Sebagai contoh, memperlakukan ajaran tentang Bait Suci sebagaimana yang dilakukan sebagian besar ahli teologia atau penjelasan sistematis Protestan atau Katolik, tidak memberi sesuatu yang berbeda dan berkesan kepada pelajar dalam pemikiran mere-ka. Semata-mata meragukan perkataan bahwa Yesus adalah Iman Besar kita—bahwa Ia mengantarai siang dan malam bagi umatNya, bahwa pengorbananNya di salib “membayar upah” bagi penebusan kita, bahwa Ia menyediakan pengampunan bagi dosa-dosa harian umatNya—adalah tidak cukup. Kebenaran-kebenaran agung ini adalah mendasar dalam memahami kebe-naran Alkitab mengenai Bait Suci surgawi dan fungsi Tuhan kita sebagai Imam Besar. Namun pengamatan seperti ini, betapapun mulianya, belumlah cerita selu-ruhnya. Malah ini cenderung menyesatkan.
Ahli-ahli teologia liberal cenderung mengabaikan hal-hal yang adikodrati (supernatural) dan oleh kare-nanya menghentikan perhatian mereka tentang pe-ranan Tuhan kita dalam rencana keselamatan di kayu salib. Mereka memandang Dia sebagai seorang guru yang agung yang mati untuk tujuanNya, suatu per-tunjukan manusia yang brilian dengan atribut ilahi. Namun, bagi mereka, tidak ada peranan imam besar, tidak ada Bait Suci surgawi, tidak ada penghakiman yang akan datang, tidak ada Kedatangan Kedua.
Ahli-ahli teologia korservatif, kendati mereka meng-akui keberadaan adikodrati Tuhan kita sebelum men-jadi manusia dan bahwa Ia naik ke surga dan diting-gikan secara adikodrati, mereka juga cenderung, untuk tujuan-tujuan praktis, untuk berfokus secara hampir eksklusif kepada kematianNya. Sangat sedikit terdapat, bahkan dalam penelitian-penelitian yang mendalam tentang pekerjaan Yesus Kristus sekali-pun, tentang tempat, tujuan, dan fungsi dari peranan-Nya sebagai Imam Besar, kecuali bahwa Ia ada di surga, duduk di sebelah kanan Tuhan, menjadi peng-antara melalui doa-doa yang dilayangkanNya bagi umatNya. Memusatkan pada kematian Tuhan kita sementara mengabaikan perananNya sebagai Imam Besar dan pengaruhnya bagi umatNya di bumi adalah sama artinya dengan salah memahami rencana penebusan.
Maka, mempelajari dan mempelajari kembali tentang beberapa kebenaran tanpa melihat gambaran yang seutuhnya akan sama saja dengan apa yang diperin-tahkan oleh si jahat. Dalam keadaan seperti ini, gantinya menjangkau orang seutuhnya dengan peng-alaman, kebenaran-kebenaran sebagian hanya akan menjadi fakta yang harus dipelajari. Ketika sering-sering dikemukakan, pendengar yang penuh minat akan mendapati si pembicara atau penulis ini sangat membosankan, karena ia semata-mata mengatakan sesuatu yang telah nyata. Hal ini serupa dengan kebosanan dan ketidakberminatan seorang anak sekolah yang telah mengetahui aritmatika dasar namun harus menahan kesabaran atas latihan-latihan harian bagi mereka yang masih belum mengerti. Tidak ada yang lebih tidak memikat daripada meng-ulang-ulang sesuatu yang telah nyata. Namun yang lebih buruk lagi adalah jika para murid menganggap bahwa mengetahui cara berhitung tambah dan kurang adalah seluruh isi dunia matematika, dan bahwa mereka yang menggunakan angka-angka ini dalam bahasa yang disebut aljabar adalah memanjakan diri dalam spekulasi pribadi semata.
Tuhan tidak pernah bermaksud bahwa ajaran tentang Bait Suci harus menciptakan kebosanan, ketidak-acuhan, atau bahkan misteri.3 Itu bukanlah Tuhan yang mengesankan penulis Mazmur ketika menuliskan, “Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami?” (Mazmur 77:14).
Bangsa Israel di padang belantara dapat mengang-kat pandangan mereka dan melihat asap dari upacara korban harian naik ke surga dan keagungan terang kehadiran Tuhan yang dengan penuh kemuliaan menyirami Bilik Maha Suci. Bagi mereka Bait Suci bukanlah suatu topik yang membosankan. Itu adalah pusat dari kehidupan mereka.
Bagi orang Kristen, apa yang diajarkan dalam ajaran Bait Suci tentang Yesus haruslah juga menjadi pusat dalam pengalamannya, inti dari imannya, otot teologia yang hidup dan berdenyut yang memungkinkan adanya iman, pengharapan dan kasih.
Ketika orang-orang Kristen, dengan alasan apapun, menjadi kekurangan darah secara rohani, dan kehi-dupan itu sendiri menjadi membosankan, terbeban oleh rasa bersalah dan putus asa, dan diselimuti oleh kabut ketidakbermaknaan, maka pemulihan rohani akan dapat dipercepat ketika mereka menyegarkan diri mereka dengan kebenaran dari ajaran tentang Bait Suci . Saya yakin!
Apakah itu kebenaran-kebenaran yang terbungkus dalam Bait Suci yang menghilangkan beban masa lalu, memberi kuasa untuk masa kini dan pengharap-an untuk masa depan?
Sederhana saja, terima kasih Tuhan! ajaran tentang Bait Suci menjelaskan apa yang telah dilakukan Tuhan bagi kita dan apa yang ingin dilakukanNya di dalam kita. Ia bukan saja membuat ketetapan untuk mengampuni dan membatalkan dosa-dosa kita; Ia sendiri membayar harga rekonsiliasi ini melalui kehidupan dan kematian Tuhan kita Yesus Kristus. Lebih dari pada itu, kepada semua orang yang sungguh-sungguh menerima ketetapanNya, Ia mem-berikan kasih karunia dan kuasa yang sama de-ngan kasih karunia dan kuasa yang telah menjaga Yesus agar tidak berdosa, sehingga Ia akan memiliki suatu umat yang benar-benar kudus, peringatan yang kekal akan kasih dan karunia. Kebenaran-kebenaran mulia ini akan kita gali dalam halaman-halaman selanjutnya.
“Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gam-baran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita” (Ibrani 9:24).
---------

1 “Pemahaman yang benar tentang pelayanan dalam Bait Suci surgawi adalah landasan iman kita.”—Ellen G. White, Evangelism, hlm. 221.
2 “Kita sekarang berada dalam masa hari penda-maian, dan kita harus bekerja selaras dengan pe-kerjaan Kristus menyucikan Bait Suci dari dosa-dosa umat. Janganlah ada orang yang ingin kedapatan mengenakan pakaian pesta perkawin-an, menolak Tuhan kita dalam pekerjaanNya. Se-bagaimana dia, demikianlah seharusnya pengikut-Nya di dunia ini. Kita sekarang harus menunjuk-kan di hadapan orang-orang, yang melalui iman kita melihat pekerjaan yang sedang diselesaikan oleh Imam Besar kita di Bait Suci di surga. Mere-ka yang tidak bersimpati dengan Yesus dalam pekerjaanNya di pengadilan surga, yang tidak membersihkan Bait Suci jiwa dari setiap keko-toran, tetapi yang terlibat dalam usaha-usaha yang tidak selaras dengan pekerjaan ini, adalah sedang bergabung dengan musuh Tuhan dan manusia yang sedang menggiring pikiran-pikiran menjauh dari kebenaran dan pekerjaan pada masa kini …
Pekerjaan dalam Bait Suci surga menjadi kabur dalam pikiran orang-orang yang dikuasai oleh pencobaan si jahat, dan mereka terlibat dalam persoalan-persoalan tambahan untuk memuaskan tujuan-tujuan mementingkan diri mereka, dan pen-dirian moral mereka yang sesungguhnya ditentu-kan oleh pekerjaan-pekerjaan mereka…
Adalah usaha keras Setan untuk menjadikan penyelamatan tidak berbekas, menguji kebenaran melalui kehidupan orang-orang yang mengabar-kan kebenaran kepada orang lain dan mereka yang dalam kehidupan sehari-hari menolak apa yang mereka ajarkan.”—Ellen G. White dalam Review and Herald, 21 Januari 1890.
3 Sebagai contoh perhatian Advent tentang penurun-an minat kepada ajaran tentang Bait Suci, pengamat-an-pengamatan berikut ini adalah sangat biasa: “Se-bagian orang mungkin merasa bahwa kebenaran tentang Bait Suci adalah relevan 131 tahun yang lalu, namun ketinggalan zaman di masa sekarang ini. Ba-rangkali inilah sebabnya mengapa terjadi penurunan dalam minat dan penelitian tentang Bait Suci akhir-akhir ini. Namun, Bait Suci dan pelayanannya harus selalu bermakna dan penting bagi orang MAHK.”—J.A. McMillan, “Is the Sanctuary Truth Relevant Today?” Review & Herald, 5 Juni 1975, hlm. 10.

BAB III


Jangkar Sejarah

Salah satu alasan pentingnya ajaran tentang Bait Suci adalah bahwa ajaran ini menjadi jangkar bagi dasar kesejarahan pekabaran dan misi MAHK”Pokok pembahasan tentang Bait Suci adalah kunci yang membuka misteri kekecewaan tahun 1844.”—The Great Controversy, hlm. 423. Sesungguhnya, Ellen White selanjutnya menyatakan, “Ayat dalam Kitab Suci yang di atas segalanya menjadi dasar dan pilar pusat dari iman advent adalah pernyataan: "Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar." Daniel 8:14.”—Ibid., hlm. 409.


Jikalau ajaran tentang Bait Suci adalah “pekabaran yang telah menjadikan kita umat yang diasingkan, dan telah memberi watak dan kuasa bagi pekerja-an kita” (Evangelism, hlm. 225), maka kita harus mengetahui alasan-alasannya. Jika tidak, kita akan terseret kepada lautan mimpi di mana kita tidak mera-sakan kegawatan khusus atau sesuatu yang membe-dakan kita sebagai satu umat. Alasan atas kebera-daan kita sebagai sebuah gereja akan menjadi benar-benar kabur jikalau kita melupakan implikasi kekhas-an dari ajaran tentang Bait Suci.
Sejak tahun 1851, Ellen White dan yang lainnya melihat dengan jelas bahwa “pokok pembahasan seperti Bait Suci, dalam hubungannya dengan 2300 hari, hukum Tuhan dan iman kepada Yesus, dihitung secara sempurna untuk menjelaskan pergerakan Advent di masa lalu dan menunjukkan apa posisi kita sekarang, menetapkan iman dari orang yang ragu-ragu, dan memberikan kepastian akan masa depan yang mulia. Hal-hal ini, saya telah seringkali melihat-nya, adalah pokok-pokok utama yang harus dipe-gang oleh para jurukabar.”—Early Writings, hlm. 63.
Ajaran tentang Bait Suci melabuhkan MAHK dalam sejarah dan memberikan tujuan bagi keberadaannya, karena ini menjelaskan pentingnya tanggal 22 Oktober 1844. Meskipun ribuan pengikut Advent Miller berbalik dari pengalaman yang berharga yang menyatukan mereka kepada satu sama lain dan kepada Tuhan mereka setelah hari Kekecewaan Besar, orang-orang lain tidak menanggalkan keab-sahan pengalaman mereka, dan mereka terus mem-pelajari Alkitab, berusaha untuk memahami secara lebih jelas makna dari Daniel 8:14.
William Miller telah mendasarkan pekabarannya yang menyedot perhatian bahwa Yesus akan kembali ke bumi sekitar tahun 1843/1844 pada Daniel 8:14.1 Ia pertama-tama menyatakan bahwa gereja adalah Bait Suci yang harus dikuduskan. Kemudian, ia menyatakan bahwa gereja dan bumi, keduanya akan dikuduskan dengan api pada hari terakhir dari penu-tupan nubuatan 2300-tahun.
Setelah penyesuaian dilakukan dalam kronologi Miller, untuk dapat menyesuaikan secara lebih baik dengan perhitungan Karait dalam kalender Israel, kelompok Miller mengubah pengharapan akan Keda-tangan Kedua dari musim semi 1844 menjadi musim gugur, tanggal 22 Oktober.
Selama musim semi dan musim panas 1844, pelajar-an yang lebih mendalam diberikan tentang ajaran Bait Suci dan penerapannya dalam Injil Kristen. Maka menjadi lebih jelas bagi mereka bahwa Kristus akan keluar dari Bilik yang Maha Suci pada Hari Penda-maian kegenapan (antitipe) pada hari kedatanganNya kedua. Namun mereka tidak memahami kesalahan tentang konsep bahwa Yesus akan meninggalkan Bilik Yang Maha Suci—yaitu salah satu bilik dalam Bait Suci surga—untuk “memulihkan” dengan api apa yang disebut Bait Suci di bumi pada kedatanganNya yang kedua di tahun 1844.
Langkah-langkah untuk menyelesaikan kebingungan yang menyebut baik bumi maupun surga sebagai Bait Suci disebutkan dalam Daniel 8:14 terjadi setelah hari Kekecewaan Besar. Dua orang pengikut Miller, Hiram Edson dan seorang temannya, merenungkan seca-ra mendalam ketika melintasi sebuah kebun jagung di dekat Port Gibson, New York, dalam perjalanan untuk mengunjungi sekelompok Advent Miller yang putus asa. Edson tiba-tiba melihat paradoks dan memahami bahwa “bukannya Imam Besar kita keluar dari Bilik yang Maha Suci di dalam Bait Suci surga untuk datang ke bumi pada hari kesepuluh dari bulan ke-tujuh, pada akhir dari 2300 hari, melainkan Ia untuk pertama kalinya pada hari itu masuk ke dalam bilik kedua Bait Suci tersebut; dan bahwa Ia memiliki pekerjaan yang harus dilakukan di dalam Bilik Maha Suci sebelum datang ke bumi ini.”2
Selama beberapa bulan, Hiram Edson, Owen R.L. Crosier, dan Franklin B. Hahn mempelajari kembali ajaran tentang Bait Suci. Crosier menerbitkan hasil-hasil awal dari pelajaran-pelajaran tersebut di tahun 1845 dan pelajaran yang lebih mendalam antara 1846-1847. Dalam artikel-artikel dan surat-surat terse-but, ditekankan bahwa Bait Suci surgalah satu-satunya Bait Suci yang ada ketika nubuatan 2300 tahun berakhir di tahun 1844; maka, hanya Bait Suci inilah yang harus dipulihkan pada waktu itu.
Pandangan Crosier, yang juga mewakili pandangan Hahn dan Edson, segera diterima oleh James White dan Joseph Bates. Ini dipuji oleh Ellen White sebagai “terang yang sejati, tentang pemulihan Bait Suci.” (SDA Encyclopedia, edisi yang diperbaharui (1976), hlm. 1281).
Pandangan Crosier menjadi dasar bagi orang-orang Advent yang tidak menolak “pengalaman” kekecewa-an 1844 yang mengumumkan secara membabi buta bahwa perhitungan 1844 adalah sebuah kesalahan, ataupun menerima penjelasan dari para “rohaniwan” (spiritualizers) yang memegang ketepatan nubuatan 1844, namun menafsirkan ulang peristiwa “kedatang-an Yesus” ke dalam kehidupan orang-orang Kristen yang setia. Bagi mereka yang sepaham dengan Crosier, Bait Suci surga adalah nyata sebagaimana halnya Yerusalem Baru. Bagi mereka, peristiwa yang ditandai oleh akhir dari 2300 tahun dalam Daniel 8:14 adalah perpindahan dalam pelayanan Kristus sebagai Imam Besar dari Bilik Suci masuk ke dalam Bilik Maha Suci dalam Bait Suci surga, yang menandai pekerjaan baru dan yang terakhir demi umatNya.
Selanjutnya, Crosier menyatakan bahwa “ada Bait Suci yang harafiah dan yang rohani—Bait Suci harafiah didiami oleh Yesus Kristus, Raja dan Imam kita…; Bait Suci rohani didiami oleh Roh Kudus… Antara keduanya terdapat keselarasan dalam tindakan, sebagaimana Kristus menyiapkan tempatnya, demikianlah pula Roh Kudus menyiap-kan umatnya. Ketika Ia masuk ke dalam Bait Suci Nya, yaitu Bait Suci, untuk memulihkannya; Roh Kudus memulai pemulihan istimewa pada umat-nya. Maleakhi 3:1-3”—Letter (31 Maret 1846), terbit dalam The Day-Star, 18 April 1846, hlm. 31.
Pembahasan Crosier menjadi inti dari pandangan standar yang dipegang penganut MAHK. Namun masih ada banyak lagi yang harus diketahui kemu-dian ketika ajaran tentang Bait Suci dipelajari lebih mendalam. Konsep penghakiman, khususnya peng-hakiman pemeriksaan, atau fase pra-Advent3, belum dihubungkan dengan penjelasan oleh Crosier menge-nai pemulihan Bait Suci surga dan pekabaran tentang waktu penghakiman dalam Wahyu 14.
Selama periode ini, setelah pembahasan Crosier menetapkan lokasi Bait Suci yang disebutkan dalam Daniel 8:14, referensi Alkitab lainnya menjadi lebih jelas. Lukisan oleh penulis Wahyu (Wahyu 11:19) tentang peristiwa selama tujuh sangkakala menjadi sangat relevan, khususnya referensi tentang Bait Suci surga: “Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjianNya di dalam Bait Suci itu” (Wahyu 11:19). Kebenaran yang terdapat dalam perkataan inilah, yang dikem-bangkan dalam bagian-bagian lain dalam Kitab Suci, yang membentuk keunikan sejarah dan teologia Gereja MAHK.4
Pemahaman tentang ajaran Bait Suci menuntun peng-ikut Advent untuk melihat pentingnya Sabat Alkitab, hari ketujuh dalam satu minggu. Penerimaan akan kebenaran tentang Bait Suci surga dilabuhkan dalam pengalaman tahun 1844 “melibatkan pengakuan ten-tang pernyataan hukum Tuhan dan kewajiban Sabat dalam hukum ke-empat.” (The Great Controversy, hlm. 435).
Baru dalam artikel J.N Loughborough di tahun 18545 pemulihan Bait Suci dihubungkan dengan peka-baran saat penghakiman sebagaimana dikuman-dangkan dalam pekabaran malaikat pertama dalam Wahyu 14. Baru setelah James White menulis artikel dalam Review di tahun 1857,6 konsep-konsep ten-tang penghakiman pemeriksaan, pemulihan Bait Suci, dan pekabaran saat penghakiman digabung-kan dan ditetapkan secara permanen dalam pemi-kiran orang-orang Advent Hari Ketujuh.
Maka, sekelompok orang Advent pasca-1844 ber-gerak dari satu hubungan Alkitab kepada yang beri-kutnya: dari penentuan tentang Bait Suci surga yang disebutkan dalam Daniel 8:14, kepada pemahaman tentang Bilik Maha Suci di dalam Bait Suci tersebut sebagai tempat di mana Kristus melaksanakan peran baru sebagai Imam Besar sejak 1844; kepada penga-kuan bahwa penurutan akan hukum Tuhan dalam kepenuhannya adalah berhubungan langsung dengan terang baru tentang ajaran Bait Suci; kepada kesa-daran bahwa kebenaran-kebenaran khusus yang disampaikan dalam pekabaran tiga malaikat dalam Wahyu 14 bersamaan dengan perluasan pemahaman mereka tentang kebenaran-kebenaran tentang Bait Suci. Penanggalan 1844 secara historis melabuhkan ajaran tentang penghakiman pemeriksaan, atau pra-Advent, dan awal dari saat penghakiman yang diu-mumkan oleh malaikat pertama dalam Wahyu 14.
Hubungan antara ajaran tentang Bait Suci dan peka-baran tiga malaikat dalam Wahyu 14 memberi daya dorong baru bagi sekelompok orang muda Advent yang sekarang menjadi pemelihara Sabat.7
Anggota gerakan Advent yang semakin berkembang merasakan kesegeraan yang tersirat dari hidup di masa penghakiman, ketika catatan kehidupan dari semua orang saleh di bumi ini, yang telah mati mau-pun yang masih hidup, akan dihakimi dalam peng-adilan surgawi. Mereka telah mengalami sukacita dalam mengabarkan pekabaran malaikat pertama sebelum 1844; sebagian orang menjadi percaya, selanjutnya mereka mengabarkan pekabaran malai-kat kedua selama musim panas 1844, “Babel telah rubuh” ketika banyak dari mereka dikeluarkan dari gereja mereka sendiri. Dan sekarang, dengan wawas-an baru mereka tentang urutan yang teratur tentang tiga pekabaran itu, ditambah dengan kesadaran mereka tentang penekanan kepada peringatan dalam pekabaran malaikat yang ketiga melawan penyem-bahan “binatang dan patungnya” dan pujian kepada mereka yang “memelihara hukum Tuhan, dan iman kepada Yesus”—landasan dasar bagi gereja yang semakin bertumbuh telah terbentuk.
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   12


Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət