Ana səhifə

Doa dan kelompok doa pesan-Pesan Bunda Maria Tentang Kelompok Doa Disusun oleh


Yüklə 203.5 Kb.
səhifə6/15
tarix26.06.2016
ölçüsü203.5 Kb.
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   15

Kita Harus Latih (Berdoa) Seperti Seorang Atlet


Seperti seorang atlet, kita harus latih (berdoa) setiap hari. Seorang atlet, untuk bisa siap bertanding, harus berada dalam kondisi sehat ( ada dalam rahmat ) dan tidak boleh membiarkan diri tertekan, cemas dan lemah (tergoda). Seorang atlet, pada saat bertanding, lalu akan menampilkan kemampuan terbaiknya ( doa sepanjang hidup). Seorang atlet tidak pernah berhenti berjuang (melawan setan) dan tahu bahwa di akhir pertandingannya, dia akan bersuka ria dan puas dengan penampilannya (Allah mencintai engkau).

Sebuah Kisah Sejati Yang Perlu Kita Tiru Tentang Doa Dari Hati


Berikut ini adalah kesaksian seseorang yang pernah merasa begitu tertekan. Kisah ini menujukkan bagaimana proses doa dari hati bisa bertumbuh:

"Kehidupan saya dulu penuh dengan kesedihan, keputusasaan, kepahitan, ketakberdayaan dan tekanan. Saya merasa tidak berarti sejak masakecil saya. Perasaan bersalah dan tertekan menyertai saya dari masa kecil sampai masa dewasa. Karena lingkungan hidup saya, saya merasa bahwa saya tidak bisa membina persahabatan yang tulus dengan sesama, atau malah lebih buruk, saya lebih tahu membenci daripada mencinta.

Saya nikah, mempunyai empat orang anak, dan mempunyai pekerjaan yang menyita hampir semua waktu, tenaga dan pikiran saya. Saya terperangkap dalam apa yang kini saya lihat sebagai persaingan yang tak sehat _ saya tidak pernah puas dengan apa yang telah saya miliki, saya selalu mau lebih, entah itu keberhasilan, uang ataupun barang duniawi lainnya.

Saya tidak tahu bagaimana menikmati sesuatu yang saya miliki. Saya mencapai titik yang paling rendah tahun lalu ketika saya diberitahukan berada dalam keadaan tertekan secara klinis yang mengarah kepada bunuh diri. Dalam keadaan demikian saya menolak perawatan rumah sakit karena saya tidak mau pekerjaan saya terganggu.

Pada saat itulah Medjurgorje masuk ke dalam kehidupan saya. Seorang wanita, salah seorang kerabat kerja saya, menceritakan kepada saya bahwa dia telah bertemu dengan seorang sahabat perempuannya yang mau pergi ke Medjurgorje, dan mengajak saya untuk pergi bersama mereka. Karena saya belum pernah mendengar tentang Medjorgorje, saya ingin tahu dan mau bertemu dengan mereka. Sahabat teman saya itu telah pergi ke sana beberapa kali dan menyampaikan kepada saya semua kejadian yang sedang terjadi di sana. Saya merasa begitu tertarik, dan dia lalu menawarkan untuk membawa serta rosario saya bersamanya supaya bisa diberkati di sana. Dengan kehidupan saya yang begitu sibuk saat itu, saya agaknya tidak terlalu peduli dengan cerita teman itu. Namun sesudah itu saya merasa tertarik dan berpikir lebih jauh tentang hal itu.

Saya mulai berdoa _ karena saya tidak tahu lagi harus berbuat apa selain itu. Selama beberapa waktu memang tidak banyak hal yang terjadi, namun saya terus berdoa dan meningkatkan jumlah waktu yang saya pakai untuk doa malah tanpa saya menyadarinya. Saya berdoa memohon petunjuk, pengampunan dan pembaharuan iman. Pada salah satu kesempatan doa saya, saya merasa ada suatu kekuatan bathin (inner strength ) yang menarik saya ke dalam, menyentuh jiwa saya. Saya tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya dalam hidup saya. Pada saat saya bertanya-tanya dalam hati mengapa saya tidak penah bisa menemukan Allah, ketika itulah saya mendengar jawaban dari dalam diri saya sendiri bahwa sesungguhnya saya telah menemukan Dia. Tetapi bagaimana saya bisa?

Saya merasa diri begitu tak layak, begitu berdosa dan begitu tidak peduli dengan cinta Allah. Bagaimana Dia bisa mengampuni saya? Terasa jiwa saya menjawab bahwa Dia telah mengampuni saya dan saya sebaiknya berhenti menyiksa jiwa saya sendiri.

Saya sadar bahwa penyembuhan berawal dalam cinta, namun saya berpikir dalam hati bahwa saya tidak tahu mencinta. Seumur hidup ini saya telah membangun tembok pengaman di seputar saya untuk menghindari saya terkena luka, namun rasanya saya juga telah kehilangan perasaan dan diri saya sendiri dalam proses tesebut. Untung jawabannya terasa begitu jelas. Belajarlah mencintai Allah dengan segenap hatimu, mencintai keluargamu, para sahabatmu, tatangga-tetanggamu, dan mulailah dengan belajar untuk mencinta_ MENCITA.

Bagi saya ini merupakan sebentuk terobosan yang utama. Saya mulai dengan menciptakan suasana kasih dalam keluarga saya, dan pada saat-saat seperti itu saya merasa seperti seorang anak yang dibimbing langkah demi langkah. Saya merasa bahwa setelah sebuah langkah terlewati, sebuah langkah baru muncul dalam benak saya. Bagaimanapun saya selalu tahu apa yang harus saya lakukan selanjutnya. Saya mulai mampu melihat harapan dan kebaikan-kebaikan yang pernah saya nikmati dalam hidup saya. Saya memohon ampun atas segala salah dan dosa yang telah mengganggu diri saya selama bertahun-tahun. Pada setiap langkah, saya merasa diri saya berada semakin dekat dengan Tuhan dan Bunda kita. Sayapun kini sedang membina hubungan baik saya dengan Gereja, dan di atas segalanya, saya kni memiliki cinta yang begitu tak terhitung nilainya. Tampaknya malah berkelimpahan.

Sayapun akan tetap mencoba untuk menjalani kehidupan saya dengan segala bentuk penderitaan dan kemalangan serta tekanan yang saya hadapi untuk bisa tiba pada apa yang kini saya telah miliki _ kebahagiaan dan kegembiraan bathin yang sempurna.”


Cerita yang menakjubkan ini menunjukkan betapa Allah begitu mencintai kita dan betapa Dia mau mengampuni kita. KebijaksaanNya adalah yang terbaik bagi kebahagiaan kita.

Demikianlah kiranya kita harus berdoa dari hati. Kepada Allah kita tidak boleh hanya mengomat-ngamitkan bibir semata. Doa lebih daripada rangkaian kata-kata semata-mata. Doa seharusnya berasal dari hati. Allah menghendaki kita mulai berdoa dengan hati kita dan bukan hanya dengan kata-kata semata-mata. Dia ingin kita berlutut atau duduk dengan tenang dan mulai secara sadar meresapi kehadiranNya. Dia tidak berada jauh dari kita. Dia begitu dekat dengan kita, karena itu betapa baik bila kita duduk dengan tenang dan meresapi kehadiranNya, untuk mengatakan, “Tuhanku, aku mencintaiMu,” dengan sungguh-sungguh dari lubuk hati yang paling dalam dan bukan hanya sekedar mengucapkannya sebagai suatu kebiasaan tanpa makna. Suasana seperti itu bak duduk bersama dengan seseorang yang kita kasihi tanpa bercakap-cakap, karena cinta yang telah terbina di antara kita. Sungguh ada banyak kesukaan dalam bentuk doa seperti ini.




1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   15


Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət