Ana səhifə

Bahaya Para Pengklaim Yang Berloyalitas Kepada Thoghut Hukum Penghati-hatian Manusia Dari Kesesatan Firqah Jaamiyyah & Madkhaliyyah


Yüklə 185 Kb.
səhifə2/2
tarix26.06.2016
ölçüsü185 Kb.
1   2
> (Tahqiq dan ikhraj Asy-Syaikh Falih Al-Harbiy).” Dan sampai pada kesimpulan berikut ini: “Pemberitahuan pemerintah dan pihak-pihak yang berwenang oleh Ahlul Wala’ Al-Ikhlas (orang-orang yang memiliki loyalitas penuh) akan pentingnya memberikan tembusan kepada Departemen Luar Negeri sebelum pencalonan atau penunjukan atau penaikan jabatan atau pengangkatan siapa saja di markaz-markaz yang sensitif, dan menanyakan prihal keadaannya dan hakikat setatusnya dan loyalitasnya juga sejauh mana manfaatnya serta keshalihannya” dan mendorong dengan sangat agar menghubungkan Dinas Keamanan Negara dengan masyayikh ahlil wala’ dari kalangan salafiyyun tulen dan secara khusus di antara mereka penduduk Madinah Nabawiyyah karena mereka memiliki peran masa lalu yang tidak samar terhadap seorang pun“ (sesuai ucapannya).

Dengan hal ini selesailah pemaparan laporan salafi intelejen untuk diserahkan langsung kepada Mendagri Negara Islam terbesar dalam sejarah ini sang pendekar yang banyak pengalaman, yang hebat lagi disegani, dan pemimpin yang penuh pengetahuan, serta ahlil hadits yang kritis Fadhilatul Imam Al Akbar Nayef Ibnu Abdul Aziz, dan hiduplah salafiyah ahlu wala. Dan yang memiliki beberapa poin penting terhadap laporan ini, saya ringkaskan bagi mereka :

Pertama :Sesungguhnya apa yang dilakukan para ‘Umala (boneka/ kaki tangan) itu adalah natijah sunaniyyah bagi orang yang meyakini kepemiminan Dinasti Sa’ud atau kepemimpinan para penguasa kafir murtad lainnya. Ini adalah taqrir (laporan) untuk Saudi, dan ia memiliki contoh yang banyak bagi orang-orang Al Jazair, Libia, Yordania, Mesir dan Suriyah. Sesungguhnya bila seseorang meyakini keabsahan loyalitas kepada para penguasa itu, maka dia tidak akan enggan untuk menjadi mata-mata bagi mereka terhadap kaum muslimin, dan dia tidak akan merasa berdosa dan menyesal, oleh sebab itu dan seyogyanya hati-hati dari macam pemikiran ini.

Ke dua : Pemerintah thoghut Saudi telah mampu memperalat banyak syaikh-syaikh salafiy didunia ini sebagai ‘umala baginya, mereka menulis untuknya laporan-laporan keamanan tentang kegiatan gerakan-gerakan Islam. Ini adalah sama seperti itu merupakan natijah sunaniyyah (hasil yang bersifat ketentuan Allah karena sebab akibat). Di mana sesungguhnya salafiy, siapa saja dia dan dari negara mana saja, yang mayakini ketokohan Abdul Aziz ibnu Baz, Muhammad ibnu Shalih Al Utsaimin, Al Luhaidan, Al Fauzan, Rabi’ Al Madkhaliy, maka pada akhirnya dia akan meyakini kepemimpinan dinasti Sa’ud, karena syaikh-syaikh mereka itu meyakini loyalitas dan taat kepada dinasti Sa’ud, maka pemimpin (imam) syaikh saya adalah pemimpin saya, dan pemimpin Ibnu Baz adalah pemimpin salafiyyin, oleh sebab itu maka Fahd Ibnu Abdul Aziz adalah imam kaum salafiyyin di alam ini, karena dialah pemimpin yang resmi dan syar’i bagi masyayikh salafiyyah gaya baru. Di sana kita jangan heran dari keberadaan para pencari ilmu salafiyyin dari Al Jazair, Libiya, Yordania, Mesir, Suriyah, India, Pakistan, dan Negara-negara lainnya sebagai ‘umala bagi dinasti Sa’ud sebagai pengamalan kaidah yang lalu.

Ke tiga : Sesungguhnya di sana ada perbedaan antara pencari ilmu yang menyelisihi dengan ‘amiil (boneka/ antek/ kaki tangan) yang mencari upah, sedangkan salafiyun itu telah menjadi ‘umala yang mencari upah dan atas pandangan ini maka kita wajib mendebat mereka tidak atas dasar perselisihan dalam sisi pandangan dan perbedaan manhaj, namun kita selalu wajib mengingat perbedaan ini dalam diskusi dan adu argument, dan ia sangat penting sekali. Dan salafiyyin macam ini wajib kita letakkan pada barisan ‘umala murtaziqin (antek-antek yang mencari upah), bagi mereka apa yang bagi mereka dan atas mereka apa yang atas mereka tanpa sungkan dan tanpa taqiyyah.

Ke empat : sesungguhnya apa yang kami katakan adalah hakikat dan realita, karena banyak dari aktifitas-aktifitas dan pergerakan–pergerakan telah terbongkar keberadaannya dan terungkap kerahasiaannya lewat cara ‘umala salafiyyin ini, dan contoh sangat banyak di kantong ini, dan diantaranya laporan ini padahal masih ada yang lain, karena sesungguhnya di depan saya ada laporan keamanan lainnya milik Syaikh Doktor Aman Al Jaamiy dan syaikh kaum salafiyyin yang dia sampaikan kepada Sulthon Ibnu Abdul Aziz dan darinya kepada pemimpin salafiyyin Fahd Ibnu Abdil Aziz yang merupakan saksi terbesar dalam hal ini.

Maka hati-hatilah dari salafiyyin yang busk ini, dan kami dalam lembaran-lembaran ini tidak bisa membongkar nama-nama ‘umala itu, baik itu sosok maupun yayasan, akan tetapi saudaraku tidak akan kehilangan dari tanda-tanda dan bukti-bukti mereka untuk mengetahui perkumpulan-perkumpulan dan sosok-sosok ini “. Selesai secara ringkas dari Maqalat Baina Manhajain, makalah no 76.

Di antara bid’ah mereka juga adalah menyelarasi khawarij dan mu’tazilah dalam bid’ah menjadikan imam atau kepemimpinan pada selain Quraisy.

Karena penggelaran mereka kepada Fahd Ibnu Abdul Aziz dengan gelar imamul muslimin, adalah mereka dengan hal itu hanya meniti manhaj khawarij dan mu’tazilah dalam hal tidak menganggap pensyaratan Quraisyiyyah dalam imam. Silahkan rujuk dalam hal itu Shahih Al Bukhariy : Kitabul Ahkam (bab: Al Umara min Quraisy ), dan yang lainnya berupa kitab-kitab hadits dan fiqh dan Al Ahkam As Sulthoniyyah, karena ia adalah suatu yang terkenal yang tidak susah dalam perujukannya, bahkan Al Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Barii menukil dari Al Qadhi Iyadh: [persyaratan keberadaan imam sebagai orang Quraisy adalah madzhab ulama seluruhnya dan mereka menganggapnya sebagai bagian masalah yang diijmakan, dan tidak dinukil dari salah seorang salafpun penyelisihan di dalamnya, dan begitu juga orang-orang yang sesudah mereka di seluruh pelosok negeri. Berkata: dan tidak dianggap dengan pendapat khawarij dan orang yang menyepakati mereka dari kalangan mu’tazilah ]. (13/91).

Di samping bahwa para thoghut mereka itu tidak mengantongi satupun dari syarat-syarat imamah, di mana masalahnya tidak terbatas pada syarat quraisiyyah saja !! akan tetapi tidak ada akal, tidak ada keIslaman, tidak ada keilmuan bahkan tidak ada harga diri atau kejantanan….

Maka mereka dengan hal ini lebih buruk daripada khawarij, karena khawarij tidak memperbolehkan kepemimpinan orang kafir dan murtad sebagaimana yang mereka lakukan !!

Perhatikanlah, berapa dari sifat-sifat khawarij dan manhaj mereka itu terhadap du’at; kemudian engkau melihat mereka menuduh para du’at yang tulus dan yang menjihadi para thoghut mereka sebagai khawarij dan takfiriyyun.



Mereka menuduhnya secara aniaya dan sesuatu yang mereka utama dengannya untuk menjauhkan darinya perbuatan orang-orang yang aniaya atau seperti ungkapan: lempar batu sembunyi tangan.

  • Di antara bid’ah mereka adalah mengeluarkan masalah tauhidullah dalam perbuatan hukum dan putusan (hukum)–atau yang lebih dikenal dalam istilah-istilah orang-orang sekarang dengan hakimiyyah– dan memisahkannya dari tauhid, serta menganggapnya termasuk bid’ah yang di ada-adakan, bahkan menganggap orang-orang yang memperhatikan rukun yang agung dari rukun-rukun tauhid ini sebagai bagian orang yang menyelarasi syi’ah dalam aqidah-aqidah mereka yang busuk dalam hal imamah. Lihat ucapan Rabi’ ibnu Hadi Al Madkhaliy dalam kitabnya (Manhajul Anbiya Fit Dakwah Ilallah) dan pengekoran muridnya Ali Al Halabiy kepadanya dalam hal itu dalam kitabnya (At Tahdzir Min Fitnati Takfier), dan keduanya telah melakukan pengkaburan dan manipulasi, di mana dia bersandar dalam mengecam orang-orang yang memperhatikan rukun tauhid yang sangat kokoh ini kepada ucapan Syaikhul islam ibnu Taimiyyah dalam bantahannya kepada rafidlah perihal aqidah imamah dengan rincian-rinciannya yang sesat lagi rusak bagi mereka sebagaimana dalam Minhajus Sunnah9.

  • Dan di antara bid’ah mereka adalah tidak mengudzur para du’at dan mujahidin dalam takwil atau kekeliruan dalam masalah-masalah yang samar atau rumit atau yang tidak di ketahui kecuali lewat penyampaian dan hujjah risaliyyah dan yang lainnya yang di udzur ahlis sunnah; dan mengudzur para thoghut dan orang-orang kafir dengan kekafiran mereka yang nyata dan kemurtadan mereka yang berlapis dan membuat menambalan bagi mereka dengan berbagai cara dari mereka. Dan hal itu tampak dengan jelas pada serangan Al-Madkhaliy yang nampak dan setiap orang yang berjalan di atas manhajnya terhadap Syaikh mujahid Sayyid Qhutub rh dalam tulisan-tulisan mereka.

Setiap orang yang memiliki hak untuk bertanya dengan penuh kebebasan: Apakah kejahatan-kejahatan Sayyid dan kekeliruan-kekeliruannya lebih besar dan lebih dahsyat menurut Al Mariq (orang-orang yang lepas dari dien) ini dan para pengekornya dari pada kekafiran-kekafiran dan kejahatan-kejahatan Waliyyul Khamri Fahd Imam aliran Al-Madkhaliyyah dan Jaamiyyah??? Sampai Fahd juga para thoghut lainnya selamat darinya dan dari lisannya yang panjang serta kritikannya yang tidak bermutu; namun tidak selamat darinya Sayyid rh…

SUBHAANALLAH !!!

Fahd…, mereka membuat tambalan baginya, undang-undangnya, ribanya, kejahatan-kejahatannya, tawallinya kepada kaum musyirkin timur dan barat, dan tahakumnya kepada lembaga-lembaga hukum thoghut regional dan internasional. Mereka membela-bela tentang prihal pemakaian salib dan pembunuhannya kepada muwahhidin mujahidin, dan semua itu untuk Fahd mereka dan jalan-jalan keluar yang baik, tarqi’at (penambalan–penambalan) dan pentakwilan–pentakwilan yang bisa dicerna; adapun beberapa kekeliruan Sayyid dan pentakwilan-penntakwilan serta kekeliruan-kekeliruannya yang padahal Ahlus Sunnah meng’udzur dengannya maka tidak cukup untuknya dan tidak membuat mesin tambal yang bisa membuat penambalan bagi kekafiran-kekafiran Fahd dan para pemimpinnya serta gembong kemurtadan lainnya !!

Syaikh Bakr Abu Zaid berkata dalam surat yang ia tujukan kepada Rabi’ Ibnu Hadi Al Madkhaliy seputar beberapa tulisan Al Madkhaliy dan serangannya yang terang-terangaan terhadap Sayyid rh :

[Maka saya mengisyaratkan kepada keinginan anda agar saya membaca kitab yang dilampirkan <>…apakah ada catatan terhadapnya, kemudian catatan-catatan ini apakah menggugurkan proyek ini sehingga ia dilipat dan tidak dilanjutkan, ataukah ia termasuk yang mungkin diperbaiki sehingga kitab itu menjadi kuat setelah dicetak dan disebarkan dan menjadi simpanan bagi anda di akhirat serta sebagai penerang bagi orang yang Allah kehendaki dari kalangan hamba-hambanya di dunia, oleh sebab itu saya memberikan catatan-catatan berikut ini:



  1. Saya melihat di awal halaman dari daftar isi maka saya mendapatkannya judul-judul yang mengumpulkan pada Sayyid Quthb rh pokok-pokok kekafiran, ilhad dan kezindiqan ; berfaham wihdatul wujud, berpaham bahwa Al Qur’an itu makhluk, membolehkan bagi selain Allah untuk membuat hukum, ghuluwwnya dalam mengagungkan sifat Allah ta’ala, tidak menerima hadits-hadits mutawatir, membuat keraguan prihal urusan-urusan Aqidah yang wajib dipastikan, mengkafirkan seluruh masyarakat…, serta judul-judul yang merinding darinya kulit orang-orang yang beriman …

Dan anda menyayangkan keadaan ulama kaum muslimin di seluruh belahan bumi yang tidak mengingatkan terhadap tersabarnya bahaya besar yang membinasakan ini …Dan bagaimana menggabungkan antara hal ini dengan tersebarnya buku –buku Sayyid di pasaran seperti tersebarnya (sinar) matahari dan mayoritas mereka mengambil faidah darinya, termasuk kamu dalam beberapa tulisanmu, di sisi ini saya menyimpulkan dengan cara penyelarasan antara judul dan isi, maka ternyata saya mendapatkan berita didustakan oleh berita, serta akhirnya secara umum adalah judul-judul yang bersifat sentiment yang memancing pembaca biasa untuk mencela-cela Sayyid Quthub rh, dan sesungguhnya saya tidak menyukai bagi saya, bagi anda, dan bagi setiap muslim tempat-tempat dosa dan kenistaan, dan termasuk ketertipuan yang mengerikan adalah seseorang menghadiahkan kebaikan-kebaikannya kepada dia, yakni kebencian dan permusuhannya.

  1. Saya (telah) melihat, maka saya melihat buku ini tidak memiliki [ metode kritik (manhajun Naqdli), amanah penukilan dan keilmuan, dasar-dasar kajian ilmiyyah, kaidah ilmiyyah (pengetahuan masalah diniyyah), dan tidak mencerna Al Haq ].

Adapun Etika hiwar (diskusi) dan ketinggian uslub (susunan kata serta kekuatan pemaparan, maka sama sekali tidak ada dalam buku itu dan inilah buktinya :

Pertama : Saya melihat patokan dalam penukilan adalah dari buku Sayyid rh dari cetakan-cetakan lama seperti Azh-Zhilal dan Al-Adalah Al Ijtima’iyyah padahal anda mengetahui sebagaimana dalam catatan kaki hal 29 dan yang lainnya, bahwa ia memiliki cetakan-cetakan… edisi revisi yang terakhir, sedang kewajiban sesuai dasar-dasar kritik dan amanah ilmiyyah dalam pengarahan kritikan bila terhadap teks adalah dari cetakan terakhir bagi setiap kitab, karena apa yang ada didalamnya berupa revisi adalah menghapuskan apa yang ada dalam cetakan-cetakan yang lalu, dan ini insya Allah Ta’ala tidak samar terhadap pengetahuan-pengetahuan dasar anda, akan tetapi mungkin saja ia adalah kekeliruan murid yang menghadirkan materi-materi itu kehadapan anda dan dia belum mengetahui hal ini ?? Dan tidak samar bahwa hal ini memiliki hal-hal serupa pada ahli ilmu, umpamanya kitab Ar-Ruh karya Ibnu Qayiim, tatkala sebagian mereka melihat apa yang dia lihat di dalamnya, maka ia berkata: mungkin di awal kehidupannya, dan begitulah di tempat-tempat milik yang lainnya, sedangkan Al-Adalah Al Ijtimaiyyah adalah kitab yang paling pertama Sayid Quthub tulis dalam materi keIslaman, wallahul musta’an.

Ke dua : Sungguh kulit saya merinding saat saya membaca dalam daftar isi buku ini ucapan anda (Sayyid Quthb Membolehkan bagi selain Allah untuk membuat hukum), maka saya bergegas membaca materi itu sebelum materi yang lainnya, namun ternyata saya melihat ucapan seluruhnya adalah satu nukilan untuk berbagai baris dari kitabnya Al- Adalah Al ijtimaiyyah, dan ucapannya ini tidak menyambung dengan judul yang sentiment ini. Dan taruhlah di dalamnya ada ungkapan yang seolah memberi anggapan ke sana atau yang muthlaq, maka kenapa kita menggiringnya kepada suatu yang mengkafirkan yang menyapu apa yang Sayyid rh bangun hidupnya diatasnya dan dia goreskan penanya dalam dakwah kepada tauhidullah ta’ala dalam (hukum dan tasyri’) dan (dalam) penolakan pembuatan Qawanin Wadl’iyyah serta penghadangan di hadapan para pelaku hal itu. Sesungguhnya Allah mencintai keadilan dan obyektifitas dalam segala sesuatu dan saya tidak memandang anda Insya Allah kecuali dalam sikap kembali kepada keadilan dan inshaf (obyektifitas).

Ke tiga : dan di antara judul-judul yang bersifat sentiment adalah ucapan anda : (Sayyid Quthub berpaham wihdatul wujud). Sesungguhnya Sayyid rh mengucapkan ungkapan yang mutasyabih yang termakan ushlub tafsir Surat Al-Hadid dan Al-Ikhlas, dan ini telah dijadikan patokan dalam penyandaran pendapat wihdatul wujud kepadanya dan anda telah bagus saat menukil ucapannya dalam tafsir Surat Al Baqarah berupa bantahannya yang jelas lagi tegas terhadap pemikiran wihdatul wujud, dan diantaranya ucapan dia: <wihdatul wujud >> dan saya menambahkan anda bahwa dalam kitabnya (Muqawwimat at Tashawwur al Islamiy) terdapat bantahan yang memuaskan terhadap para penganut paham wihdatul wujud. Oleh sebab itu maka kami mengatakan semoga Allah mengampuni Sayyid pada ucapannya yang mutasyabih yang ia cenderung di dalamnya dengan sebab uslub yang memuat banyak ungkapan di dalamnya…. Dan suatu yang mutasyabih itu tidak bisa melawan teks yang tegas lagi pasti dari ucapannya, oleh sebab itu saya mengharapkan untuk segera menghapus pengkafiran secara mu’ayyan kepada Sayyid rh, dan sesungguhnya saya mengkhawatirkan dirimu.

Ke empat : Di sini saya katakan kepada anda yang mulia dengan penuh kejelasan sesungguhnya engkau di bawah judul-judul ini (penyelisihan dalam tafsir laa ilaaha illallah terhadap ulama dan ahli bahasa serta ketidakjelasan Rububiyyah dan Uluhiyyah pada Sayyid), saya katakan wahai saudara tercinta, telah menghempaskan tanpa ketelitian semua apa yang ditetapkan Sayyid rh berupa pilar-ilar tauhid dan konsekuensi-konsekuensinya serta keharusan-keharusannya yang telah menjadi ciri yang nampak dan jelas dalam kehidupannya yang panjang, maka semua yang anda utarakan digugurkan dengan satu kalimat, yaitu bahwa tauhidullah dalam hukum dan tasyri’ adalah termasuk konsekuensi kalimat tauhid, dan Sayyid rh banyak menekankan kepada hal ini karena ia melihat kelancangan yang amat busuk terhadap pengguguran tahkim syari’at Allah dari peradilan dan yang lainnya serta penempatan qawanin wadl’iyyah sebagai pengganti dari syari’at. Dan tidak ragu lagi bahwa ini adalah kelancangan yang besar yang tidak dialami oleh umat Islam dalam perjalanannya yang panjang sebelum tahun 1342 H.

Ke lima: Dan di antara daftar isi (Pernyataan Sayyid bahwa Al-Qur’an itu makhluk dan bahwa firman Allah adalah ungkapan dari keinginan).

Tatkala saya merujuk kepada lembaran-lembaran tersebut ternyata saya tidak menemukan satu hurufpun yang dengannya Sayyid rh tegas mengatakan : (Al-Qur’an makhluk); bagaimana terjadi sikap mempermudah menuduh dengan tuduhan mukaffirat ini. Sesungguhnya ucapan paling parah yang saya lihat padanya adalah pemeralan dalam uslub, seperti ucapannya (akan tetapi mereka tidak kuasa menyusun darinya –yaitu huruf-huruf yang terputus-putus– kitab seperti ini karena ia berasal dari buatan Allah bukan dari buatan manusia). Dan ia adalah ungkapan yang tidak ada keraguan dalam kekeliruannya, akan tetapi apakah lewat ucapan itu kita memvonis bahwa Sayyid mengucapkan ucapan kekafiran ini (Al-Qur’an makhluk). Ya Allah sesungguhnya saya tidak mampu menanggung tanggung jawab hal itu, dan hal ini telah mengingatkan saya dengan ucapan Syaikh Muhammad Abdul Khaliq Adhimah rh dalam muqaddimah kitabnya “Dirasaat fi Uslubil Qur’anil Karim” yang dicatatat dengan restu Universitas Islam Imam Muhammad Ibnu Su’ud, maka apakah kita menuduh sama dengan keyakinan Al-Qur’an makhluk, tidak sama sekali. Dan ini dirasa cukup dari sisi isi dan inilah yang penting.

Dan dari sisi lain saya beri catatan-catatan berikut ini :

Tulisan asli tangan kitab ini berkisar pada 161 halaman, dan ia adalah tulisan tangan yang berbeda-beda, dan saya tidak mengetahui darinya satu halaman pun dengan tulisan anda sendiri seperti biasanya, kecuali bila tulisan anda berbeda-beda, atau tersamar atas saya, atau bisa jadi sejumlah mahasiswa di tugaskan untuk mengkoreksi kitab-kitab Sayyid Quthub rh kemudian setiap mahasiswa merngeluarkan apa yang tampak di hadapannya di bawah bimbingan anda, atau dengan dikte anda.

Oleh sebab itu saya tidak bisa memastikan dari penyandaran kepada anda kecuali apa yang anda tulis di atas alur kebiasaan susunan anda. Dan ini bagi saya cukup dalam pencarian kepastian prihal diri anda yang mulia.

Walaupun tulisan-tulisan itu beraneka ragam akan tetapi [sesungguhnya kitab ini dari awal sampai akhir berjalan di atas satu alur yaitu ia itu dengan nafas yang penuh amarah dan pengobaran emosi yang terus menerus serta terkaman terhadap nash (teks) sampai terlahir darinya kesalahan-kesalahan yang besar, dan menjadikan tempat banyak kemungkinan dan ucapan yang mutasyabih sebagai tempat kepastian yang tidak menerima bantahan …. Dan ini adalah pelanggaran terhadap metode pengkritikan : pengelakan ilmiyyah.

Dari sisi bentuk ungkapan bila dibandingkan antara ia dengan uslub Sayyid rh, maka uslub kitab itu turun kebawah sedangkan Sayyid sangat tinggi. Dan bila kami menganggapnya berasal dari diri anda yang mulia maka ia adalah uslub I’dadiy (ungkapan anak i’dad lughawiy) yang tidak pantas muncul dari pencari ilmu yang telah meraih gelar doktoral. Harus ada kesepadanan kemampuan dalam dzauq adabiy (perasaan yang bersifat sastra bahasa), kemampuan terhadap balaghoh dan bayan, serta baiknya pemaparan. Dan kalau tidak maka pecahkan saja penanya.

Sungguh uslub pengobaran emosi dan kecemasan telah mendominasi sehingga mengalahkan metode keilmuan yang bersifat kritik dan oleh sebab itu bantahan ini kehilangan etika diskusi.

Dalam buku ini dari awal sampai akhir yang ada hanyalah serangan emosional dan kesempitan dalam ungkapan, maka kenapa ini…? Buku ini menggeliatkan hizbiyyah baru yang menumbuhkan pada jiwa para pemuda kecenderungan pemikiran untuk mengharamkan suatu kesempatan dan kebalikannya pada kali yang lain dan bahwa ini adalah bid’ah dan itu ahli bid’ah, dan ini adalah kesesatan dan itu orang yang sesat, sedangkan tidak ada bukti yang cukup untuk membuktikan. Dan ia melahirkan sikap kepongahan tadayyun (merasa paling taat) dan merasa lebih tinggi seolah seseorang saat malakukan perbuatannya ini meletakkan beban dari punggungnya yang mana dia telah merasa lega dari beban (untukl) membawanya, dan bahwa ia menyelamatkan umat dari keterpurukan jurang, serta bahwa ia dalam pertimbangan orang lain telah melingkar dalam sikap wara’ dan ghirah terhadap batasan-batasan syari’at yang suci. Dan ini tanpa ada pelurusan pada hakikatnya adalah penghancuran, dan bila dianggap sebagai pembangunan bangunan yang tinggi, maka sebenarnya ia itu sedang menuju kepada keterjatuhan terus terhempas rata dibawa angin yang kencang.

Ini adalah enam ciri yang dimiliki kitab ini sehingga ia menjadi tidak indah. Ini adalah yang nampak bagi saya sesuai permintaan anda, dan saya mohon maaf dari keterlambatan jawaban, karena sebelumnya saya tidak memiliki perhatian untuk membaca buku-buku orang ini meskipun ia banyak di tangan manusia, akan tetapi dahsyatnya apa yang anda sebutkan telah mendorong saya untuk membacanya berkali-kali pada seluruh hampir buku-bukunya, ternyata saya mendapatkan di dalam kitab-kitabnya kebaikan yang banyak, keimanan yang cerah dan kebenaran yang terang serta uraian yang membongkar tipu daya musuh terhadap Islam, di atas kekeliruan-kekeliruan dalam penguraian ucapan-ucapannya dan penuturan ungkapan-ungkapannya yang andai kata saja dia tidak mengucapkannya. Dan banyak darinya digugurkan oleh ucapannya yang haq ditempat lain, sedangkan kesempatan ini amat sukar, dan Sayyid itu asalnya adalah seorang sastrawan yang kritis, kemudian beralih kepada pengabdian terhadap Islam lewat Al-Qur’an Al-Karim, As-Sunnah yang agung dan sirah nabawiyyah yang harum, maka terjadilah apa yang terjadi berupa sikap-sikap terhadap permasalahan zamannya, dan ia bersikukuh di atas sikapnya di jalan Allah ta’ala, dan membuka lehernya dan di minta darinya untuk menggoreskan dengan penanya ungkapan permintaan maaf, dan dia mengucapkan ungkapannya yang masyhur: “Sesungguhnya jari yang saya angkat untuk syahadat, (saya) tidak akan menulis dengannya ungkapan yang menggugurkan syahadat itu…..”atau ungkapan serupa itu. Maka hal yang wajib atas semua adalah memohonkan ampunan baginya, mengambil faidah dari ilmunya serta menjelaskan apa yang sudah kita pastikan kekeliruannya didalamnya, sedangkan kesahihannya itu tidak mengharuskan diri kita menghalangi diri dari ilmunya dan menjauhi kitab-kitabnya. Anggaplah keadaan dia -semoga Allah membimbingmu- seperti keadaan generasi terdahulu yang telah lalu semacam Abu Ismail Al-Harawiy dan Al-Jailaniy,bagaimana Ibnu Taimiyyah membela-bela keduanya padahal keduanya memiliki kekeliruan yang fatal, karena hukum asal pada jalan kebenaran adalah membela Al-Islam dan As-Sunnah, dan silahkan Manazilus Saairin karya Al-Harawiy rh pasti engkau melihat banyak keanehan yang tidak mungkin diterima, namun demikian Ibnu Qayyim rh mencari udzur dengan sangat baginya dan tidak menuduhnya di dalamnya, dan itu dalam syarahnya Madarijus Saalikin. Dan saya telah menyebarkan dalam kitab “Tashaifun Naas Baina Adh-Dhanni Wal Yaqin” apa yang mudah bagi saya kumpulkan berupa kaidah-kaidah yang baku dalam hal itu.

Dan di akhir, sesungguhnya saya menasehati Fadlilatul Akh Fillah agar mengurungkan niat dari pencetakan buku ini “Adlwaaul Islamiyyah” dan bahwa tidak boleh menyebarkan dan mencetaknya karena di dalamnya terdapat sikap aniaya yang dahsyat dan pelatihan yang keras bagi para pemuda umat ini untuk mencela-cela para ulama, mencerca mereka, dan menjatuhkan derajat mereka serta menjauhi kebaikan-kebaikan mereka. Dan memaafkan saya–semoga Allah memberkati anda- bila saya telah keras dalam ungkapan, karena ia adalah dengan sebab apa yang saya lihat berupa sikap aniaya anda yang sangat dan rasa khawatir saya terhadap anda serta keinginan anda yang sangat untuk mengetahui apa yang ada pada saya prihal hal itu. Pena telah menggoreskan apa yang telah lalu, semoga Allah meluruskan langkah-langkah kita Wassalaamu’alaikum Wa Rahmatullah Wa Barakatuh…

Saudaramu Bakr Abu Zaid.

Maka apa ucapan al Madkhaliy dan bantahannya terhadap ucapan ilmiyyah yang kokoh ini ??

Sungguh ucapannya serupa dengan celaan orang-orang Yahudi kepada Abdullah Ibnu Salam tatkala mengajak mereka untuk mengikuti Al-haq dan Al-Islam, ini setelah ucapan mereka tentang dia sebelumnya : (orang yang paling baik di antara kami dan anak orang yang paling baik di antara kami).



Maka setelah pengagungan, penghormatan, pemuliaan dan pujian yang dilontarkan Al-Madkhaliy bagi Syaikh Bakr Abu Zaid agar dia mendapatkan darinya dukungan dan pujian terhadap celaan-celaannya pada Sayyid, engkau melihatnya mengatakan tentang Syaikh Bakr Abu Zaid –tatkala meleset dugaannya dan putus asa dari dukungannya serta sampainya kepadanya surat ini-: [Sesungguhnya dia termasuk anshar berbagai bid’ah dan pengayomnya, dan dia membela-bela ahli bid’ah dan kebatilan, serta hatinya sakit dengan hawa nafsu] selesai. (Al Naddul Fashl fii raddi ‘ala Bakr Abu Zaid) karya Rabi’ Al-Madkhaliy hal 5 dan hal 98.

  • Dan ketahuilah bahwa masalahnya tidak berhenti bersama kaum mariqah yang sesat dari kalangan jaammiyyah dan madkhaliyyah serta orang yang berjalan di atas jalan mereka itu pada sikap membantu para thoghut yang mereka anggap dengan kesesatan mereka sebagai para pemimpin yang muslim; terhadap seteru-seteru mereka dari kalangan du’at, ulama, dan mujahidin, akan tetapi masalahnya melampaui itu kepada suatu yang lebih buruk dari itu. Di mana saat kaum salibis (Amerika dan yang lainnya) memasuki jazirah Arab pada perang teluk, dan Doktor Safar Al- Hawaliy berkata : “Sesungguhnya Bath adalah musuh kita saat ini, adapun Amerika dan Romawi (yaitu Barat), maka merekalah musuh sampai hari Kiamat.”10 mulailah Muhammad Aman Al-Jaamiy mengarahkan serangannya terhadap Doktor Safar, di mana dendam terhadapnya karena tulisannya dan sikap-sikapnya terhadap tragedi-tragedi ini, sampai pada tahap dia menganggapnya sesat, fasiq dan mencacinya, dia dan Syaikh Salaman Al Audah, padahal sesungguhnya Bath dan para thoghutnya sebelum perang teluk itu adalah tergolong kekasih tercinta para thoghut Al-Jaamiy teman dekat para penguasanya yang mereka membantunya, menyokongnya dan mendukungnya dengan segala bantuan dan dukungan pada perang mereka melawan Iran serta mereka memicingkan pandangan dari permusuhan mereka terhadap Islam dan muslimin serta penyembelihan mereka terhadap orang-orang Islam di Irak dan Kurdistan. Namun saat itu para pengusung bath menurut dinasti Sa’ud !! dan kaki tangannya belumlah kafir dan mulhid !! dan mereka hanya menjadi seperti itu dan kafir saat memusuhi para thoghut dinasti Sa’ud dan dinasti Sa’ud ingin mengkafirkan mereka 11.

Saat itu orang-orang yang sesat itu tidak merasa cukup dengan sikap membela-bela para thoghut pemerintah, akan tetapi mereka melesat membela-bela sekutu-sekutu thoghut itu dari kalangan salibis, dan memuji mereka bahkan mendoakan bagi mereka, sampai-sampai para khotib mereka berkicau di atas mimbar Masjidil Haram seraya mengatakan : [Semoga Allah memberikan Amerika balasan yang baik dari kami ]!! Dan di sisi yang berlawanan engkau melihat mereka mengarahkan serangannya terhadap kaum mujahidin, menjulurkan lidah mereka kepada para du’at yang menetang sikap koalisi bersama salibis dan meminta pertolongan mereka, mereka menghalalkan darah orang-orang yang menjihadi mereka, mendukung para penguasa thoghut, serta membantu para thoghut itu untuk membunuh dan menghukum mati mereka, sebagaimana yang telah lalu sebagai contoh darinya dalam sya’ir Al-Madkhaliy !!

Sesungguhnya mereka telah melampaui khawarij yang sesat dalam kesesatan dan keterpurukan mereka ini, karena khawarij terdahulu, para amir mereka dan para pemimpin mereka tidak memandang boleh berkoalisi dengan orang-orang Romawi dan orang-orang kafir serta memberikan bantuan kepada mereka atas kaum muslimin, akan tetapi hal ini muncul dari kelompok-kelompok yang busuk ini di zaman ini.

Allah-lah tempat meminta pertolongan dan Dia SWT-lah yang dimohon agar menyiapkan bagi dien ini kebaikan urusannya yang mana didalamnya Dia memuliakan orang-orang yang taat kepada-Nya dan Dia hinakan didalamnya orang-orang yang maksiat kepada-Nya, serta Dia kekang orang-orang zindiq dan munafiq didalamnya.

Semoga sholawat dan salam Allah limpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluraganya dan para sahabatnya.



Dikumpulkan oleh : Abu Muhammad ‘Ashim Al-Maqdisiy

Penterjemah berkata : Selesai diterjemahkan Jum’at pagi 9 Dzulhijjah 1427 H


1 Bila masih ragu dan ingin mengetahui, maka lontarkan pertanyaan ini : “Apa hukum berloyalitas kepada pemerintah Indonesia ? Apakah pemerintah ini sah ? Boleh atau tidak kita memeranginya ?” kepada: Yazid Jawwas di Bogor, Abdul Hakim Abdat di Jakarta, Khalid Syamhudi di Solo, Abu Nida di Yogyakarta, dan Abu Haidar di Bandung ! (pent.)


2 Dikeluarkan Al-Bukhariy secara mu’allaq dalam Bab Qatil khawarij wal mulhidin, dari kitab Istitabatul murtadin . dan Al-Hafidh berkata dalam Al-Fath :(di maushulkan oleh Ath-Thobariy dalam musnad Ali dari Tahdzibil Aatsar dan sanadnya shohih) selesai.

3 Yang dia maksud adalah Nayef Ibnu Abdil Aziz, Mendagri Arab Saudi

4 Ali Al-halabiy dan beberapa kawannya kerap kali datang ke Indonesia, pernah memberikan daurahnya di Al-Irsyad Surabaya dan pernah di masjid Istiqlal Jakarta. Saya sendiri pernah diundang untuk menghadiri daurahnya di Surabaya (sewaktu saya masih berada di Ash-Shofwah), tapi saya tidak hadir. Dia banyak digandrungi ustadz-ustadz salafi maz’um dan anak muridnya. Di antara pengagum beratnya adalah Yazid Jawwas (Bogor), Abdul Hakim Abdat (Jakarta), Kholid Syamhudi (Solo), Zainal Abidin, Abu Haidar (Bandung) dan banyak para tokoh murji-ah jahmiyyah lainnya yang mengaku salafi (pent).


5 Jawaban ini bisa dicek dalam kaset dengan suara Al-Halabiy yang berjudul pelajaran ke sebelas dari Syarhus Sunnah karya Imam Al-Barbahari dengan tanggal 30 jumadal ula 1417 H.


6 Dan ini adalah kebiasaan penganut aliran in, mereka menuduh orang-orang yang menyelisihi mereka mengada-ada dusta atas nama mereka, namun alangkah cepatnya Allah mempermalukan mereka dimana Dia menampakkan bahwa merekalah yang tukang dusta dan manipulasi, serta sesungguhnya tepat sekali bagi mereka suatu pribahasa ( lempar batu sembunyi tangan) …Dan termasuk jenis ini perbuatan Al-Halabiy sendiri, di mana telah terbukti darinya bahwa ia berkata : (Salafiyyah kami lebih kuat dari Salafiyyah Al-Baniy),terus tatkala dikatakan kepadanya : sesungguhnya sebagian manusia mengatakan tentang anda bahwa anda telah berkata, salafiyyah kami lebih kuat dari salafiyyah Al-Baniy ; maka dia berkata dengan sikap tidak punya rasa malu yang tiada tandingnya: (Maha Suci Engkau (Ya Allah), ini adalah dusta yang amat besar )!! Perhatikan, padahal sesungguhnya kaset itu ada dengan suaranya, dan telah dikumpulkan oleh Doktor Abdurrazaq Asy-Syayijiy untuk menjelaskan sikap kontradiktif Rabi’.

7 Pertanyaan dan jawaban ini bisa dicek juga di kaset, dan lihat bantahan kami terhadap sebagian manipulasi Al-Halabiy dalam kitab kami “Tabshiru ‘ uqala Bi Talbisaat Ahli Tajahhum Wal Irja”.

8 Buku ini sudah diterjemahkan oleh pengekornya di Solo ( pent ).

9 Saya telah mengisyaratkan kepada manipulasi Rabi’ sejak empat belas tahun yang lalu dalam catatan kaki kitab saya ( Mizanul I’tidal Fi Taqyim Kitab Al Maurid Az Zallal…. )

Adapun Al Halabiy maka saya telah mengingatkan kepada pengekoran dia kepada gurunya dalam hal ini dalam penjelasan manipulasi-manipulasi, talbis-talbis serta permainannya dengan agama Allah dalam kitab saya (Tabshirul ‘Uqala Bi Talbisat Ahlit Tajahum Wa Irja’ )



10 Al-Masyruu Al Ishlahiy Fis Su’udiyyah hal 12, dinukil dari kitab ( Tanqibul Manahij Min Bida’il Khawarij). Dan saya telah memakainya sebagai pembantu dalam banyak tempat, sebagaimana saya meminta bantuan dengan kabar-kabar dari ikhwan kami yang terpercaya di kawasan Teluk dan maghrib (kawasan barat dunia Islam ).


11


1   2


Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©atelim.com 2016
rəhbərliyinə müraciət